Kamis, 21 April 2011

myQuran > Diskusi Khusus > Dunia Dakwah Islam > Nur Muhammad



sahabat
03-01-2010, 01:35
NUR.(arab=Cahaya).

Nur dari secara bahasa adalah Cahaya dimana menyebabkan mata melihat (Al-Mujam Al-Wasit, Ibrahim Anis)
Nur menurut seorang sufi adalah sama seperti diatas hanya berkembang menjadi makna petunjuk dan nalar (Muhammad Mahmud Hujazi)
Didalam kitab tafsir Quran al Mizan (as-Sayyid Muhammad Hussein at-Tabatabaí) Nur adalah sesuatu yang tampak dengan sendirinya, dan juga yang lainnya bersifat sensual menjadi tampak.

Kemudian arti ini berkembang, yaitu setiap indera dipandang sebagai nur atau mempunyai nur, dan dengan hal-hal sensual dapat terlihat, dan akhirnya terus…. Berkembang mencakup non sensual, termasuk akal dikatakan sebagai nur, karena dapat menangkap atau menyingkap hal yang abstrak.

Ibnu Sina (980-1037) menerangkan tentang Surat An-Nur 35 : Nur mengandung 2 makna yaitu yang essensial dan metaforikal. Yang essensial berarti kesempurnaan dan kebeningan karena sifat nur adalah bening, sedangkan metaforikal sebagai sesuatu yang bersifat baik, atau sebab yang mengarahkan kebaikan.



Al-Isfahani, membagi menjadi nur atas pengertian material, dan spiritual, kalau material adalah dapat dilihat ditangkap oleh indera, sedang spiritual dibagi menjadi arti abstrak yakni cahaya yang hanya dapat ditangkap oleh mata hati, dan arti konkret seperti sensual.

Didalam Al-Quran kata nur 43 kali , mempunyai paling tidak 3 kemungkinan, seperti dalam surat yunus ayat 5 adalah cahaya itu sendiri, dalam al-Hudud ayat 9 adalah petunjuk, dalam At-Tagabun ayat 8 adalah AlQuran.

Makna dasar kata nur adalah petunjuk karena nur dalam cahaya tersebut adalah petunjuk, Al-Quran merupakan petunjuk bagi orang yang mencari kebenaran, maka Nabi Muhammad pu merupakan orang yang membawa petunjuk dan dapat dinamakan nur, yaitu membawa petunjuk pada jalan kebenaran..

Didala kitab Misykat-misykat karya Al-Ghazali dikatakan Al-Quran bagi mata akal sama kedudukannya dengan cahaya matahari bagi mata lahiryah, maka dengan cahaya mataharilah penglihatan menjadi sempurna. Menurut Al-Ghazali hakikat Nur yang sebenarnya hanyalah Allah SWT, menurutnya pula hakikat nur bagi orang khusus adalah “jiwa yang melihat”


NUR-MUHAMMAD

Didalam kalangan sufi nur biasanya dinisbahkan kepada Muhammad SAW, sehingga menjadi ungkapan “ Nur Muhammad “ yang pertamakali dibawakan oleh al-Hallaj (858-922), walau sebenarnya konsep ini sebelumnya telah dikenal oleh kaum Syiah. Kaum Syiah percaya akan adanya cahaya purba yang melewati nabi satu ke nabi yang lain dan setelah itu ke imam-imam, Nur itu melindungi nabi-nabi dan imam-imam dari dosa dan mengkaruniai mereka pengetahuan tentang rahasia-rahasia Illahi.

Adanya Nur Muhammad diperkuat oleh surat an-Nur ayat 35 yang mengatakan Allah adalah cahaya langit dan bumi. Kata Nur disini ditafsirkan dengan Nur Muhammad, selain itu digunakan hadits-hadits seperti : “Yang diciptakan pertama Allah adalah Nur Ku” dan “Aku diangkat sebagai nabi, sedang Adam masih diantara tanah dan Air”
Menurut seorang ahli hadits Abu Al- A’la Afifi hadits tersbut diatas adalah Maudu’.

Dalam Tassawuf Makhluk yang diciptakan Allah SWT pertamakali adalah Nur Muhammad, dan setelah itu baru makhluk yang lainnya. Pertama kali konsep Nur Muhammad dibawa oleh Ibnu Arabi, yaitu seorang sufi dan konsep Nur Muhammad dibawanya sehubungan dengan pencapaian manusia (sufi) pada derajat “Insan Kamil” (manusia sempurna) yaitu manusia yang telah mencapai sifat kemanusiaannya yang tertinggi dan telah memiliki Nur-Muhammad. Hakikat Nur Muhammad atau roh Muhammad menurutnya adalah insan kamil atau merupakan wahdatul wujud (kesatuan wujud) antara manusia dan hakikat Yang Esa atau Al-Haqq.
Sedang menurut Hussein Al-Hallaj manusia tertinggi dari sufi adalah hulul, atau faham yang menyatakan Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk diambil tempat didalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan didalam tubuhnya dihancurkan.Ini dimungkinkan (katanya lho) dalam diri manusia terdapat sifat ketuhanan dan Tuhan mempunyai sifat kemanusiaan.
Menurut Ibnu Arabi Insan Kamil adalah bentuk paling sempurna diantara ciptaanya dan merupakan miniatur alam yang dapat mengenal dirinya dan Tuhannya, menurutnya karena inilah manusia ditunjuk sebagai khalifah di bumi.

Jadi insan kamil adalah esensi kecemerlangan dari cermin alam yang merupakan tajali (penampakan diri) Tuhan sebagai al-Haqq pada manusia yang tinggi citra wujudnya. Bagi Ibnu Arabi wujud nyata tidak ada atau tergantung dari hakikat yang wujud, yaitu Tuhan. Jadi pada Hakikatnya hanya ada satu wujud ( wahdah- al- wujud).
Setelah diciptakan Nur Muhammad muncul pertamakali pada diri Adam AS, kemudian pada nabi-nabi berikutnya, yang paling sempurna adalah pada diri Nabi Muhammad SAW, merupakan insan kamil tertinggi di dalam kehidupan manusia. Manusia adalah cermin dari Tuhan dan Tuhan merupakan cermin bagi manusia.
Menurut Al Jilli Benda-benda yang diciptakan dari Nur Muhammad adalah diciptakan dari Nur Tuhan dan yang paling sempurna adalah Muhammad SAW.
Perllu diketahui bahwa Muhammad SAW bukanlah Nur Muhammad, tetapi Nur Muhammad mengambil bentuk pada diri Muhammad SAW. Setelah Nabi Muhammad SAW wafat Nur Muhammad tetap abadi dan dapat menampakkan kepada orang hidup yang dikehendakinya seperti sufi besar. Misalnya AlJilli menemukan Nur Muhammad pada gurunya yaitu Syekh Syarifuddin Ismail di Zabid 796 H.

Untuk mendapatkan Nur Muhammad ada tiga tingkatan yaitu : Kesatuan Tuhan(Tuhan pada kemutlakkannya mulai keluar dari al-ama), Kediaan Tuhan(Menampakkan diri), Keakuan Tuhan( Menampakkan diri dari nama-nama dan sifatnya)




BANTAHAN TERHADAP NUR MUHAMMAD



Bantahan dari Nurruddin ar Raniri menganggap ajaran Nur Muhammad adalah ajaran yang berasal dari Panteisme Ibnu Arabi. Beliau memprtanyakan kalau Tuhan dan Makhluk hakikatnya satu maka jadilah semua makhluk itu Tuhan, dengan sifat-sifat ketuhanannya maka dia akan mengetahui segala yang ada dilangit dan bumi dan berbuat apa saja yang dikehendaki, menurutnya hal ini mustahil bagi manusia.

Ungkapan cermin yang diatas atau dapat dikatakan Wujud Allah adalah wujud Makhluk dan wujud Makhluk adalah wujud Allah mengandung 4 kemungkinan mustahil

1. Wujud Allah berpindah tempat kepada makhluk bagai pindah tempat ke tempat lain.
2. Dua wujud seperti satu bagai emas dengan tembaga.
3. Wujud Allah masuk kedalam wujud makhluk bagai air masuk kedalam kendi.
4. Wujud Allah berhubungan dengan wujud makhluk bagai manusia dengan anggotanya.



Sekian, Mudah-mudahan apa yang saya kutip dari sebuah buku ini dapat disimak, akal, hati, manusia mempunyai kemampuan untuk mencerna, mana yang harus diambil, Fahamnya atau bantahannya?, bagai yang menganut faham, ataupun yang menentangnya dapat saling menghargai masing-masing keyakinan, semua adalah saudara bagi orang muslim. Tak perlu ada cemoohan, tak perlu ada cercaan, mudah-mudahan Allah SWT selalu membimbing kita semuanya
servodaeman
03-01-2010, 02:10
apakah nur muhammad sudah ada sebelum lahirnya nabi adam as. ? ???
Vander Voort
03-01-2010, 08:01
^ Kalau dalam haditsnya (barangkali dho'if) memang begitu.

Tapi yang menarik "Nur Muhammad" yang didefinisikan semisal Ibnu Arabi itu bukanlah cahayanya "Muhammad bin Abdullah" akan tetapi perlambang dari "Cahaya Akal" atau "Insan Kamil", yang salah satunya termanifestasi dalam perilaku yang ditunjukkan Nabi Muhammad sebagai "sirojan muniiro" (QS. Al Ahzab).

Pemahaman pantheistik seperti diceritakan di atas telah diluruskan dan direvisi, misalnya oleh Ahmad Sirhindi.. Jadi kalau memahami emanasi itu sebagai emanasi materi (dzatiy) memang jadi pantheistik, tapi justru bukan itu yang dimaksud, karena dalam Aqidah Islam ada doktrin "Laisa Kamitslihi Syai'un". Filsafat emanasi itu bisa dipahami sebagai rangkaian konsekuensi, bukan sebagai transformasi materi. Sehingga "Nur Muhammad" itu sebenarnya ialah cahaya nurani yang murni sebagai konsekuensi yang fitri dari Ma'rifatullah.
shafiq
03-01-2010, 20:51
@ Sahabat, jongkok kelamaan gak capai ? bisa varices lho....
Mat Miqy
05-01-2010, 07:33
klo kelindes truk... kira2 mati ga ya?
matinya hati, matinya akal.... mungkin lebih menyedihkan
jd inget salah seorang paman yg ikutan aliran ini.....@:(
shafiq
06-01-2010, 11:50
klo kelindes truk... kira2 mati ga ya?
matinya hati, matinya akal.... mungkin lebih menyedihkan
jd inget salah seorang paman yg ikutan aliran ini.....@:(
yang mati akal & hati ya ente itu, ingat ibadah yg benar itu ihsan & ihsan yg benar itu bukan merekayasa sendiri/menciptakan. orang yg merekayasa itulah yg mati akal dan hatinya, telah tergelincir dalam kesalahan fatal/tidak terampuni.
Angon
06-01-2010, 20:14
Logika sederhana ttg NUR MUHAMMAD kurang lebih begini :

'ide rumah' di benak/pikiran arsitek sudah ada lebih dulu sebelum terwujudnya bangunan rumahnya.

'ide rumah' itulah Nur Muhammad, sedangkan bangunan rumah itulah Muhammad Bin Abdullah Bin Abdul Muntholib.


Dalil sudah adanya 'ide ttg Muhammad' atau Nur Muhammad sebelum lahirnya Muhammad Bin Abdullah


Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)" (Ash Shaff : 6)



dari : http://blogs.unpad.ac.id/mumuhmz/category/tashowwufthoriqohakhlak/page/2/


NUR MUHAMMAD (1)

“Tatkala Adam melakukan kesalahan, dia berkata: ‘Wahai Tuhanku, aku memohon ampunan-Mu demi Muhammad.’ Maka Alloh berfirman, ‘Wahai Adam bagaimana engkau mengenal Muhammad sedang aku belum menciptakannya?’ Adam menjawab, ‘Wahai Tuhanku, tatkala Engkau menciptakanku dengan kekuasaan-Mu dan Engkau meniupkan ruh kepadaku, maka aku mengangkat kepalaku, dan aku melihat tiang ‘Arasy bertulis: ‘Tiada Tuhan kecuali Alloh dan Muhammad utusan Alloh’, maka aku tahu Engkau tidak akan merangkaikan kepada nama-Mu kecuali makhluk yang paling Engkau cintai.’ Alloh berfirman, ‘Engkau benar, wahai Adam. Sesungguhnya dia (Muhammad) makhluk yang paling Aku cintai. Mohonlah demi dia, maka aku mengampunimu. Dan kalau bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakanmu.”

Terhadap hadits ini al-Albani menyatakan, bahwa hadits tersebut “tidak bersumber pada hadits-hadits marfu’ dan shahih dari Rosululloh saw.” Karena itu, “tidaklah berlebihan bila divonis sebagai hadits batil oleh pakar hadits, seperti adz-Dzahabi dan al-Asqolani”1). Al-Albani melanjutkan “telah dinyatakan oleh Ibn Hibban bahwa dalam sanad hadits di atas terdapat nama Abdulloh bin Muslim bin Rasyad. Dia tertuduh sebagai pemalsu hadits, sebab ia pernah terbukti memalsu hadits dari Laits, Malik, dan Ibn Luhay’ah”.

Berbeda dengan penilaian al-Albani, Syekh Muhammad Hisyam Kabbani (2007: 50-52) menyatakan bahwa hadits di atas diriwayatkan melalui banyak sanad dan dikutip oleh al-Baihaqi dalam Dala’il al-Nubuwwah, Abu Nu’aim dalam Dala’il al-Nubuwwah, al-Hakim dalam al-Mustadrok Juz II hal. 615, al-Thobroni dalam Shagir Juz II hal 82 dan 207 dengan sanad lain yang di dalamnya terdapat perowi tak dikenal oleh al-Haitami sebagaimana dinyatakan dalam Majma’ al-Zawaa’id Juz VIII hal. 253, dan Ibn Asakir dari Umar ibn Khathab.

Hadits ini dinyatakan shohih oleh al-Hakim dalam al-Mustadrok Juz II hal. 615, meskipun ia menyatakan bahwa salah seorang perowinya, yaitu Abdurrohman iibn Zaid ibn Aslam, adalah perowi yang lemah. Akan tetapi, ketika menyebutkan hadits ini ia menyatakan, “Sanadnya shohih, dan inilah hadits pertama dari Abdurrahman ibn Zaid ibn Aslam yang kusebutkan dalam buku ini.” Al-Hakim juga menyatakan keshohihan versi hadits lain melalui Ibn Abbas.

Al-Bulqini dalam karyanya Fatawa menyatakan hadits di atas shohih. Al-Subki memperkuat pen-shohih-an al-Hakim dalam Syifa’ al-Siqom fi Ziyaroh Khoir al-Anam hal. 134-135, meskipun ia mengetahui penolakan dan kritik Ibn Taimiyyah terhadap hadits ini. Ia menentang pendapat Ibn Taimiyah itu dengan mengatakan bahwa Ibn Taimiyah telah bersikap berlebihan dengan melemahkan Ibn Zaid.

Hadits di atas pun dicantumkan oleh Qodhi Iyadh di antara “hadits shohih dan terkenal” dalam al-Syifa’, dan ia menyatakan bahwa Abu Muhammad al-Makki dan Abu al-Laits al-Samarqondi menyebutkannya. Qodhi Iyad berkata, “Dikatakan bahwa hadits di atas menjelaskan ayat: “Dan Adam menerima kalimat-kalimat dari Tuhannya dan Dia mengampuninya” (Q.S. al-Baqoroh: 37). Dia kemudian mengutip versi yang sangat mirip melalui al-Ajurri (w. 360 H), yang mengenainya al-Qori, mengutip al-Halabi, mengatakan, mengatakan: “Ia tampak merupakan imam dan pembimbing Abu Bakar Muhammad ibn al-Husain ibn Abdulloh al-Baghdadi, penyusun al-Syari’ah, yang khusus membahas sunah, al-Arba’un, dan sebagainya.” Pendapa ini diperkuat oleh Ibn Taimiyah dalam karyanya, Qo’idah fi al-Tawassul, dengan mengatakan bahwa hadits itu diriwayatkan oleh Syekh Abu Bakar al-Ajurri dalam karyanya al-Syari’ah.

Ibn al-Jauzi juga memandang hadits di atas itu shohih ketika ia mengutipnya pada bab pertama al-Wafa’ bi Ahwal al-Mushthofa. Dalam muqoddimahnya ia menyatakan “Dalam buku ini aku tidak mencampuradukkan hadits shohih dengan hadits palsu”, meskipun ia mengetahui kelemahan Abdurrahman ibn Zaid sebagai perowi. Ia juga menyebutkan versi Maysaroh al-Fajr, yakni ketika Nabi saw. bersabda: “ketika iblis menipu Adam dan Hawa, keduanya bertobat dan meminta syafaat dari Alloh dengan menyebut namaku.” Dalam karya yang sama, Ibn al-Jauzi juga mengatakan pada bab tentang keutamaan Nabi saw. atas nabi-nabi yang lain, “keutamaannya atas nabi-nabi yang lain ditegaskan oleh fakta bahwa Adam memohon kepada Tuhannya melalui kemuliaan (hurmah) Muhammad saw. sehingga Alloh swt. mengampuninya, seperti yang telah kami sebutkan.”

Al-Suyuthi mengutip hadits di atas dalam kitab tafsirnya, al-Durr al-Mantsur Juz II hal. 37, dalam al-Khoshoish al-Kubro Juz I hal. 12 dan dalam al-Riyadh al-‘Aniqoh fi Syarh Ama’ Khoir al-Kholiqoh hal. 49, yang di dalamnya ia mengatakan bahwa al-Baihaqi men-shohih-kan hadits ini. Al-Baihaqi, dalam pendahuluan karyanya, Dala’il, menyatakan bahwa ia hanya memuat hhadits-hadits shohih meskipun ia juga mengetahui dan secara terbuka mengakui kelemahan Abdurrohman ibn Zaid.

Al-Haitami dalam Majma’ al-Zawa’id Juz VIII hal. 253, no. 28870, begitu pula al-Baihaqi, dan al-Qori dalam Syarh al-Syifa’ menunjukkan bahwa ada kelemahan dalam sanadnya. Akan tetapi, kelemahan Abdurrahman ibn Zaid diketahui oleh Ibn al-Jauzi, al-Subki, al-Baihaqi, al-Hakim, dan Abu Nu’aim. Akan tetapi semua ulama ini tetap mempertimbangkan hadits ini dalam karya-karya mereka.

Note:
1) Muhammad Nashiruddin al-Albani. 1995. Silsilah Hadits Dhaif dan Maudhu’. Jilid I. Jakarta: Gema Insani, hal. 50-51).

(Sumber: Syekh Muhammad Hisyam Kabbani. 2007. Syafaat, Tawasul, dan Tabruk. Terjemahan Zaimul Am dari judul Intercession: Encyclopedia of Islamic Doctrine, vol. 4. Jakarta: Serambi).


NUR MUHAMMAD (2)

Selain al-Albani, ada tiga ulama lain yang menolak hadits di atas, yaitu Ibn Taimiyyah (dalam kitab Qo’idah Jalilah fi al-Tawassul hal. 89 dan 168-170) dan dua orang muridnya, yaitu Ibn al-Hadi (dalam kitab al-Sharim al-Munki hal. 61-63) dan al-Dzahabi (dalam Mizan al-I’tidal Juz II hal. 504 dan Talkhish al-Mustadrok). Adapun al-Asqolani meriwayatkan perkataan Ibn Hibban bahwa Abdurrahman ibn Zaid adalah seorang pemalsu hadits (Lisan al-Mizan Juz III hal. 360 dan 442).

Pada saat yang sama, Ibn Taimiyyah (dalam Fatawa Juz II hal. 150) juga mengutip versi hadits ini dan versi Maisaroh seraya mengatakan, “Kedua hadits ini tampaknya merupakan penafsiran terhadap hadits-hadits shohih (mengenai topik yang sama). Ahli hadits kontemporer Ibn Alawi al-Maliki berkata, “Pendapat Ibn Taimiyyah menunjukkan bahwa hadits itu cukup shohih untuk dijadikan pedoman (sholih li al-istisyhad wa al-I’tibar), sebab hadits yang palsu (maudhu’) dan bathil tak dapat dijadikan dalil oleh para ahli hadits.” Al-Maliki juga mengutip keberpihakan kuat adz-Dzahabi terhadap hadits itu dalam karya al-Baihaqi, , dengan mengatakan, “Anda harus mengambil apa yang ada di dalamnya (Dala’il al-Nubuwwah), karena sepenuhnya berisi petunjuk dan cahaya” (maa fiihi yajib ‘an tushahhah, hal. 47).

Dalam hadits di atas disebutkan bahwa “Alloh mencipta karena Nabi Muhammad saw.” Ibn Taimiyyah sendiri menyatakan bahwa “konsep penciptaan segala sesuatu kerena Nabi Muhammad saw. mesti diterima”, sebagaimana dinyatakannya dalam karyanya, Majmu’at al-Fatawa, bab Tashowwuf Juz XI hal. 95-97:

“Muhammad saw. adalah pemimpin anak-anak Adam, makhluk terbaik, dan paling mulia di sisi Alloh. Karena itulah sebagian orang mengatakan bahwa “Alloh menciptakan alam semesta karena beliau”, atau bahwa “seandainya bukan karena beliau, Alloh tidak akan menciptakan Arasy, Kursi, langit, bumi, matahari, atau bulan.” Akan tetapi, ini bukanlah hadits yang berasal dari Nabi saw…. namun mungkin saja dijelaskan melalui sisi yang tepat ….

Karena yang terbaik dari anak-anak Adam a.s. adalah Muhammad saw. maka menciptakannya merupakan hikmah yang sangat bermakna, lebih dari siapa pun, dan penyempurnaan penciptaan serta pemenuhan kesempurnaan dicapai karena Muhammad saw. Pemimpin anak-anak Adam adalah Muhammad saw. Adam a.s. dan anak-anaknya berada di bawah benderanya. Ia bersabda, ‘Sesungguhnya aku telah ditakdirkan menjadi penutup para nabi di sisi Alloh swt. ketika Adam a.s masih berada dalam bentuk tanah bercampur air’, yakni bahwa ‘kenabianku telah ditakdirkan dan diwujudkan ketika Adam a.s. telah diciptakan, namun roh belum ditiupkan kepadanya’, seperti halnya Alloh menakdirkan kehidupan, masa hidup, perbuatan, dan rasa sedih atau gembira seorang hamba ketika Dia menciptakan janin yang belum ditiupkan roh ke dalamnya.

Karena manusia merupakan penutup dan akhir semua makhluk beserta mikrokosmosnya, dan karena manusia terbaik merupakan makhluk terbaik, maka Muhammad saw., yang menjadi bola mata, poros perputaran, penyalur kepada semua orang adalah tujuan tertinggi penciptaan. Dengan demikian, pernyataan ‘karena dia, tentu semua ini tidak akan diciptakan’, atau bahwa ‘seandainya bukan karena dia, tentu semua ini tidak akan diciptakan’ sungguh tak dapat disangkal. Jika pernyataan seperti ini dijelaskan sesuai dengan arahan al-Quran dan sunah maka ia dapat diterima.

(Sumber: Syekh Muhammad Hisyam Kabbani. 2007. Syafaat, Tawasul, dan Tabruk. Terjemahan Zaimul Am dari judul Intercession: Encyclopedia of Islamic Doctrine, vol. 4. Jakarta: Serambi)
Angon
06-01-2010, 20:15
NUR MUHAMMAD (3)

Bagian akhirnya disebutkan sebagai sebuah hadits terpisah, yaitu pada kata-kata, “Seandainya bukan karena Muhammad, tentu Aku tidak akan menciptakan alam semesta (al-aflaak)”. Al-Ajluni, mengutip al-Saghani (w. 650 H.), mengatakan bahwa hadits itu palsu, tetapi maknanya shohih. Demikian pula, menurut Ali al-Qori, al-Saghani menyebutnya hadits palsu, tetapi maknanya shohih, seperti yang telah diriwayatkan al-Dailami dari Ibn Abbas bahwa Nabi saw. bersabda, “Jibril dating kepadaku dan berkata, “Hai Muhammad! Seandainya bukan karena engkau, surge tidak akan diciptakan, dan seandainya bukan karena engkau, neraka tidak akan diciptakan.” Ibn Asakir meriwayatkan, “Dan seandainya bukan karena engkau, dunia tidak akan pernah diciptakan”.

Al-Albani menentang sikap al-Qori yang menggunakan al-Dailami sebagai dalil untuk mendukung hadits itu, dengan mengatakan, “Aku tidak ragu-ragu untuk menyatakannya lemah karena hanya al-Dailami yang menukil hadits itu” (Silsilah Dho’ifah No. 282).

Sikap Albani itu tampak berlebihan dan menyimpang dari pendapat umum para ulama tentang al-Dailami dan karyanya. Ibn Taimiyyah berkata dalam Minhaj al-Sunnah Juz IV hal. 38: “Fakta bahwa hanya al-Dailami yang meriwayatkan hadits itu tidak berarti bahwa hadits itu shohih”. Lihatlah, Ibn Taimiyyah tidak mengatakan, “Fakta bahwa hanya al-Dailami yang meriwayatkan hadits itu tidak berarti bahwa hadits itu palsu”. Namun, kalimat yang terakhir itulah yang menjadi kesimpulan Albani! Pembaca dapat membandingkan penolakan apriori Albani terhadap hadits itu dengan kepercayaan Ibn Hajar al-Asqolani terhadapnya, sebagaimana ditunjukkan oleh hadits no. 33 dari karyanya, Arba’un fii Rodd al-Mujrim ‘an Sabb al-Muslim, meskipun hanya al-Dailami yang menukuilnya. Masih dalam Minhaj al-Sunnah (Juz IV hal. 78), Ibn Taimiyyah berkomentar tentang al-Dailami dan karyanya, “Al-Dailami dalam karyanya, al-Firdaus, menyebutkan banyak hadits shohih, hadits hasan, dan juga hadits palsu …Ia termasuk orang berilmu dan beragama. Dan ia bukan seorang pendusta”.
Ibn al-Qoyyim dalam karyanya, Bada’i’ al-Fawaid (hal. 63) beranjak lebih jauh dengan menyebutkan firman Alloh kepada manusia yang menegaskan bahwa segala sesuatu diciptakan demi kepentingan manusia”.
Tidakkah kau menyadari nilaimu? Aku menciptakan alam semesta hanya karenamu….Segala sesuatu adalah pohon, dan buahnya adalah engkau”. Jika Alloh menciptakan alam semesta karena manusia, bagaimana mungkin kepada semua manusia diberikan apa yang tidak diberikan kepada Nabi Muhammad saw., sebagai manusia yang lebih baik daripada seluruh manusia dan jin?
Siapakah al-Albani?
Beliau adalah seorang yang ditokohkan oleh kaum Salafi-Wahabi sebagai ulama muhaddits (ahli hadits), sehingga kaum Salafi-Wahabi sering menyandarkan pemahaman hadits pada pendapat ulama tersebut.

Namun, al-Albani mendapat kritikan keras dari berbagai ulama, salah satunya adalah dari Syekh Muhammad bin Ali Hasan as-Saqof. Beliau menyimpulkan bahwa al-Albani tidak pantas disebut sebagai muhaddits (ahli hadits), karena telah ditemukan kurang lebih 1200 kesalahan dan penyimpangannya dalam memahami hadits, dan sebagai persyaratan menjadi ahli hadits juga belum dipenuhinya.

Untuk mengetahui sebagian kekeliruan al-Albani dalam mengidentifikasi kedudukan hadits, baca Syekh Muhammad Ibn Ali Hasan as-Saqqof, “Al-Albani Mendho’ifkan Sejumlah Hadits Imam Bukhori dan Muslim”, dalam dalam Ibnu Salim dan Abu Ahmad. 2006. Mengenal Salafi dari 2 Sisi; Kumpulan Tulisan Para Tokoh Pro dan Kontra (tentang Sejarah, Tokoh dan Kepahaman Salafi. Medan: al-Hikmah Press, hal. 142-162).

Sumber:
Syekh Muhammad Hisyam Kabbani. 2007. Syafaat, Tawasul, dan Tabruk. Terjemahan Zaimul Am dari judul Intercession: Encyclopedia of Islamic Doctrine, vol. 4. Jakarta: Serambi.

Ibnu Salim dan Abu Ahmad. 2006. Mengenal Salafi dari 2 Sisi; Kumpulan Tulisan Para Tokoh Pro dan Kontra (tentang Sejarah, Tokoh dan Kepahaman Salafi. Medan: al-Hikmah Press.





NUR MUHAMMAD (4)

Nabi Muhammad saw. telah dipilih Alloh swt. untuk jadi penutup para nabi dan rosul, serta menjadi rahmat bagi seluruh alam, sebelum nabi Adam diciptakan. Rosululloh saw. datang sebagai penutup bagi semua risalah samawi.

Beliau saw. telah diangkat menjadi nabi ketika Adam masih berupa tanah. Hadits yang menyatakan hal tersebut adalah:
1)Hadits dari al-‘Irbadh ibn Sariyyah r.a.; beliau meriwayatkan bahwa Rosululloh saw. bersabda: “Inni ‘abdulloh khootam al-nabiyyiinn wa inna Aadam lamunjadil fii thiinatih” (Sesungguhnya aku hamba Alloh yang merupakan penutup para nabi ketika Adam masih berupa tanah.” (HR Ahmad, al-Hakim, dan Ibn Hibban). 1

2)Hadits Abu Hurairoh r.a. yang mengatakan “Para sahabat bertanya, “Wahai Rosulalloh, kapan kenabian ditetapkan bagimu?” Beliau menjawab: ‘wa Aadam baina al-ruuh wa al-jasad’ (Ketika Adam masih berada di antara jasad dan ruh’).” (H.R. at-Turmudzi dan al-Hakim).2

3)Hadits Abdulloh ibn Syafiq r.a. dari “seorang lelaki” – yakni dari kalangan sahabat Nabi saw.; (ketidaktahuan tentang nama seorang sahabat tidak menjadi masalah sebagaimana yang dikenal di kalangan ahli hadits). Ia mengatakan, “Aku bertanya, ‘wahai Rosulalloh, kapan engkau dijadikan sebagai nabi?’ Beliau menjawab: “Ketika Adam masih berada di antara ruh dan jasad” (H.R. Ahmad)3.

4)Hadits Maisaroh al-Fajr r.a. Ia berkata, “Aku bertanya: ‘Wahai Rosululloh, kapan engkau menjadi nabi?’ Dalam teks lain, ‘Kapan engkau dikukuhkan?’ Beliau menjawab: ‘Ketika Adam masih berada di antara ruh dan jasad” (H.R.Ahmad dan al-Hakim).4

Catatan:
1 Ahmad, al-Musnad, Juz IV, hal. 217; al-Hakim, al-Mustadrok, Juz II, hal. 148; al-Hakim, “Kitab ‘Alaamat Nubuwwah Nabiyyinaa, Bab Fii Awwal Amrihi”, dalam Mawaarid azh-Zham’an hal 512. Hadits ini shohih menurut Ibn Hibban dan al-Hakim, dan dikuatkan oleh adz-Dzahabi.
2 at-Turmudzi, Kitab al-Manaqib, Bab “Fadhl an-Nabiy”. Dan al-Hakim, al-Mustadrok, Juz II, hal. 609.
3 Ahmad, al-Musnad, Juz IV, hal. 66; Juz V, hal. 379; sanadnya shohih menurut al-Haitsami, para perowinya adalah perowi yang shohih, lihat Majma’az-Zawaa’id, Juz VIII, hal. 223.
4 Ahmad, al-Musnad, Juz V, hal. 59; al-Hakim, al-Mustadrok, Juz XX, hal. 607-609. Al-Hakim menilainya shohih dan disepakati oleh adz-Dzahabi. Al-Haitsami mengatakan hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad dan ath-Thobroni dan para perowinya adalah perowi yang shohih. Lihat Majmu’ az-Zawaa’id. Juz VIII, hal. 223.

Sumber:
Mohammad Abdo Yamani.2006. Kupertaruhkan Segalanya Demi Engkau, Ya Rasulullah! Terjemahan Ali Yahya dari Kitab (Bi Abii Anta wa Ummii Ya Rosuulalloh). Jakarta: Dar al-Kutub al-Islamiyah, hal. 67-68.
Mat Miqy
07-01-2010, 00:38
yang mati akal & hati ya ente itu, ingat ibadah yg benar itu ihsan & ihsan yg benar itu bukan merekayasa sendiri/menciptakan. orang yg merekayasa itulah yg mati akal dan hatinya, telah tergelincir dalam kesalahan fatal/tidak terampuni.

gitu ya? kita lihat saja nanti hehehe
klo ihsan bukan rekayasa.... trus kenapa ada ayat; liyab luwakum ahsanul 'amala....

memang sering, hati minta pembenaran dengan takwil yg bukan2..
shafiq
07-01-2010, 06:54
gitu ya? kita lihat saja nanti hehehe
klo ihsan bukan rekayasa.... trus kenapa ada ayat; liyab luwakum ahsanul 'amala....

memang sering, hati minta pembenaran dengan takwil yg bukan2..

Bagamana ente akan beramal kalau Tuhan yg ente sembah hasil rekayasa kepala ente sendiri, lagi pula amal tanpa rahmat tidaklah berguna, "bukan karena amal perbuatan, manusia diselamatkan tapi sebab karena rahmat".
Bagamana pula /dg cara apa ente menjolok rahmat Tuhan sementara ente sudah menduakan Allah, Tuhan yg mencurahkan Rahmat.

Sekarang menurut ente seperti apa ahsanul 'amala itu ?
Mat Miqy
07-01-2010, 07:12
Darimana anda bisa mengklaim saya telah menduakan?
mana kalimat saya yg menyatakan spt itu?
membosankan... ditanya tempe...jawabannya kedelai
shafiq
07-01-2010, 20:35
Darimana anda bisa mengklaim saya telah menduakan?
mana kalimat saya yg menyatakan spt itu?
membosankan... ditanya tempe...jawabannya kedelai

ini sapa yg nulis "klo ihsan bukan rekayasa.... trus kenapa ada ayat; liyab luwakum ahsanul
'amala...." dari kalimat ini jelas antum membenarkan mengenai rekayasa ihsan ( ihsan/ beribadah seakan-akan melihat Allah dst...)

atau barangkali iniliah bukti matinya akal & hati antum, bukan orang2 yg antum vonis tapi sebenarnya diri antum sendiri.
Mat Miqy
07-01-2010, 20:48
Hoo...
baca baik2 dunk ayatnya...
Allah sendiri yang ingin mengecek.. siapa diantara manusia yg terbaik amalannya (ahsan)...seharusnya klo pake akal... manusia disuruh merekayasa amalannya agar bisa menjadi terbaik, apakah dg merekayasa niatnya supaya tetap ikhlash, apakah merekayasa (memilih) amalan2 yang menyelamatkan...
apa gunanya membaca hadist tentang anak muda yg dijamin masuk syurga, hanya krn dia selalu menjaga hatinya tetap baik...meskipun tdk qiyamul lail dll
ada jg orang yg baru masuk islam, terus jihad, terus terbunuh dan masuk syurga meski belum shalat, meski belum zakat...
itu definisi rekayasaku...
maksud sampeyan rekayasa itu apa?
shafiq
07-01-2010, 21:16
Hoo...
baca baik2 dunk ayatnya...
Allah sendiri yang ingin mengecek.. siapa diantara manusia yg terbaik amalannya (ahsan)...seharusnya klo pake akal... manusia disuruh merekayasa amalannya agar bisa menjadi terbaik, apakah dg merekayasa niatnya supaya tetap ikhlash, apakah merekayasa (memilih) amalan2 yang menyelamatkan...
memang sering, hati minta pembenaran dengan takwil yg bukan2....selanjutnya no comment !


apa gunanya membaca hadist tentang anak muda yg dijamin masuk syurga, hanya krn dia selalu menjaga hatinya tetap baik...meskipun tdk qiyamul lail dll
ada jg orang yg baru masuk islam, terus jihad, terus terbunuh dan masuk syurga meski belum shalat, meski belum zakat...
itu definisi rekayasaku...

semua sebab Limpahan Rahmat Allah bahkan Rasulalah sendiri.
rekayasa = dibuat- buat = sintetis = palsu


maksud sampeyan rekayasa itu apa?
nah begitu lebih baik, bertanya kalau memang tidak tahu, masih belajar jangan sok main vonis.
Mat Miqy
07-01-2010, 22:11
memang sering, hati minta pembenaran dengan takwil yg bukan2....selanjutnya no comment !

hee.... smg saja itu berlaku umum.



semua sebab Limpahan Rahmat Allah bahkan Rasulalah sendiri.
rekayasa = dibuat- buat = sintetis = palsu
nah begitu lebih baik, bertanya kalau memang tidak tahu, masih belajar jangan sok main vonis.

hehe... memang maling ga bilang maling...
ternyata cuma muter2 ... kirain..
Mat Miqy
07-01-2010, 22:11
memang sering, hati minta pembenaran dengan takwil yg bukan2....selanjutnya no comment !

hee.... smg saja itu berlaku umum.



semua sebab Limpahan Rahmat Allah bahkan Rasulalah sendiri.
rekayasa = dibuat- buat = sintetis = palsu
nah begitu lebih baik, bertanya kalau memang tidak tahu, masih belajar jangan sok main vonis.

hehe... memang maling ga bilang dirinya maling...
ternyata cuma muter2 ... kirain..
shafiq
07-01-2010, 22:50
hee.... smg saja itu berlaku umum.
kok berlaku umum ? ya dirimu itu yg main ta`wil senaknya,mana mau orang lain ngikutin ta`wil ente, liat kutipan tulisan ente di bawah iini :

Hoo...
baca baik2 dunk ayatnya...
Allah sendiri yang ingin mengecek.. siapa diantara manusia yg terbaik amalannya (ahsan)...seharusnya klo pake akal... manusia disuruh merekayasa amalannya agar bisa menjadi terbaik, apakah dg merekayasa niatnya supaya tetap ikhlash, apakah merekayasa (memilih) amalan2 yang menyelamatkan...
ente menulis rekayasa dg atau memilih maka saya luruskan rekayasa itu = dibuat-buat=sintetis=palsu, mana ada rekayasa ikhlas ilmu dari mana ? maka kemudian saya tuliskan kembali tulisan ente sendiri "memang sering, hati minta pembenaran dengan takwil yg bukan2". Kembali ternyata bukan orang lain yg melakukan pembenaran dengan takwil yg bukan2 tapi ente sendiri.

selanjutanya saya tulis no komentar sebab kalimat antum aneh liat ini "apakah dg merekayasa niatnya supaya tetap ikhlash, apakah merekayasa (memilih) amalan2 yang menyelamatkan..." opo iki ?

maap saran saya antum belajar ini dulu : http://id.wikisource.org/wiki/Pedoman_Umum_Ejaan_Bahasa_Indonesia_yang_Disempurn akan


hehe... memang maling ga bilang dirinya maling...
ternyata cuma muter2 ... kirain..
kok maling ? ihsan menurut Nabi ketika ditanya oleh malaikat jibril dalah beribadah seakan-akan melihat Allah atau jika tidak mampu maka mantapkan diri bahwa Allah melihat.

sekarang antum coba pejamkan mata dan berdoa ya Allah kepada Engkau aku berpasrah diri. perhatikan baik2 ketika antum menyebut kata engkau, apa yg terlintas/tergambar/terbayang mengenai Allah.
Mat Miqy
08-01-2010, 07:50
semakin ketahuan. sorry ya... saya ga hobby diskusi kaya gini
shafiq
08-01-2010, 17:36
semakin ketahuan. sorry ya... saya ga hobby diskusi kaya gini

Itulah makanya perbaiki dulu ihsan antum agar akal & hati antum tidak mati, yg teramat penting adalah agar terhindar dari tergelincirnya diri dalam kesyirikan, solusinya minimal tahu `itikad yg benar.

gak masalah kalau antum meninggalkan diskusi ini saya juga sudah selesai menyampaikannya, sesuatu yg vital/intii dari dien ini. Jika tidak bermanfaat bagi diri antum insya Allah ada orang lain yg bersyukur kepada Allah.
sahabat
09-01-2010, 01:02
apakah nur muhammad sudah ada sebelum lahirnya nabi adam as. ? ???

menurut keterangan dari seseorang syii pernah menyatakan:

Imam Ahmad Bin Hanbal di dalam Musnad, Mir Seyyed Ali Hamdani Faqih Shafi’i di dalam Mawaddatu’l-Qurba; Ibn Maghazili Shafi’i di dalam Manaqib dan Muhammad Bin Talha Shafi’i di dalam Matalibu’s-Su’ul Fi Manaqib-e-alu’r-Rasul menyampaikan dari nabi yang berkata, ‘Saya dan Ali Ibn Abi Thalib adalah dari cahaya yang sama di hadrat Allah 14 000 tahun sebelum kejadian Adam. Apabila Allah menjadikan Adam, Dia meletakkan cahaya ini pada tempat peranakkan Adam. Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abdul-Muttalib. Kemudian saya dianugerahkan dengan kenabian dan Ali dengan khalifa.’...

kayaknya susah dipercaya, kalaulah yang katanya Nur Muhammad itu begitu sucinya, kenyataannya menempel pada peranakan Adul Muthalib yang nota bene termasuk yang penyembah berhala.

Diantara mereka ada juga yang meyakini bahwa Muhammad adalah puncak jagad raya ini. Dialah Allah yang bersemayam di atas Arasy. Langit , bumi, Arasy, Kursy (singgasana), dan seluruh yang ada diciptakan dari cahaya Muhammad (Nur Muhammad). Muhammadlah yang pertama maujud. Dialah yang bersemayam diatas Arasy Allah. Demikianlah aqidah Ibn Arabi dan sufi setelahnya.


Sehingga "Nur Muhammad" itu sebenarnya ialah cahaya nurani yang murni sebagai konsekuensi yang fitri dari Ma'rifatullah.

bisa menjelaskan implemenasinya?
sahabat
09-01-2010, 01:10
Sehingga "Nur Muhammad" itu sebenarnya ialah cahaya nurani yang murni sebagai konsekuensi yang fitri dari Ma'rifatullah.

bisa menjelaskan implemenasinya?
sahabat
09-01-2010, 01:32
ente menulis rekayasa dg atau memilih maka saya luruskan rekayasa itu = dibuat-buat=sintetis=palsu, mana ada rekayasa ikhlas ilmu dari mana ?
rekayasa itu bisa juga diartikan cara/teknis untuk mencapai tujuan. Sehubungan ibadah ritual itu memerlukan suasana hati yang tenang dan khusuk, perlu yang namanya suasana hati itu dibuat khusuk.
makanya ada ungkapan agar ibadah "seolah" mati esok dan mencari ilmu "seolah" hidup seribu tahun lagi.

Demikian juga shalat hati harus dibawa khusuk seolah kita ada dihadapan Allah swt.
Vander Voort
09-01-2010, 04:36
bisa menjelaskan implemenasinya?

Implementasi ? Implementasi apanya Pak ?
Devil Killer
09-01-2010, 07:33
tolong ya utk user sahabat..
kalo anda menyebut bahwa itu adalah aqidah Ibnu Arabi, SEBUTKAN pernyataan Ibnu Arabi yg menyebut demikian ada di KITAB APA?

Kalo anda ga bisa nyebut, itu namanya FITNAH. Sekali lagi FITNAH. Sebut referensinya jangan asal ngejeplak. buktikan dgn ilmiah.

Kalo fitnah, saya jg bisa asal nyebut bahwa anda pernah mengaku bahwa anda adalah seorang penjahat kelamin yg sedang cari korban di MyQ. Tapi apa iya begitu adabnya diskusi?? Tunjukin donk bukti referensi ilmiah
Devil Killer
09-01-2010, 07:38
Dan yang saya maksud disini adalah statement anda bahwa Nur Muhammad adalah Allah yg bersemayam di atas arasy. Sebutkan di kitab apa Ibnu Arabi menyatakan demikian. Kalo tidak terbukti, bagi saya anda cuma seorang pemfitnah yang hobi menuliskan berbagai sampah kebohongan.
shafiq
09-01-2010, 10:00
rekayasa itu bisa juga diartikan cara/teknis untuk mencapai tujuan. Sehubungan ibadah ritual itu memerlukan suasana hati yang tenang dan khusuk, perlu yang namanya suasana hati itu dibuat khusuk.
makanya ada ungkapan agar ibadah "seolah" mati esok dan mencari ilmu "seolah" hidup seribu tahun lagi.

Demikian juga shalat hati harus dibawa khusuk seolah kita ada dihadapan Allah swt.

Gak nyambung juga ente ini, baca dulu dari awal bahasan kata rekayasa, yg ana maksud adalah merekayasa bentuk Tuhan. Kata Engkau pada kalimat " Ya Allah kepada engkau aku berpasrah diri " tanpa minimal tahu`itikad yg benar, maka tanpa disadari kita akan merekayasa Tuhan. Ini berhubungan dg tulisan ana di atas" Ibadah yg benar itu ihsan & ihsan yg benar itu bukan merekayasa sendiri"

merekayasa ihsan artinya menduakan Tuhan/syirik/tidak terampuni/fatal.
shafiq
09-01-2010, 10:07
tolong ya utk user sahabat..
kalo anda menyebut bahwa itu adalah aqidah Ibnu Arabi, SEBUTKAN pernyataan Ibnu Arabi yg menyebut demikian ada di KITAB APA?

Kalo anda ga bisa nyebut, itu namanya FITNAH. Sekali lagi FITNAH. Sebut referensinya jangan asal ngejeplak. buktikan dgn ilmiah.

Kalo fitnah, saya jg bisa asal nyebut bahwa anda pernah mengaku bahwa anda adalah seorang penjahat kelamin yg sedang cari korban di MyQ. Tapi apa iya begitu adabnya diskusi?? Tunjukin donk bukti referensi ilmiah

Gak tahu dapat dari mana dia kang cerita dari ustadznya kali, lanjutkan kang devkil...
sahabat
09-01-2010, 17:26
Implementasi ? Implementasi apanya Pak ?

sebenernya saya tertarik dengan pernyataan yang ini

Sehingga "Nur Muhammad" itu sebenarnya ialah cahaya nurani yang murni sebagai konsekuensi yang fitri dari Ma'rifatullah.

saya mengartikan cahaya nurani itu pada dasarnya ada dalam diri manusia, dengan sikap mendekatkan diri maka akan terlihat , itu merupakan konsekwensi. Tapi apakah sama pemahaman terhadap kalimat tersebut?
sahabat
09-01-2010, 17:36
Gak nyambung juga ente ini, baca dulu dari awal bahasan kata rekayasa, yg ana maksud adalah merekayasa bentuk Tuhan. Kata Engkau pada kalimat " Ya Allah kepada engkau aku berpasrah diri " tanpa minimal tahu`itikad yg benar, maka tanpa disadari kita akan merekayasa Tuhan. Ini berhubungan dg tulisan ana di atas" Ibadah yg benar itu ihsan & ihsan yg benar itu bukan merekayasa sendiri"

merekayasa ihsan artinya menduakan Tuhan/syirik/tidak terampuni/fatal.

bukankah ente menkuote yang ini?


Hoo...
baca baik2 dunk ayatnya...
Allah sendiri yang ingin mengecek.. siapa diantara manusia yg terbaik amalannya (ahsan)...seharusnya klo pake akal... manusia disuruh merekayasa amalannya agar bisa menjadi terbaik, apakah dg merekayasa niatnya supaya tetap ikhlash, apakah merekayasa (memilih) amalan2 yang menyelamatkan...
sahabat
09-01-2010, 17:40
@ devil killer, Shafiq:

tenang aja itu dari sebuah buku, kalau memang perlu nanti pasti saya kasih tahu deh, supaya nggak salah saya buka dulu gudang soale itu saya kutip 10 th yg lalu.

gwe heyan deh kok disini banyak pemarah yah? apa pada salah makan?
Angon
09-01-2010, 18:12
@Sahabat

Lain kali cari bukunya dulu baru posting, biar anda tidak keliatan ASBUN.



.
sahabat
09-01-2010, 18:53
@Sahabat

Lain kali cari bukunya dulu baru posting, biar anda tidak keliatan ASBUN.



.

nggak perlu , setiap saya baca buku saya catat hal-hal yang penting. Soal pengelihatan orang sayha seperti asbun atau tidak, egp buanget dah, gak ada ngaruh sedikitpun
Angon
09-01-2010, 19:20
nggak perlu , setiap saya baca buku saya catat hal-hal yang penting. Soal pengelihatan orang sayha seperti asbun atau tidak, egp buanget dah, gak ada ngaruh sedikitpun


ya sudah kalau keukeuh untuk ASBUN, mau diapain lagi.

Biar jadi perhatian para forumer aja.

Hanya saja kalau semua forumer prinsipnya seperti anda, forum jadi gak mutu.
shafiq
09-01-2010, 20:02
@ devil killer, Shafiq:

tenang aja itu dari sebuah buku, kalau memang perlu nanti pasti saya kasih tahu deh, supaya nggak salah saya buka dulu gudang soale itu saya kutip 10 th yg lalu.

gwe heyan deh kok disini banyak pemarah yah? apa pada salah makan?

ente sekolah gak ya perlu lah judu bukunya, pengarangnya, halaman berapa, kalau perlu terbitannya th berapa, kalau gak ada artinya penipu sama saja hadits palsu. Apa mau dalam pembahasan ana kasih hujah hadits2 palsu ?

ra rumongso....
sahabat
09-01-2010, 20:23
tenang...belandanya udah ktemuuuuu...horrreeee......

judul asli: al-Fikru as-shufi
penulis: Abdul Rahman Abdul Khaliq, Kuwait, 1406 H.

Katalog dalam penerbitan
Khaliq, Abdur Rahman Abdul
Penyimpangan-penyimpangan Tasawuf/ Abdur Rahman Abdul Khaliq - Jakarta: Robbani Press, 2001.
417 hlm;24 cm
1. Tasawuf 1. Judul


baca hal 33 di

b. Aqidah mereka tentang Rasulullah.

jadi sorry memang buku lama dan ketemu nya juga udah kumel perlu waktu, nah udah ketemukan? ngak ngaruh deh mo dibilang asbun terbukti kan?

horeeeee......http://www.sherv.net/cm/emo/funny/1/laughing.gif
shafiq
09-01-2010, 20:28
tenang...belandanya udah ktemuuuuu...horrreeee......

judul asli: al-Fikru as-shufi
penulis: Abdul Rahman Abdul Khaliq, Kuwait, 1406 H.

Katalog dalam penerbitan
Khaliq, Abdur Rahman Abdul
Penyimpangan-penyimpangan Tasawuf/ Abdur Rahman Abdul Khaliq - Jakarta: Robbani Press, 2001.
417 hlm;24 cm
1. Tasawuf 1. Judul


baca hal 33 di

b. Aqidah mereka tentang Rasulullah.

jadi sorry memang buku lama dan ketemu nya juga udah kumel perlu waktu, nah udah ketemukan? ngak ngaruh deh mo dibilang asbun terbukti kan?

baguslah..siapa itu Abdul Rahman Abdul Khaliq
shafiq
09-01-2010, 20:34
ana kasih dulu beberapa referensi situs yg tahu tentang dia ( Abdul Rahman Abdul Khaliq ) :

http://salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=1168
http://www.darussalaf.or.id/stories.php?id=424

bahkan kelompopk salafy saja yg anti sufi melabel dia sesat.
sahabat
09-01-2010, 20:42
baguslah..siapa itu Abdul Rahman Abdul Khaliq

tanyain ajah ama bapaknya....heheheheh...

judul asli: al-Fikru as-shufi
penulis: Abdul Rahman Abdul Khaliq, Kuwait, 1406 H.

jadi itu ulama dari Kuwait
shafiq
09-01-2010, 20:51
tanyain ajah ama bapaknya....heheheheh...

judul asli: al-Fikru as-shufi
penulis: Abdul Rahman Abdul Khaliq, Kuwait, 1406 H.

jadi itu ulama dari Kuwait

begitu senengnya antum, astaghfirullah...
kalau ente lebih mempercayai buku itu silahkan sudah banyak penjelasan yg antum dapat mengenai thariqat/sufi.
sahabat
09-01-2010, 21:10
begitu senengnya antum, astaghfirullah...
kalau ente lebih mempercayai buku itu silahkan sudah banyak penjelasan yg antum dapat mengenai thariqat/sufi.

yah gitu doang kirain mau dibantah udah siap 4 buku nih dengan pembahasan tulisan2 ibn Arabi.

makanya mas hindari posingan - postingan dengan pesonal attack kayak gini

"ente sekolah gak ya perlu lah judu bukunya, pengarangnya, halaman berapa, kalau perlu terbitannya th berapa, kalau gak ada artinya penipu sama saja hadits palsu. Apa mau dalam pembahasan ana kasih hujah hadits2 palsu ?

ra rumongso.... "

ngak pantes seorang yang menggeluti sufi bicara seperti itu
shafiq
09-01-2010, 21:17
yah gitu doang kirain mau dibantah udah siap 4 buku nih dengan pembahasan tulisan2 ibn Arabi.

makanya mas hindari posingan - postingan dengan pesonal attack kayak gini

"ente sekolah gak ya perlu lah judu bukunya, pengarangnya, halaman berapa, kalau perlu terbitannya th berapa, kalau gak ada artinya penipu sama saja hadits palsu. Apa mau dalam pembahasan ana kasih hujah hadits2 palsu ?

ra rumongso.... "



ngak pantes seorang yang menggeluti sufi bicara seperti itu

Pantesnya seperti apa ? pengin tahu ana sufi di mata ente...
shafiq
09-01-2010, 21:20
yah gitu doang kirain mau dibantah udah siap 4 buku nih dengan pembahasan tulisan2 ibn Arabi.

makanya mas hindari posingan - postingan dengan pesonal attack kayak gini

"ente sekolah gak ya perlu lah judu bukunya, pengarangnya, halaman berapa, kalau perlu terbitannya th berapa, kalau gak ada artinya penipu sama saja hadits palsu. Apa mau dalam pembahasan ana kasih hujah hadits2 palsu ?

ra rumongso.... "

ngak pantes seorang yang menggeluti sufi bicara seperti itu

emang udah banyak bantahan kan sebelumnya, baik kita ulangi satu persatu, silahkan antum mulai dulu...
tapi musti antum ingat :
1. Ibnu arabi tidak berada dalam jajaran kemusyidan artinya orang2 tarikat tidak bermusyidkan beliau.
2. yg kita bahas/bantah adalah tulisan Abdul Rahman Abdul Khaliq bukan tulisan ibnu arabi
Devil Killer
09-01-2010, 21:32
mas sahabat, anda ini BOTOL.
saya nanya Ibnu Arabi ngomong begitu di kitabnya yg judulnya apa? saya ga nanya kutipannya si abdul khaliq itu. saya ga mau qiila wal qoola alias katanya si anu. kalo anda bilang Ibnu Arabi ngomong gitu, kutipkan dari kitabnya ibnu arabi LANGSUNG.

saya juga bisa bilang bapak anda itu tukang zina, katanya si anu. Tapi itu ga boleh. Saya harus punya bukti statement langsung bapak anda, misalnya tulisan dari diary bapak anda.
sahabat
10-01-2010, 00:11
emang udah banyak bantahan kan sebelumnya, baik kita ulangi satu persatu, silahkan antum mulai dulu...
tapi musti antum ingat :
1. Ibnu arabi tidak berada dalam jajaran kemusyidan artinya orang2 tarikat tidak bermusyidkan beliau.

perasaan dari awal nggak ngomongin pak mursyid deh, pak musyid lagi bobo.



2. yg kita bahas/bantah adalah tulisan Abdul Rahman Abdul Khaliq bukan tulisan ibnu arabi

abdurahman itu muncul ketika ditanya darimana sumber kalimat tersebut, kalimat lainnya belum tentu ulisan beliau kok
sahabat
10-01-2010, 00:20
mas sahabat, anda ini BOTOL., tebakan ente bener 100%http://www.sherv.net/cm/emo/funny/1/laughing.gif



saya nanya Ibnu Arabi ngomong begitu di kitabnya yg judulnya apa? saya ga nanya kutipannya si abdul khaliq itu. saya ga mau qiila wal qoola alias katanya si anu. kalo anda bilang Ibnu Arabi ngomong gitu, kutipkan dari kitabnya ibnu arabi LANGSUNG.

saya juga bisa bilang bapak anda itu tukang zina, katanya si anu. Tapi itu ga boleh. Saya harus punya bukti statement langsung bapak anda, misalnya tulisan dari diary bapak anda.

kalo mau bilang gitu juga boleh nggak ada larangan kok, heheheheheh....yang penting saya nulis ada dasarnya dari sebuah buku, tentunya si penulis buku juga pasti punya dasar untuk menyatakan itu.

kalo mau baca kata si penulis buku ada tentang aqidah ibnu arabi dalam al-Fushus.
shafiq
10-01-2010, 00:57
NUR.(arab=Cahaya).

BANTAHAN TERHADAP NUR MUHAMMAD

Ungkapan cermin yang diatas atau dapat dikatakan Wujud Allah adalah wujud Makhluk dan wujud Makhluk adalah wujud Allah mengandung 4 kemungkinan mustahil

1. Wujud Allah berpindah tempat kepada makhluk bagai pindah tempat ke tempat lain.
2. Dua wujud seperti satu bagai emas dengan tembaga.
3. Wujud Allah masuk kedalam wujud makhluk bagai air masuk kedalam kendi.
4. Wujud Allah berhubungan dengan wujud makhluk bagai manusia dengan anggotanya.

Nur Allah adalah Allah, Nur Allah berhampiran dg diri Rasulallah " Allah membimbing kepada cahayaNYA siapa yg Dia kehendaki" apa yg antum ingkari mengenai ayat ini ?
sahabat
10-01-2010, 02:22
Nur Allah adalah Allah

[42:11] (Dia) Pencipta langit dan bumi. Dia menjadikan bagi kamu dari jenis kamu sendiri pasangan-pasangan dan dari jenis binatang ternak pasangan-pasangan (pula), dijadikan-Nya kamu berkembang biak dengan jalan itu. Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.

[24:35] Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus1040, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)1041, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Allah itu pemberi cahaya. perumpamaan cahaya kepada langit dan bumi itu...dst........

jadi tidak ada Allah = Nur Allah, kalau ada Nur Allah artinya ciptaan bukan Allah itu sendiri.





, Nur Allah berhampiran dg diri Rasulallah " Allah membimbing kepada cahayaNYA siapa yg Dia kehendaki" apa yg antum ingkari mengenai ayat ini ?

sekali lagi:

[24:35] Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus1040, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)1041, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

Cahaya itu perumpamaan supaya bisa dipahami manusia. sebab " tak ada suatupun menyerupai Dia"
shafiq
10-01-2010, 02:31
[42:11]

jadi tidak ada Allah = Nur Allah, kalau ada Nur Allah artinya ciptaan bukan Allah itu sendiri.
Cahaya itu perumpamaan supaya bisa dipahami manusia. sebab " tak ada suatupun menyerupai Dia"
Itu menurut ente lalu apa yg disampaikan Rasulallah mengenai Nur Allah.
sahabat
10-01-2010, 03:02
Itu menurut ente lalu apa yg disampaikan Rasulallah mengenai Nur Allah.

kok menurut saya sih? apanan ada penjelasannya asyuura dan an-Nur.

pekataan yang mana?

yang ini?

Adanya Nur Muhammad diperkuat oleh surat an-Nur ayat 35 yang mengatakan Allah adalah cahaya langit dan bumi. Kata Nur disini ditafsirkan dengan Nur Muhammad, selain itu digunakan hadits-hadits seperti : “Yang diciptakan pertama Allah adalah Nur Ku” dan “Aku diangkat sebagai nabi, sedang Adam masih diantara tanah dan Air”
Menurut seorang ahli hadits Abu Al- A’la Afifi hadits tersbut diatas adalah Maudu’.

apanan itu jelas udah ada keterangannya Maudu, lagian udah jelas di al-Quran gitu kok.
shafiq
10-01-2010, 06:00
kok menurut saya sih? apanan ada penjelasannya asyuura dan an-Nur.

pekataan yang mana?
keimpulan ini/dibawah ini ente dapat dari mana :
jadi tidak ada Allah = Nur Allah, kalau ada Nur Allah artinya ciptaan bukan Allah itu sendiri.
Cahaya itu perumpamaan supaya bisa dipahami manusia. sebab " tak ada suatupun menyerupai Dia"

Kenapa ana tanyaken "apa yg disampaikan oleh Rasulallah mengenai Nur Allah" sebab di dalam hadits ada penjelasannya
( penjelasan mengeai Nur Allah)artinya Nur Allah ada/bukan sekedar perumpamaan.seingat Ana pernah ana sampaikan sama nte.

satu lagi di bawah ini :
melihat tulisan nte di atas "tidak ada Allah = Nur Allah, kalau ada Nur Allah artinya ciptaan bukan Allah itu sendiri":

ciptaan Allah = makhluk atau bukan Allah
jika ternyata Nur Allah itu ada apa nte akan berpikir juga Nur Allah = makhluk , begitu ? ini juga sehingga ana tanyaken "apa yg disampaikan oleh Rasulallah mengenai Nur Allah"

satu lg tambahan, kalam Allah/Perkataan Allah/Alqur`an apakah mahluk juga/ciptaan Allah ?
sahabat
10-01-2010, 16:03
keimpulan ini/dibawah ini ente dapat dari mana :
jadi tidak ada Allah = Nur Allah, kalau ada Nur Allah artinya ciptaan bukan Allah itu sendiri.
Cahaya itu perumpamaan supaya bisa dipahami manusia. sebab " tak ada suatupun menyerupai Dia"

Kenapa ana tanyaken "apa yg disampaikan oleh Rasulallah mengenai Nur Allah" sebab di dalam hadits ada penjelasannya
( penjelasan mengeai Nur Allah)artinya Nur Allah ada/bukan sekedar perumpamaan.seingat Ana pernah ana sampaikan sama nte.

satu lagi di bawah ini :
melihat tulisan nte di atas "tidak ada Allah = Nur Allah, kalau ada Nur Allah artinya ciptaan bukan Allah itu sendiri":

ciptaan Allah = makhluk atau bukan Allah
jika ternyata Nur Allah itu ada apa nte akan berpikir juga Nur Allah = makhluk , begitu ? ini juga sehingga ana tanyaken "apa yg disampaikan oleh Rasulallah mengenai Nur Allah"

tolong tulis lagi deh yang mana yang pernah disampaikan itu.atau linknya kalau keberatan




satu lg tambahan, kalam Allah/Perkataan Allah/Alqur`an apakah mahluk juga/ciptaan Allah ?

al-quran itu adalah ajaran, pembeda haq dan bathil, bacaan buat manusia yang di ciptakan oleh Allah swt, disampaikan oleh Allah swt melalui malaikat Jibril kepada Muhammad.
shafiq
10-01-2010, 17:06
tolong tulis lagi deh yang mana yang pernah disampaikan itu.atau linknya kalau keberatan

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
Ketika Rasulullah saw.berada di tengah-tengah kami, memberikan lima kalimat. Beliau bersabda:


Sesungguhnya Allah Taala tidak pernah tidur dan mustahil Dia tidur,
Dia kuasa menurunkan timbangan dan
menaikkannya kepada-Nya,
dinaikkan amal malam sebelum amal siang, dan amal siang sebelum amal malam,
hijabNYA adalah nur yang andai kata Dia menyingkapnya, tentu keagungan Dzat-Nya akan membakar makhluk yang dipandang-Nya (maksudnya seluruh makhluk akan terbakar, sebab pandangan Allah meliputi semua makhluk). (H.R.Shahih Muslim 263)

sedikit ulasan : kalau chahaya Allah = makhluk maka udah terbakar artinyta tidak ada Hijab pada Dzat Allah, tidak ada pula alam semesta.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Qais ra bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:
"Dua surga beserta bejana dan segala isinya dari perak, dan dua surga beserta bejana dan segala isinya dari emas. Tidak ada yang menghalangi penghuni surga 'Adn untuk melihat Tuhan mereka, kecuali hijab keagungan di wajah-Nya".(HR.Shahih Bukhari 4878)

Di surga kelak saja penghuni surga hanya mampu melihat NurAllah/hijab DzatNya/bukan DzatNYa ( ingat Nur Allah bukan malaikat yg diciptakan ). Kalau Nur Allah itu makhluk maka gugur janji Allah :

Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Q.S.Al Insyiqaaq 84:6 )

Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya ( Q.S. Al Insyiqaaq 84:6 )

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbas ra, dia berkata:
Setiap kali Nabi Saw bangun di malam hari, beliau melakukan solat tahajud dengan membaca doa (yang artinya): "Ya Allah, segala puji bagi-Mu. Engkaulah Pembuat dan Pengatur langit serta bumi seisinya. Segala puji bagi-Mu. Engkaulah cahaya langit dan bumi seisinya. Segala puji bagi-Mu. Engkaulah Penguasa langit dan bumi seisinya. Segala puji bagi-Mu. Engkaulah Yang Maha Benar, janji-Mu pun benar, pertemuan dengan-Mu memang benar, firman-Mu benar, surga itu benar, neraka itu benar, para Nabi adalah benar, Muhammad Saw adalah benar, dan hari kiamat adalah benar. Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu, aku beriman kepada-Mu aku bergantung kepada-Mu, aku bertobat kepada-Mu, dengan pertolongan-Mu aku membantah orang-orang kafir, dengan Hukum-Mu aku mengambil keputusan, ampunilah dosaku yang telah berlalu dan yang mendatang, ampunilah dosaku yang aku sembunyikan dan yang aku ungkapkan. Engkaulah yang mengajukan dan yang mengakhirkan. Tiada Tuhan selain Engkau". ( H.R.Shahih Bukhari 1120 )
sahabat
11-01-2010, 03:07
Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkata:
hijabNYA adalah nur yang andai kata Dia menyingkapnya, tentu keagungan Dzat-Nya akan membakar makhluk yang dipandang-Nya (maksudnya seluruh makhluk akan terbakar, sebab pandangan Allah meliputi semua makhluk). (H.R.Shahih Muslim 263)
[/LIST]
sedikit ulasan : kalau chahaya Allah = makhluk maka udah terbakar artinyta tidak ada Hijab pada Dzat Allah, tidak ada pula alam semesta.

pertama kita harus melihat dulu kembali ke ayat ini:

[24:35] Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus1040, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)1041, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

oleh penterjemah ditulis Allah (Pemberi) cahaya , ada tanda kurung sebagai kata bantu yang memisahkan antara Allah dengan cahaya itu, karena setelah kalimat itu ada penjelasan cahaya tersebut dan Allah swt menjelaskan bahwa Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, maka cahaya tersebut diatas adalah perumpamaan.

apa sih makna cahaya? Penerang , dan secara maknawi adalah ilmu, dan diakhir ayat itu lebih menegaskan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu

ayat selanjutnya:

[42:11] ..... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat.

Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, jika Allah adalah cahaya, maka ayat tersebut tidak berlaku, lha ternyata ada sesuatu seperti dia yaitu cahaya.

kembali ke hadits yang dikemukakan:

Hadis riwayat Abu Musa ra., ia berkatahijabNYA adalah nur yang andai kata Dia menyingkapnya, tentu keagungan Dzat-Nya akan membakar makhluk yang dipandang-Nya (maksudnya seluruh makhluk akan terbakar, sebab pandangan Allah meliputi semua makhluk). (H.R.Shahih Muslim 263)

dikatakan disana: hijabNYA adalah nur. Nur itu kalau pemahaman kalimat diatas adalah hijab, bukan Allah swt. malah diatas tegas lagi menjelaskan jika hijab atau nur itu disingkapkan, lebih jelas bahwa keagungan Dzat-Nya akan membakar makhluk. Mana yang menyatakan Allah=Nur?





Diriwayatkan dari Abdullah bin Qais ra bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:
"Dua surga beserta bejana dan segala isinya dari perak, dan dua surga beserta bejana dan segala isinya dari emas. Tidak ada yang menghalangi penghuni surga 'Adn untuk melihat Tuhan mereka, kecuali hijab keagungan di wajah-Nya".(HR.Shahih Bukhari 4878)

mana yang menyatakan Allah swt=Nur atau Allah=hijab?

Melihat Tuhan akan terhalang oleh hijab, bukan begitu?




Di surga kelak saja penghuni surga hanya mampu melihat NurAllah/hijab DzatNya/bukan DzatNYa ( ingat Nur Allah bukan malaikat yg diciptakan ). Kalau Nur Allah itu makhluk maka gugur janji Allah :

lha darimana harus gugur?




Barangsiapa yang mengharap pertemuan dengan Allah, maka sesungguhnya waktu Allah itu, pasti datang. Dan Dialah Yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Q.S.Al Insyiqaaq 84:6 )

seharusnya bukan menjadi gugur dong, lha nanti kan bertemu juga, apakah melihat Allah dengan hijabnya berarti tidak bertemu?
shafiq
11-01-2010, 06:27
Diriwayatkan dari Abdullah bin Qais ra bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:"Dua surga beserta bejana dan segala isinya dari perak, dan dua surga beserta bejana dan segala isinya dari emas. Tidak ada yang menghalangi penghuni surga 'Adn untuk melihat Tuhan mereka, kecuali hijab keagungan di wajah-Nya".(HR.Shahih Bukhari 4878)

1 pertanyaan Apa yg kelak dilihat oleh penghuni surga ? Allah apa Nur ?

[24:35] Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus1040, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya)1041, yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.

gak ada kata pemberi, itu tambahan dari manusia yg menta`wil juga cahaya dg makhluk, yg benar : Allah cahaya langit dan bumi, sehingga dalam hadits di atas Rasulallah berdo`a dg kalimat
Engkau cahaya langit dan bumi, kalau cahaya makhluk mana mungkin Rasulallah berdo`a dg Engau cahaya bukan engkau pemberi cahaya
perumpamaan adalah : Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus1040, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara

bukan cahaya belapis-lapis /ini makhluk tapi yg benar Cahaya di atas cahaya ?


seharusnya bukan menjadi gugur dong, lha nanti kan bertemu juga, apakah melihat Allah dengan hijabnya berarti tidak bertemu? Ya gugur, Bahkan akan tidak ketemu sama sekali kalau ent memaksa melihat DzatNYA, karena ente & alam semsesta termasuk surga & neraka hancur.


apakah melihat Allah dengan hijabnya berarti tidak bertemu?
Nah ini ente sudah membenarkannya , piye tho ? ente ini benar2 telmi apa pura2 telmi ?

bukan melihat dg HijabNYA seperti yg ente pikirkan itu tapi kecuali hijab keagungan di wajah-Nya,kita akan melihat wajahnNYA bukan sekedar bertemu seeprti yg ada juga dalam pikiran ente itu, tapi sekali lagi melihat keagungan hijab di wajah-Nya. Hijab itu apa menurut ente, macam korden/kain penutup begitu ? pikirkan lagi....

ente ini dibiarkan merugikan melabeli buruk kesana- kemari, diajak diskusi ga mudeng2
sahabat
12-01-2010, 01:59
Diriwayatkan dari Abdullah bin Qais ra bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda:"Dua surga beserta bejana dan segala isinya dari perak, dan dua surga beserta bejana dan segala isinya dari emas. Tidak ada yang menghalangi penghuni surga 'Adn untuk melihat Tuhan mereka, kecuali hijab keagungan di wajah-Nya".(HR.Shahih Bukhari 4878)

1 pertanyaan Apa yg kelak dilihat oleh penghuni surga ? Allah apa Nur ?

jelas sekali diatas memisahkan antara hijab dengan Allah itu sendiri. Jadi yang dilihat nanti Allah dengan hijabnya dan Allah bukan hijab.




[/COLOR]
gak ada kata pemberi, itu tambahan dari manusia yg menta`wil juga cahaya dg makhluk, yg benar : Allah cahaya langit dan bumi, sehingga dalam hadits di atas Rasulallah berdo`a dg kalimat
Engkau cahaya langit dan bumi, kalau cahaya makhluk mana mungkin Rasulallah berdo`a dg Engau cahaya bukan engkau pemberi cahaya
perumpamaan adalah : Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus1040, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara
cahaya itu dalam arti fisik adalah gelombang menerangi kegelapan, apa iya Allah=gelombang? mustahil.
cahaya dalam arti maknawi pemberi kebahagiaan, petunjuk, kebaikan yang dapat diterima oleh hati.

itu semua perumpamaan dan pujian bagi Allah swt.




bukan cahaya belapis-lapis /ini makhluk tapi yg benar Cahaya di atas cahaya ?

namanya juga perumpamaan buat yang Maha.




Ya gugur, Bahkan akan tidak ketemu sama sekali kalau ent memaksa melihat DzatNYA, karena ente & alam semsesta termasuk surga & neraka hancur.

ini kan logika terbalik untuk menyatakan Allah=Nur.

JIka Allah berhijab maka tidak akan ada yang hancur
Jika hijab=Allah maka tidak ada yang hancur
jika hijab bukan Allah maka hancur...hheheheh...gitu kan?

jadi Allah ada 2 ya? Allah dan Hijab Allah? bukan begitu?
Allah yang menhancurkan dan Allah yang tidak menghancukan




Nah ini ente sudah membenarkannya , piye tho ? ente ini benar2 telmi apa pura2 telmi ?

yee...tetep ajah hijab bukan Allah itu sendiri


bukan melihat dg HijabNYA seperti yg ente pikirkan itu tapi kecuali hijab keagungan di wajah-Nya,kita akan melihat wajahnNYA bukan sekedar bertemu seeprti yg ada juga dalam pikiran ente itu, tapi sekali lagi melihat keagungan hijab di wajah-Nya. Hijab itu apa menurut ente, macam korden/kain penutup begitu ? pikirkan lagi....

ente ini dibiarkan merugikan melabeli buruk kesana- kemari, diajak diskusi ga mudeng2

kekekekek...bukannya menurut ente Allah itu=gelombang cahaya? malah ada dua Allah, yang menghancurkan dan yang idak menhancurkan.
shafiq
12-01-2010, 17:55
[QUOTE=sahabat;30862]jelas sekali diatas memisahkan antara hijab dengan Allah itu sendiri. Jadi yang dilihat nanti Allah dengan hijabnya dan Allah bukan hijab. berarti kalau melihat Nur Allah bukan melihat Allah ?



cahaya itu dalam arti fisik adalah gelombang menerangi kegelapan, apa iya Allah=gelombang? mustahil.
cahaya dalam arti maknawi pemberi kebahagiaan, petunjuk, kebaikan yang dapat diterima oleh hati.
Cahaya matahari maksdunya ? apa Nur Allah



itu semua perumpamaan dan pujian bagi Allah swt.
Kata siapa ada dasar hujjahnya ?



namanya juga perumpamaan buat yang Maha.
yg Maha itu Cahaya di atas cahaya maksdunya ? mulai kacau ni nte...


ini kan logika terbalik untuk menyatakan Allah=Nur.

JIka Allah berhijab maka tidak akan ada yang hancur
Jika hijab=Allah maka tidak ada yang hancur
jika hijab bukan Allah maka hancur...hheheheh...gitu kan?

jadi Allah ada 2 ya? Allah dan Hijab Allah? bukan begitu?
Allah yang menhancurkan dan Allah yang tidak menghancukan
Itu kan ent yg bilang , Rasulallah tidak tidak bilang begitu yg Rasulallah kabarkan" keagungan Hijab/Nur di wajahNYA". Dzat = ~ , NUr = ~ apa bedanya ?

satu lagi hadits di bawah ini, apa ent akan berpikir juga Allah itu lebih dari satu ?

Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa suatu ketika Nabi Saw melihat ludah/ingus/dahak di arah kiblat pada dinding masjid, hal itu membuat beliau tidak senang sehingga raut wajahnya tampak berubah. Kemudian beliau berdiri lalu membuang dahak/ludah/ingus tersebut dengan tangan beliau sendiri. Beliau bersabda: "Sesungguhnya seseorang yang berdiam dalam solat itu sedang berbicara dengan Tuhannya dan Tuhannya berada di antara orang yang solat tersebut dan kiblat (Tuhannya berada di depan orang yang solat), karena itu dia tidak boleh meludah ke arah kiblat, tetapi jika terpaksa, meludahlah ke arah kiri atau di bawah telapak kaki (saat itu lantai masjid berupa tanah biasa). Atau jika terpaksa meludahlah sebagai berikut: Rasulullah Saw memperagakan dengan memegang ujung pakaiannya, kemudian beliau meludah di ujung pakaian itu, lalu beliau melipat-lipatnya". ( Bukhari 405 )


yee...tetep ajah hijab bukan Allah itu sendiri
artinya kita tidak melihat Allah begitu ? berapa kali musti diulang, liat lagi haditsnya....


kekekekek...bukannya menurut ente Allah itu=gelombang cahaya? malah ada dua Allah, yang menghancurkan dan yang idak menhancurkan.
Sapa yg bilang bukannya ent sendiri yg bilang begitu, nglindur nih :hihi:
sahabat
13-01-2010, 02:44
[QUOTE] berarti kalau melihat Nur Allah bukan melihat Allah ?

Hijabnya Allah itu nur, dan saya menyatakan Hijab dan Nur bukanlah Allah itu sendiri. artinya melihat Allah dengan hijabnya.




Cahaya matahari maksdunya ? apa Nur Allah

Cahaya matahari itu cahaya ciptaan Allah.




Kata siapa ada dasar hujjahnya ?

karena Tak suatupun menyerupai Dia, maka cahaya tidak menyerupai Dia.



yg Maha itu Cahaya di atas cahaya maksdunya ? mulai kacau ni nte...

Maha Luas Ilmunya.





Itu kan ent yg bilang , Rasulallah tidak tidak bilang begitu yg Rasulallah kabarkan" keagungan Hijab/Nur di wajahNYA". Dzat = ~ , NUr = ~ apa bedanya ?

konsekwensi jika Hijab/Nur adalah Allah, maka ada Dua Allah yan ente sembah, Allah Hijab/ Allah Nur dan Allah itu sendiri.




satu lagi hadits di bawah ini, apa ent akan berpikir juga Allah itu lebih dari satu ?

Diriwayatkan dari Anas ra, bahwa suatu ketika Nabi Saw melihat ludah/ingus/dahak di arah kiblat pada dinding masjid, hal itu membuat beliau tidak senang sehingga raut wajahnya tampak berubah. Kemudian beliau berdiri lalu membuang dahak/ludah/ingus tersebut dengan tangan beliau sendiri. Beliau bersabda: "Sesungguhnya seseorang yang berdiam dalam solat itu sedang berbicara dengan Tuhannya dan Tuhannya berada di antara orang yang solat tersebut dan kiblat (Tuhannya berada di depan orang yang solat), karena itu dia tidak boleh meludah ke arah kiblat, tetapi jika terpaksa, meludahlah ke arah kiri atau di bawah telapak kaki (saat itu lantai masjid berupa tanah biasa). Atau jika terpaksa meludahlah sebagai berikut: Rasulullah Saw memperagakan dengan memegang ujung pakaiannya, kemudian beliau meludah di ujung pakaian itu, lalu beliau melipat-lipatnya". ( Bukhari 405 )


artinya kita tidak melihat Allah begitu ? berapa kali musti diulang, liat lagi haditsnya....


Sapa yg bilang bukannya ent sendiri yg bilang begitu, nglindur nih :hihi:

Keberadaan Allah yang digambarkan disana adalah sebuah perumamaan, Allah itu malah lebih dekat dengan kerongkongan kita, itu gambaran bahwa begitu Maha mengetahuinya Allah terhadap kita. Jadi tidak ada Allah Hijab/Allah Nur dan Allah itu sendiri, itu mah polytheisme. Islam itu ajarannya monotheisme.
shafiq
13-01-2010, 06:59
Keberadaan Allah yang digambarkan disana adalah sebuah perumamaan, Allah itu malah lebih dekat dengan kerongkongan kita, itu gambaran bahwa begitu Maha mengetahuinya Allah terhadap kita. Jadi tidak ada Allah Hijab/Allah Nur dan Allah itu sendiri, itu mah polytheisme. Islam itu ajarannya monotheisme. wong di depan orang yg shalat kok gambaran Allah maha mengetahui. kalau maha mengetahui di kamar saja Allah tahu. mau meludah kemana nte...
lagi pula pada hadits itu jelas2 Rasulallah melarang meludah ke arah kiblat ketika shalat artinya ada arah yg jelas.


konsekwensi jika Hijab/Nur adalah Allah, maka ada Dua Allah yan ente sembah, Allah Hijab/ Allah Nur dan Allah itu sendiri.
Mana ada manusia atau mahluk yg mampu melihat DzatNYA, artinya tidak ada yg melihat artinya yg dilihat cuma Nur/hanya 1 yaitu Nur, Ini Sifat Allah yg Allah Sifatkan sendiri untuk diriNYA. Kesalahan antum mensifati Allah maka akan salah `itikadnya salah pula dalam ibadahnya.

cahaya di atas cahaya = Maha Luas Ilmunya, ta`wil dari mana ? apa dasarnya ?


Cahaya matahari itu cahaya ciptaan Allah.
ya makanya orang boleh menyebutnya dg istlah gelombang.


Hijabnya Allah itu nur, dan saya menyatakan Hijab dan Nur bukanlah Allah itu sendiri. artinya melihat Allah dengan hijabnya.
Sama saja tidak melihat Allah tapi melihat hijabNYA, kalimat di atas artinya nte udah jelas2 mengingkari Nur Allah bukan Allah, tapi masih mengaku-aku kalau Nur Allah adalah Allah.

1 Pertanyaan lagi : melihat hadits di atas/mengenai keagungan hijabNYA, dg cara apa manusia mengenali Tuhannya, termasuk Rasulallah sendiri.
sahabat
15-01-2010, 17:30
wong di depan orang yg shalat kok gambaran Allah maha mengetahui. kalau maha mengetahui di kamar saja Allah tahu. mau meludah kemana nte...
lagi pula pada hadits itu jelas2 Rasulallah melarang meludah ke arah kiblat ketika shalat artinya ada arah yg jelas.

ente suka ngeludah lagi shalat ya?, lha ngeludah lagi shalat ke aah kiblat yang liat kan jijik atuh.



Mana ada manusia atau mahluk yg mampu melihat DzatNYA, artinya tidak ada yg melihat artinya yg dilihat cuma Nur/hanya 1 yaitu Nur, Ini Sifat Allah yg Allah Sifatkan sendiri untuk diriNYA. Kesalahan antum mensifati Allah maka akan salah `itikadnya salah pula dalam ibadahnya.

tetep ajah Nur bukan Allah, kalau ngak ente menyembah 2 Allah yaitu Allah Nur dan Allah.



cahaya di atas cahaya = Maha Luas Ilmunya, ta`wil dari mana ? apa dasarnya ?

Maha Menetahui, Maha Melihat Maha Besar Maha Kuasa, itu lah Ilmu Allah swt.





ya makanya orang boleh menyebutnya dg istlah gelombang.

makanya Allah bukan gelobang kan?


Sama saja tidak melihat Allah tapi melihat hijabNYA, kalimat di atas artinya nte udah jelas2 mengingkari Nur Allah bukan Allah, tapi masih mengaku-aku kalau Nur Allah adalah Allah.

Nur Allah Bukanlah Allah, kalau Nu Allah=Allah, maka ente menyembah 2 Allah.


1 Pertanyaan lagi : melihat hadits di atas/mengenai keagungan hijabNYA, dg cara apa manusia mengenali Tuhannya, termasuk Rasulallah sendiri.

Ntar ajah ikirin di akhirat deh masih jauh kiamatnya jua.
shafiq
15-01-2010, 23:06
Ntar ajah ikirin di akhirat deh masih jauh kiamatnya jua.

Dengan cara apa pula nte mengenali Allah/membedakan Allah yang benar2 Allah, jika selama hidup di dunia tidak pernah mengenalinya ?
masih ingat hadits ini :

Hadis riwayat Abu Hurairah ra.: Bahwa Sahabat bertanya kepada Rasulullah saw: Wahai Rasulullah, apakah kami dapat melihat Tuhan kami pada hari kiamat? ....Orang yang menyembah matahari mengikuti matahari, orang yang menyembah bulan mengikuti bulan, orang yang menyembah berhala mengikuti berhala. Tinggallah umat ini, termasuk di antaranya yang munafik. Kemudian Allah datang kepada mereka dalam bentuk selain bentuk-Nya yang mereka kenal, seraya berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka (umat ini) berkata: Kami berlindung kepada Allah darimu. Ini adalah tempat kami, sampai Tuhan kami datang kepada kami. Apabila Tuhan datang, kami tentu mengenal-Nya. Lalu Allah Ta'ala datang kepada mereka dalam bentuk-Nya yang telah mereka kenal. Allah berfirman: Akulah Tuhan kalian. Mereka pun berkata: Engkau Tuhan kami. Mereka mengikuti-Nya (H.R. Shahih Muslim No.267)

ingat semua udah ana sampaikan sama nte artinya ana tidak menyembunyikan ilmu.
kalau nte tidak paham/susah memahaminya katakan saja tidak paham, ingat juga ayat ini " Allah mengilhamkan kepada jiwa itu fujur & ketakwaaanya". (Q.S. Asy Syams 91:8)
sahabat
16-01-2010, 00:44
Dengan cara apa pula nte mengenali Allah/membedakan Allah yang benar2 Allah, jika selama hidup di dunia tidak pernah mengenalinya ?

[75:22] Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri.
[75:23] Kepada Tuhannyalah mereka melihat.

Menenal bukan kayak menenal wajah temen ente si udin, mengenal karena keimanannya.
shafiq
16-01-2010, 01:11
[75:22] Wajah-wajah (orang-orang mu'min) pada hari itu berseri-seri.
[75:23] Kepada Tuhannyalah mereka melihat.

Menenal bukan kayak menenal wajah temen ente si udin, mengenal karena keimanannya.
terserah ntelah bukan urusanku lagi, kecuali nte bilang tidak paham.
sahabat
16-01-2010, 01:14
terserah ntelah bukan urusanku lagi, kecuali nte bilang tidak paham.

lagian mengenal wajah Allah disamakan mengenal wajah si udin
shafiq
16-01-2010, 01:52
lagian mengenal wajah Allah disamakan mengenal wajah si udin
amin,amin,amin.....
Pendekar Harum
16-01-2010, 10:27
Wirelessly posted (Opera/9.80 (J2ME/MIDP; Opera Mini/4.2.13337/1280; U; en) Presto/2.2.0)

insyaAllah saya tidak percaya dg nur muhammad &meyakini itu sbg akidah yg menyimpang.
Angon
16-01-2010, 11:30
Dalil2 formal ttg Nur Muhammad :

1. Nabi Muhammad sudah dikabarkan sebelum kelahirannya oleh Nabi Isa :
Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad) (As Shaf : 6)



2. Hadis-hadis dari banyak jalan :

a. Tatkala Adam melakukan kesalahan, dia berkata: ‘Wahai Tuhanku, aku memohon ampunan-Mu demi Muhammad.’ Maka Alloh berfirman, ‘Wahai Adam bagaimana engkau mengenal Muhammad sedang aku belum menciptakannya?’ Adam menjawab, ‘Wahai Tuhanku, tatkala Engkau menciptakanku dengan kekuasaan-Mu dan Engkau meniupkan ruh kepadaku, maka aku mengangkat kepalaku, dan aku melihat tiang ‘Arasy bertulis: ‘Tiada Tuhan kecuali Alloh dan Muhammad utusan Alloh’, maka aku tahu Engkau tidak akan merangkaikan kepada nama-Mu kecuali makhluk yang paling Engkau cintai.’ Alloh berfirman, ‘Engkau benar, wahai Adam. Sesungguhnya dia (Muhammad) makhluk yang paling Aku cintai. Mohonlah demi dia, maka aku mengampunimu. Dan kalau bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakanmu.”

(Riwayat Al-Baihaqi dalam Dala’il al-Nubuwwah, Abu Nu’aim dalam Dala’il al-Nubuwwah, al-Hakim dalam al-Mustadrok Juz II hal. 615 dari Ibnu Abbas, al-Thobroni dalam Shagir Juz II hal 82 dan 207 dengan sanad lain yang di dalamnya terdapat perowi tak dikenal oleh al-Haitami sebagaimana dinyatakan dalam Majma’ al-Zawaa’id Juz VIII hal. 253, dan Ibn Asakir dari Umar ibn KhathabHadits ini dinyatakan shohih oleh al-Hakim dalam al-Mustadrok Juz II hal. 615, meskipun ia menyatakan bahwa salah seorang perowinya, yaitu Abdurrohman iibn Zaid ibn Aslam, adalah perowi yang lemah. Akan tetapi, ketika menyebutkan hadits ini ia menyatakan, “Sanadnya shohih, dan inilah hadits pertama dari Abdurrahman ibn Zaid ibn Aslam yang kusebutkan dalam buku ini.” Al-Hakim juga menyatakan keshohihan versi hadits lain melalui Ibn Abbas.

Al-Bulqini dalam karyanya Fatawa menyatakan hadits di atas shohih. Al-Subki memperkuat pen-shohih-an al-Hakim dalam Syifa’ al-Siqom fi Ziyaroh Khoir al-Anam hal. 134-135

Hadits di atas pun dicantumkan oleh Qodhi Iyadh di antara “hadits shohih dan terkenal” dalam al-Syifa’, dan ia menyatakan bahwa Abu Muhammad al-Makki dan Abu al-Laits al-Samarqondi menyebutkannya. Qodhi Iyad berkata, “Dikatakan bahwa hadits di atas menjelaskan ayat: “Dan Adam menerima kalimat-kalimat dari Tuhannya dan Dia mengampuninya” (Q.S. al-Baqoroh: 37)

Ibn al-Jauzi juga memandang hadits di atas itu shohih ketika ia mengutipnya pada bab pertama al-Wafa’ bi Ahwal al-Mushthofa. Dalam muqoddimahnya ia menyatakan “Dalam buku ini aku tidak mencampuradukkan hadits shohih dengan hadits palsu”

Al-Suyuthi mengutip hadits di atas dalam kitab tafsirnya, al-Durr al-Mantsur Juz II hal. 37, dalam al-Khoshoish al-Kubro Juz I hal. 12 dan dalam al-Riyadh al-‘Aniqoh fi Syarh Ama’ Khoir al-Kholiqoh hal. 49, yang di dalamnya ia mengatakan bahwa al-Baihaqi men-shohih-kan hadits ini.



b. Hadits dari al-‘Irbadh ibn Sariyyah r.a.; beliau meriwayatkan bahwa Rosululloh saw. bersabda: “Inni ‘abdulloh khootam al-nabiyyiinn wa inna Aadam lamunjadil fii thiinatih” (Sesungguhnya aku hamba Alloh yang merupakan penutup para nabi ketika Adam masih berupa tanah.” (HR Ahmad, al-Hakim, dan Ibn Hibban)

c. Hadits Abu Hurairoh r.a. yang mengatakan “Para sahabat bertanya, “Wahai Rosulalloh, kapan kenabian ditetapkan bagimu?” Beliau menjawab: ‘wa Aadam baina al-ruuh wa al-jasad’ (Ketika Adam masih berada di antara jasad dan ruh’).” (H.R. at-Turmudzi dan al-Hakim).

d. Hadits Abdulloh ibn Syafiq r.a. dari “seorang lelaki” – yakni dari kalangan sahabat Nabi saw.; (ketidaktahuan tentang nama seorang sahabat tidak menjadi masalah sebagaimana yang dikenal di kalangan ahli hadits). Ia mengatakan, “Aku bertanya, ‘wahai Rosulalloh, kapan engkau dijadikan sebagai nabi?’ Beliau menjawab: “Ketika Adam masih berada di antara ruh dan jasad” (H.R. Ahmad)

e. Hadits Maisaroh al-Fajr r.a. Ia berkata, “Aku bertanya: ‘Wahai Rosululloh, kapan engkau menjadi nabi?’ Dalam teks lain, ‘Kapan engkau dikukuhkan?’ Beliau menjawab: ‘Ketika Adam masih berada di antara ruh dan jasad” (H.R.Ahmad dan al-Hakim)


.
sahabat
16-01-2010, 14:21
Dalil2 formal ttg Nur Muhammad :
2. Hadis-hadis dari banyak jalan :

a. Tatkala Adam melakukan kesalahan, dia berkata: ‘Wahai Tuhanku, aku memohon ampunan-Mu demi Muhammad.’ Maka Alloh berfirman, ‘Wahai Adam bagaimana engkau mengenal Muhammad sedang aku belum menciptakannya?’ Adam menjawab, ‘Wahai Tuhanku, tatkala Engkau menciptakanku dengan kekuasaan-Mu dan Engkau meniupkan ruh kepadaku, maka aku mengangkat kepalaku, dan aku melihat tiang ‘Arasy bertulis: ‘Tiada Tuhan kecuali Alloh dan Muhammad utusan Alloh’, maka aku tahu Engkau tidak akan merangkaikan kepada nama-Mu kecuali makhluk yang paling Engkau cintai.’ Alloh berfirman, ‘Engkau benar, wahai Adam. Sesungguhnya dia (Muhammad) makhluk yang paling Aku cintai. Mohonlah demi dia, maka aku mengampunimu. Dan kalau bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakanmu.”

hadits yang tidak bisa dipercaya Arasy punya tiang, Adam sudah mengenal tulisan, siapa yang ngajarin? padahal:

[2:31] Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

[2:32] Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana35."
Rerolet
16-01-2010, 14:40
Wirelessly posted (Mozilla/5.0 (iPhone; U; CPU iPhone OS 3_0 like Mac OS X; en-us) AppleWebKit/528.18 (KHTML, like Gecko) Version/4.0 Mobile/7A341 Safari/528.16)



Dalil2 formal ttg Nur Muhammad :
2. Hadis-hadis dari banyak jalan :

a. Tatkala Adam melakukan kesalahan, dia berkata: ‘Wahai Tuhanku, aku memohon ampunan-Mu demi Muhammad.’ Maka Alloh berfirman, ‘Wahai Adam bagaimana engkau mengenal Muhammad sedang aku belum menciptakannya?’ Adam menjawab, ‘Wahai Tuhanku, tatkala Engkau menciptakanku dengan kekuasaan-Mu dan Engkau meniupkan ruh kepadaku, maka aku mengangkat kepalaku, dan aku melihat tiang ‘Arasy bertulis: ‘Tiada Tuhan kecuali Alloh dan Muhammad utusan Alloh’, maka aku tahu Engkau tidak akan merangkaikan kepada nama-Mu kecuali makhluk yang paling Engkau cintai.’ Alloh berfirman, ‘Engkau benar, wahai Adam. Sesungguhnya dia (Muhammad) makhluk yang paling Aku cintai. Mohonlah demi dia, maka aku mengampunimu. Dan kalau bukan karena Muhammad, Aku tidak akan menciptakanmu.”

hadits yang tidak bisa dipercaya Arasy punya tiang, Adam sudah mengenal tulisan, siapa yang ngajarin? padahal:

[2:31] Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

[2:32] Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana35."

benda apa yg diketahui adam tp tidak dipahami oleh malaikat?
bukankah malaikat bisa melihat adam tetapi tidak sebliknya..??, mudah-mudahan akal bisa antum bisa menjelaskannya
Angon
16-01-2010, 17:51
@Sahabat :

Yang ngajari Allah.

Hanya karena ada kalimat tiang Arsy, ente menolak dalil ?

apa ente juga mau membantah ayat Al Qur'an, karena ada kalimat Arsy diatas air ?

Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arsy-Nya di atas air (Hud 7)


.
sahabat
16-01-2010, 19:41
Wirelessly posted (Mozilla/5.0 (iPhone; U; CPU iPhone OS 3_0 like Mac OS X; en-us) AppleWebKit/528.18 (KHTML, like Gecko) Version/4.0 Mobile/7A341 Safari/528.16)



benda apa yg diketahui adam tp tidak dipahami oleh malaikat?
bukankah malaikat bisa melihat adam tetapi tidak sebliknya..??, mudah-mudahan akal bisa antum bisa menjelaskannya

[2:31] Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"

[2:32] Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana35."

yang diajarkan itu nama-nama benda, yang diajarkan itu ilmu yang memberi tahu nama-nama benda, bukan masalah telihat atau tidak.

Adam saat itu pengetahuannya hanya itu, jadi kalau ada yang menyatakan adam bisa baca, haditsnya bodong.

---------- Post added at 19:41 ---------- Previous post was at 19:39 ----------


@Sahabat :

Yang ngajari Allah.

Hanya karena ada kalimat tiang Arsy, ente menolak dalil ?

apa ente juga mau membantah ayat Al Qur'an, karena ada kalimat Arsy diatas air ?

Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah Arsy-Nya di atas air (Hud 7)


.

kalau dari awal yang menyatakan bahwa adam bisa baca, maka haditsnya bodong dengan sendirinya kandungan hadits tesebut bodong.
Rerolet
16-01-2010, 20:02
Wirelessly posted (Mozilla/5.0 (iPhone; U; CPU iPhone OS 3_0 like Mac OS X; en-us) AppleWebKit/528.18 (KHTML, like Gecko) Version/4.0 Mobile/7A341 Safari/528.16)


Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"



Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana35."



yang diajarkan itu nama-nama benda, yang diajarkan itu ilmu yang memberi tahu nama-nama benda, bukan masalah telihat atau tidak.

ente belon jawab pertanyaan gw,.....benda apa yg diketahui adam tp tidak pada malaekat..?
ini bukan perkara liat dan melihat,.....tp selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami....apakah melihat sama dengan mengajarkan?, gw rasa tidak perlu diberi pelajaran klu hanya benda2 yg bisa diliat
sahabat
17-01-2010, 16:50
Wirelessly posted (Mozilla/5.0 (iPhone; U; CPU iPhone OS 3_0 like Mac OS X; en-us) AppleWebKit/528.18 (KHTML, like Gecko) Version/4.0 Mobile/7A341 Safari/528.16)



ente belon jawab pertanyaan gw,.....benda apa yg diketahui adam tp tidak pada malaekat..?

sekali lagi lihat ayatnya:

Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,"

Jadi yang diajarkan itu ilmu pengetahuan tentang nama-nama benda, nama apa saja yang tidak diajarkan jawabannya ngak tahu, hanya itu sepengetahuan umat muslim tentang masalah itu.



ini bukan perkara liat dan melihat,.....tp selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami....apakah melihat sama dengan mengajarkan?, gw rasa tidak perlu diberi pelajaran klu hanya benda2 yg bisa diliat
lihat lagi yang ditanya kepada malaikat dan apa jawaban malaikat:
kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana35."

tuh tidak diketahui nama-nama benda tesebut, lalu darimana Adam bisa baca kalimat di tiang arasy itu katanya?
Angon
17-01-2010, 21:10
Ente percaya Allah mengajarkan nama benda2 kpd Adam, apa sulitnya percaya Allah juga mengajarkan Adam bisa membaca tulisan ?

Ente menolak tiang Arsy, ente juga menolak Arsy diatas air ?
Rerolet
17-01-2010, 21:26
Wirelessly posted (Mozilla/5.0 (iPhone; U; CPU iPhone OS 3_0 like Mac OS X; en-us) AppleWebKit/528.18 (KHTML, like Gecko) Version/4.0 Mobile/7A341 Safari/528.16)


sekali lagi lihat ayatnya:



Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,"



Jadi yang diajarkan itu ilmu pengetahuan tentang nama-nama benda, nama apa saja yang tidak diajarkan jawabannya ngak tahu, hanya itu sepengetahuan umat muslim tentang masalah itu.

jika ada sebagian muslim yg mempertanyakan tsb, haruskah jawaban kita melulu "hanya Allah yg tau dan kita serahkan kepada-Nya".terus apa gunanya Allah mencantumkan informasi tsb jika tidak menambah apa2 dari kita? jawaban seperti inilah yg menjadi ejekan kaum atheis. Sedangkan para sufi dengan kesyuhudannya dalam membersihkan diri mampu menjawab pernyataan2 alquran, meski ada sebagian sufi yg berlebihan dalam pernyataannya. Namun selagi jawaban tsb tidak bertentangan dalam al-quran maka ia dapat menjadi informasi tambahan bagi kita.

Menurut gw yg dipertanyakan Allah kepada Adam as merupakan keutamaan manusia dari bangsa malaikat.Yaitu nama2 yg malaikat tidak miliki tetapi ada pada diri manusia yg Allah anugrahkan kepada manusia sehingga manusia mempunyai kemuliaan atau derajat yg lebih tinggi dari malaekat......ane rasa antum tau, apa yg menjadai kemuliaan manusia dibanding malaekat sehingga malaekat harus sujud kepada manusia
sahabat
18-01-2010, 01:23
Wirelessly posted (Mozilla/5.0 (iPhone; U; CPU iPhone OS 3_0 like Mac OS X; en-us) AppleWebKit/528.18 (KHTML, like Gecko) Version/4.0 Mobile/7A341 Safari/528.16)
jika ada sebagian muslim yg mempertanyakan tsb, haruskah jawaban kita melulu "hanya Allah yg tau dan kita serahkan kepada-Nya".terus apa gunanya Allah mencantumkan informasi tsb jika tidak menambah apa2 dari kita? jawaban seperti inilah yg menjadi ejekan kaum atheis. Sedangkan para sufi dengan kesyuhudannya dalam membersihkan diri mampu menjawab pernyataan2 alquran, meski ada sebagian sufi yg berlebihan dalam pernyataannya. Namun selagi jawaban tsb tidak bertentangan dalam al-quran maka ia dapat menjadi informasi tambahan bagi kita.

kita dilarang menambah dan mengurangi apa yang ada didalam al-Quran, dan kebenaran itu adanya dalam al-Quan. Kalau sufi bisa nambahin bahwa adam tahu ada tiang arasy belum tentu bener malah pasti salahnya.


Menurut gw yg dipertanyakan Allah kepada Adam as merupakan keutamaan manusia dari bangsa malaikat.Yaitu nama2 yg malaikat tidak miliki tetapi ada pada diri manusia yg Allah anugrahkan kepada manusia sehingga manusia mempunyai kemuliaan atau derajat yg lebih tinggi dari malaekat......ane rasa antum tau, apa yg menjadai kemuliaan manusia dibanding malaekat sehingga malaekat harus sujud kepada manusia

Allah swt menyatakan mengajari nama-nama benda.
Angon
18-01-2010, 02:00
Kalau sufi bisa nambahin bahwa adam tahu ada tiang arasy belum tentu bener malah pasti salah

Dari Ubay bin Ka'ab bahwasanya Nabi pernah bertanya kepadanya,"Ayat apakah yang paling agung dalam al-Quran?" Ubay menjawab,"Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui." Rasulullah mengulangi pertanyaaannya berulang kali, kemudian Ubay menjawab,"Ayat Kursi." Beliau bersabda,"Mudah-mudahan ilmu ini menjadi kenikmatan atasmu, wahai Abul Mundzir! Dia (Allah) yang diriku berada di tangan-Nya, sungguh ayat kursi ini nanti akan mempunyai lisan dan dua bibir yang mensucikan Allah di sisi tiang 'Arsy." (HR Ahmad)

"Sesungguhnya manusia pingsan pada hari kiamat, lalu aku adalah orang yang pertama sadar, seketika itu aku mendapatkan Musa sedang memegang sebuah tiang dari tiang-tiang Arsy, maka aku tidak tahu apakah dia telah sadar sebelumku ataukah dia dibebaskan (dari pingsan tersebut) karena telah pingsan dibukit Thur". (HR Bukhari - Muslim)



Masih ngributin TIANG ARSY ?



.
filsufsufi
18-01-2010, 20:58
NUR adalah unsurnya, bahwa manusia di lengkapi dengan NUR-ani dan RUH-ani dan Jasm-ani

MUHAMMAD adalah nama yg diberikan, NUR Muhammad diberikan oleh orang sufi berdasarkan hadits yg dikutip diawal, Ruh-Muhammad dan Jasmani-Muhammad nya ada pada Muhammad bin Abdullah

Nama anak diberi nama Muhammad gpp, kok orang sufi memberi nama NUR MUHAMMAD pada sewot seh ?! hehehehe
sahabat
25-01-2010, 20:07
Ente percaya Allah mengajarkan nama benda2 kpd Adam, apa sulitnya percaya Allah juga mengajarkan Adam bisa membaca tulisan ?

Ente menolak tiang Arsy, ente juga menolak Arsy diatas air ?

lha yang diajarin nama benda kok harus percaya ngajarin tulisan, kebenarannya dimana?
allhurr juga
27-01-2010, 22:39
lha yang diajarin nama benda kok harus percaya ngajarin tulisan, kebenarannya dimana?

nama benda yang diajarkan itu apa aja ?
sahabat
28-01-2010, 03:04
nama benda yang diajarkan itu apa aja ?

lagi-lagi saya tidak punya pengetahuan tentang itu
allhurr juga
28-01-2010, 21:02
lagi-lagi saya tidak punya pengetahuan tentang itu

itulah maka sebabnya Allah telah meyebutkan bahwa manusia itu suka menduga-duga, padahal dalam dugaannya tersebut bisa benar bisa juga salah.

sehingga persepsi Nur Muhammad juga menjadi bahan debat bagi orang yang tidak mempercayai Hadist yang telah diriwayatkan oleh Jabir r.a. dan Abu Hurairah r.a.

Apakah anda termasuk yang tidak mempercayai hadist tersebut ?
sahabat
29-01-2010, 01:08
itulah maka sebabnya Allah telah meyebutkan bahwa manusia itu suka menduga-duga, padahal dalam dugaannya tersebut bisa benar bisa juga salah

sehingga persepsi Nur Muhammad juga menjadi bahan debat bagi orang yang tidak mempercayai Hadist yang telah diriwayatkan oleh Jabir r.a. dan Abu Hurairah r.a.

Apakah anda termasuk yang tidak mempercayai hadist tersebut ?

Tentang nama-nama yang diajarkan kepada Adam, justru saya menyatakan tidak tahu, kok dibilang menduga sih?

Tentang Nur Muhammad saya tidak pecaya , saya pernah dapet hadits seperti ini:

" Imam Ahmad Bin Hanbal di dalam Musnad, Mir Seyyed Ali Hamdani Faqih Shafi’i di dalam Mawaddatu’l-Qurba; Ibn Maghazili Shafi’i di dalam Manaqib dan Muhammad Bin Talha Shafi’i di dalam Matalibu’s-Su’ul Fi Manaqib-e-alu’r-Rasul menyampaikan dari nabi yang berkata, ‘Saya dan Ali Ibn Abi Thalib adalah dari cahaya yang sama di hadrat Allah 14 000 tahun sebelum kejadian Adam. Apabila Allah menjadikan Adam, Dia meletakkan cahaya ini pada tempat peranakkan Adam. Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abul-Muttalib. Kemudian saya dianugerahkan dengan kenabian dan Ali dengan khalifa.’...
"

kamu percaya hadits ini?
allhurr juga
29-01-2010, 14:33
Tentang nama-nama yang diajarkan kepada Adam, justru saya menyatakan tidak tahu, kok dibilang menduga sih?

Tentang Nur Muhammad saya tidak pecaya , saya pernah dapet hadits seperti ini:

" Imam Ahmad Bin Hanbal di dalam Musnad, Mir Seyyed Ali Hamdani Faqih Shafi’i di dalam Mawaddatu’l-Qurba; Ibn Maghazili Shafi’i di dalam Manaqib dan Muhammad Bin Talha Shafi’i di dalam Matalibu’s-Su’ul Fi Manaqib-e-alu’r-Rasul menyampaikan dari nabi yang berkata, ‘Saya dan Ali Ibn Abi Thalib adalah dari cahaya yang sama di hadrat Allah 14 000 tahun sebelum kejadian Adam. Apabila Allah menjadikan Adam, Dia meletakkan cahaya ini pada tempat peranakkan Adam. Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abul-Muttalib. Kemudian saya dianugerahkan dengan kenabian dan Ali dengan khalifa.’...
"

kamu percaya hadits ini?

ya..saya percaya.

apakah anda akan mempersoalkan masalah redaksi hadist tersebut karena di sebutnya nama Sayyyidina Al' k.w ?

atau karena permasalahan penciptaan yang telah mendahului penciptaan Nabiyullah Adam a.s. ?

atau karena hadist ini bersumber atau setidaknya lebih dekat ke mazhab Syi'ah ?

atau adakah yang lain menurut anda ?
sahabat
30-01-2010, 03:30
ya..saya percaya.

apakah anda akan mempersoalkan masalah redaksi hadist tersebut karena di sebutnya nama Sayyyidina Al' k.w ?

atau karena permasalahan penciptaan yang telah mendahului penciptaan Nabiyullah Adam a.s. ?

atau karena hadist ini bersumber atau setidaknya lebih dekat ke mazhab Syi'ah ?

atau adakah yang lain menurut anda ?

bukan itu yang saya permasalahkan, yang ini:

Imam Ahmad Bin Hanbal di dalam Musnad, Mir Seyyed Ali Hamdani Faqih Shafi’i di dalam Mawaddatu’l-Qurba; Ibn Maghazili Shafi’i di dalam Manaqib dan Muhammad Bin Talha Shafi’i di dalam Matalibu’s-Su’ul Fi Manaqib-e-alu’r-Rasul menyampaikan dari nabi yang berkata, ‘Saya dan Ali Ibn Abi Thalib adalah dari cahaya yang sama di hadrat Allah 14 000 tahun sebelum kejadian Adam. Apabila Allah menjadikan Adam, Dia meletakkan cahaya ini pada tempat peranakkan Adam. Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abul-Muttalib. Kemudian saya dianugerahkan dengan kenabian dan Ali dengan khalifa.’...

Abdul Muthalib kan menyembah behala, kok bisa besemayam disitu?
allhurr juga
30-01-2010, 19:37
bukan itu yang saya permasalahkan, yang ini:

Imam Ahmad Bin Hanbal di dalam Musnad, Mir Seyyed Ali Hamdani Faqih Shafi’i di dalam Mawaddatu’l-Qurba; Ibn Maghazili Shafi’i di dalam Manaqib dan Muhammad Bin Talha Shafi’i di dalam Matalibu’s-Su’ul Fi Manaqib-e-alu’r-Rasul menyampaikan dari nabi yang berkata, ‘Saya dan Ali Ibn Abi Thalib adalah dari cahaya yang sama di hadrat Allah 14 000 tahun sebelum kejadian Adam. Apabila Allah menjadikan Adam, Dia meletakkan cahaya ini pada tempat peranakkan Adam. Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abul-Muttalib. Kemudian saya dianugerahkan dengan kenabian dan Ali dengan khalifa.’...

Abdul Muthalib kan menyembah behala, kok bisa besemayam disitu?

he...he...he.....kembali anda telah salah kaprah terhadap sejarah.....selama saya mempelajari sejarah Rasulullah saw beserta nenek moyang beliau saw, tidak pernah saya temui literatur yang menyebutkan bahwa Abdul Muthalib penyembah berhala...agama nenek moyang Rasulullah saw. adalah agama murni Nabiyullah Ismail a.s. yang bermuara kepada agama Nabiyullah Ibrahim a.s.

coba anda "tafakur" sejenak...... pernahkah anda membaca ataupun mendengar Rasulullah saw. pernah bersabda, bahwa beliau terlahir dari rahim dan sulbi-sulbi yang suci ?

dan sekalian saya mau meminta kepada anda referensi yang menyebutkan bahwa Abdul Muthalib adalah penyembah berhala.
sahabat
01-02-2010, 02:34
he...he...he.....kembali anda telah salah kaprah terhadap sejarah.....selama saya mempelajari sejarah Rasulullah saw beserta nenek moyang beliau saw, tidak pernah saya temui literatur yang menyebutkan bahwa Abdul Muthalib penyembah berhala...agama nenek moyang Rasulullah saw. adalah agama murni Nabiyullah Ismail a.s. yang bermuara kepada agama Nabiyullah Ibrahim a.s.

coba anda "tafakur" sejenak...... pernahkah anda membaca ataupun mendengar Rasulullah saw. pernah bersabda, bahwa beliau terlahir dari rahim dan sulbi-sulbi yang suci ?

dan sekalian saya mau meminta kepada anda referensi yang menyebutkan bahwa Abdul Muthalib adalah penyembah berhala.

pernah membaca sejarah Arab?
Pada masa jahiliyah, ada Nasrani Yahudi dan Paganisme, AlQuran Juga menyebut ada Shabiin.

Dalam sebuah Riwayat disebutkan bahwa Abdul Muttalib dengan kehilangan putranya Abdullah sampai-sampai mempersembahkan penebusan kepada berhala diluar kebiasaan yang berlaku ketika itu.

Abu Jahal dan Abu Lahab itu Paman Rasulullah saw.
Abu Thalib samai akhir hayatnya dirayu Rasulullah tetep tidak memeluk Islam.
Untuk itu sampai tekenal embulan di Tangan Kiri dan Matahari ditangan kanan, ketika Abu Thalib menginginkan Rasulullah meninggalkan syiar Islam atas suruhan kaum Quraisy.
Nggak ada agama Ismail di negri Arab, sudah ditinggal 5500 tahun oleh Ismail as.
allhurr juga
01-02-2010, 08:02
pernah membaca sejarah Arab?
Pada masa jahiliyah, ada Nasrani Yahudi dan Paganisme, AlQuran Juga menyebut ada Shabiin.

Dalam sebuah Riwayat disebutkan bahwa Abdul Muttalib dengan kehilangan putranya Abdullah sampai-sampai mempersembahkan penebusan kepada berhala diluar kebiasaan yang berlaku ketika itu.

Abu Jahal dan Abu Lahab itu Paman Rasulullah saw.
Abu Thalib samai akhir hayatnya dirayu Rasulullah tetep tidak memeluk Islam.
Untuk itu sampai tekenal embulan di Tangan Kiri dan Matahari ditangan kanan, ketika Abu Thalib menginginkan Rasulullah meninggalkan syiar Islam atas suruhan kaum Quraisy.
Nggak ada agama Ismail di negri Arab, sudah ditinggal 5500 tahun oleh Ismail as.

wieh............pernah baca sejarah Abdul Muthalib ga ?

kalau gitu berarti anda mempunyai nabi dari keturunan penyembah berhala....mau ?
sahabat
01-02-2010, 15:34
wieh............pernah baca sejarah Abdul Muthalib ga ?

kalau gitu berarti anda mempunyai nabi dari keturunan penyembah berhala....mau ?

lha bukankah ayahanda Ibrahim as juga pembuat patung berhala?
Lha apakah itu masalah? nenek moyang saya juga dulu pastinya animisme kok, so?
allhurr juga
02-02-2010, 08:45
lha bukankah ayahanda Ibrahim as juga pembuat patung berhala?
Lha apakah itu masalah? nenek moyang saya juga dulu pastinya animisme kok, so?

Informasi sejarah berkenaan dengan ayahanda Nabiyullah Ibrahim a.s. sebagai pembuat patung berhala masih tidak valid mas....karena ada yang mengatakan bahwa Azar tersebut bukan ayah beliau...tetapi paman.
nah....info sejarah mana yang anda yakini ?

so pasti...nenek moyang kita adalah seperti itu.....jadi apakah anda ingin menyamakan nenek moyang kita dengan nenek moyang Rasulullah saw. adalah sama-sama animisme sekaligus penyembah berhala ? jauh sekali mas.................
sahabat
02-02-2010, 14:34
Informasi sejarah berkenaan dengan ayahanda Nabiyullah Ibrahim a.s. sebagai pembuat patung berhala masih tidak valid mas....karena ada yang mengatakan bahwa Azar tersebut bukan ayah beliau...tetapi paman.
nah....info sejarah mana yang anda yakini ?

yang saya yakini adalah al-Quran:

[6:74] Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar489, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."

apakah sejarah yang ditulis dalam al-Quran menuerut anda tidak valid?




so pasti...nenek moyang kita adalah seperti itu.....jadi apakah anda ingin menyamakan nenek moyang kita dengan nenek moyang Rasulullah saw. adalah sama-sama animisme sekaligus penyembah berhala ? jauh sekali mas.................

Kita itu tak akan menanggung dosa nenek moyang, demikian pula sebaliknya, didalam al-Quran tidak ada informasi agama selain yang ditulis didalamnya, yahudi, dlst. Muhammad saw seorang Rasul, tidak akan mengubah derajat beliau secuilpun tentang sispapaun nenek moyangnya, walau pamannya sendiri abu jahal, abu lahab mengganggu, tidak mengurangi penghormatam kepada beliau.
allhurr juga
02-02-2010, 15:41
yang saya yakini adalah al-Quran:

[6:74] Dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar489, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata."

apakah sejarah yang ditulis dalam al-Quran menuerut anda tidak valid?



Kita itu tak akan menanggung dosa nenek moyang, demikian pula sebaliknya, didalam al-Quran tidak ada informasi agama selain yang ditulis didalamnya, yahudi, dlst. Muhammad saw seorang Rasul, tidak akan mengubah derajat beliau secuilpun tentang sispapaun nenek moyangnya, walau pamannya sendiri abu jahal, abu lahab mengganggu, tidak mengurangi penghormatam kepada beliau.

okelah kalau anda berpendapat seperti itu.

---------- Post added at 16:39 ---------- Previous post was at 16:35 ----------


bukan itu yang saya permasalahkan, yang ini:

Imam Ahmad Bin Hanbal di dalam Musnad, Mir Seyyed Ali Hamdani Faqih Shafi’i di dalam Mawaddatu’l-Qurba; Ibn Maghazili Shafi’i di dalam Manaqib dan Muhammad Bin Talha Shafi’i di dalam Matalibu’s-Su’ul Fi Manaqib-e-alu’r-Rasul menyampaikan dari nabi yang berkata, ‘Saya dan Ali Ibn Abi Thalib adalah dari cahaya yang sama di hadrat Allah 14 000 tahun sebelum kejadian Adam. Apabila Allah menjadikan Adam, Dia meletakkan cahaya ini pada tempat peranakkan Adam. Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abul-Muttalib. Kemudian saya dianugerahkan dengan kenabian dan Ali dengan khalifa.’...

Abdul Muthalib kan menyembah behala, kok bisa besemayam disitu?

kembali ke topik yang anda masalahkan, apa salahnya kalau Abdul Muthalib sebagai "penyembah" berhala, kemudian (--seperti bunyi hadist yang anda tebalkan--) : Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abul-Muttalib jika "dipersamakan" dengan Nabiyullah Ibrahim a.s. terhadap ayahnya ?
Bermasalah ?

---------- Post added at 16:40 ---------- Previous post was at 16:39 ----------



Kita itu tak akan menanggung dosa nenek moyang, demikian pula sebaliknya, didalam al-Quran tidak ada informasi agama selain yang ditulis didalamnya, yahudi, dlst. Muhammad saw seorang Rasul, tidak akan mengubah derajat beliau secuilpun tentang sispapaun nenek moyangnya, walau pamannya sendiri abu jahal, abu lahab mengganggu, tidak mengurangi penghormatam kepada beliau.

kemudian bagaimana penjelasan anda dengan opini di atas ?[COLOR="Silver"]
sahabat
02-02-2010, 16:06
okelah kalau anda berpendapat seperti itu.

---------- Post added at 16:39 ---------- Previous post was at 16:35 ----------



kembali ke topik yang anda masalahkan, apa salahnya kalau Abdul Muthalib sebagai "penyembah" berhala, kemudian (--seperti bunyi hadist yang anda tebalkan--) : Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abul-Muttalib jika "dipersamakan" dengan Nabiyullah Ibrahim a.s. terhadap ayahnya ?
Bermasalah ?

---------- Post added at 16:40 ---------- Previous post was at 16:39 ----------



kemudian bagaimana penjelasan anda dengan opini di atas ?[COLOR="Silver"]

baca di awal thread:

Dalam Tassawuf Makhluk yang diciptakan Allah SWT pertamakali adalah Nur Muhammad, dan setelah itu baru makhluk yang lainnya. Pertama kali konsep Nur Muhammad dibawa oleh Ibnu Arabi, yaitu seorang sufi dan konsep Nur Muhammad dibawanya sehubungan dengan pencapaian manusia (sufi) pada derajat “Insan Kamil” (manusia sempurna) yaitu manusia yang telah mencapai sifat kemanusiaannya yang tertinggi dan telah memiliki Nur-Muhammad. Hakikat Nur Muhammad atau roh Muhammad menurutnya adalah insan kamil atau merupakan wahdatul wujud (kesatuan wujud) antara manusia dan hakikat Yang Esa atau Al-Haqq.


artinya apa? ternyata insan kamil boleh jadi penyembah berhala, anda setuju?
allhurr juga
02-02-2010, 16:19
baca di awal thread:

Dalam Tassawuf Makhluk yang diciptakan Allah SWT pertamakali adalah Nur Muhammad, dan setelah itu baru makhluk yang lainnya. Pertama kali konsep Nur Muhammad dibawa oleh Ibnu Arabi, yaitu seorang sufi dan konsep Nur Muhammad dibawanya sehubungan dengan pencapaian manusia (sufi) pada derajat “Insan Kamil” (manusia sempurna) yaitu manusia yang telah mencapai sifat kemanusiaannya yang tertinggi dan telah memiliki Nur-Muhammad. Hakikat Nur Muhammad atau roh Muhammad menurutnya adalah insan kamil atau merupakan wahdatul wujud (kesatuan wujud) antara manusia dan hakikat Yang Esa atau Al-Haqq.


artinya apa? ternyata insan kamil boleh jadi penyembah berhala, anda setuju?

he...he...he....akhirnya sampailah saya pada satu kesimpulan, bahwa anda dari awal sudah salah mempersepsikan antara Nur Muhammad dengan Nabi Muhammad saw.

Beda jauh mas...antara pengertian Nur Muhammad dengan Nabi Muhammad saw.
sahabat
02-02-2010, 16:23
he...he...he....akhirnya sampailah saya pada satu kesimpulan, bahwa anda dari awal sudah salah mempersepsikan antara Nur Muhammad dengan Nabi Muhammad saw.

Beda jauh mas...antara pengertian Nur Muhammad dengan Nabi Muhammad saw.

tentu beda jauh, tenag ajah saya tidak menyatakan nur Muhammad =Nabi Muhammad, cuma saja Nur itu ada yang menganonimkan dengan kata Roh, Ruh atau apa saja, tapi bukan fisik Nabi Muhammad. Dan Nur Muhammad juga ada dalam diri Muhamam d saw bukan?, jadi......Nur Muhammad bisa bersemayam atau insan kamil bisa juga adalah penyembah berhala, bukan begitu?
allhurr juga
02-02-2010, 16:28
tentu beda jauh, tenag ajah saya tidak menyatakan nur Muhammad =Nabi Muhammad, cuma saja Nur itu ada yang menganonimkan dengan kata Roh, Ruh atau apa saja, tapi bukan fisik Nabi Muhammad. Dan Nur Muhammad juga ada dalam diri Muhamam d saw bukan?, jadi......Nur Muhammad bisa bersemayam atau insan kamil bisa juga adalah penyembah berhala, bukan begitu?

NUR yang dimaksud disini bukan seperti yang anda pahamkan sebagai RUH bagi setiap yang mempunyai RUH mas......

NUR disini dimaksudkan untuk memudahkan pendekatan pemahaman terhadap sesuatu konsep yang ditawarkan oleh Ibnu 'Arabi.

sekali lagi apakah anda paham dengan konsep Martabat 7 nya Ibnu 'Arab ? yang mana konsep ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wacana Wahdatul Wujud dan Nur Muhammad.
sahabat
02-02-2010, 16:31
NUR yang dimaksud disini bukan seperti yang anda pahamkan sebagai RUH bagi setiap yang mempunyai RUH mas......

NUR disini dimaksudkan untuk memudahkan pendekatan pemahaman terhadap sesuatu konsep yang ditawarkan oleh Ibnu 'Arabi.

sekali lagi apakah anda paham dengan konsep Martabat 7 nya Ibnu 'Arab ? yang mana konsep ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari wacana Wahdatul Wujud dan Nur Muhammad.

sekali lagi lihat tulisan saya:

tentu beda jauh, tenag ajah saya tidak menyatakan nur Muhammad =Nabi Muhammad, cuma saja Nur itu ada yang menganonimkan dengan kata Roh, Ruh atau apa saja, tapi bukan fisik Nabi Muhammad. Dan Nur Muhammad juga ada dalam diri Muhamam d saw bukan?, jadi......Nur Muhammad bisa bersemayam atau insan kamil bisa juga adalah penyembah berhala, bukan begitu?

sekali lagi:Nur Muhammad bisa bersemayam atau insan kamil bisa juga adalah penyembah berhala, bukan begitu?
allhurr juga
02-02-2010, 16:36
sekali lagi lihat tulisan saya:

tentu beda jauh, tenag ajah saya tidak menyatakan nur Muhammad =Nabi Muhammad, cuma saja Nur itu ada yang menganonimkan dengan kata Roh, Ruh atau apa saja, tapi bukan fisik Nabi Muhammad. Dan Nur Muhammad juga ada dalam diri Muhamam d saw bukan?, jadi......Nur Muhammad bisa bersemayam atau insan kamil bisa juga adalah penyembah berhala, bukan begitu?

sekali lagi:Nur Muhammad bisa bersemayam atau insan kamil bisa juga adalah penyembah berhala, bukan begitu?

rupanya anda tidak memahami reply saya yang di atas itu ya...?

saya mohon ijin OFF dulu....
sahabat
02-02-2010, 16:54
rupanya anda tidak memahami reply saya yang di atas itu ya...?

saya mohon ijin OFF dulu....

nanti lah martabat 7 mah, ini kan bahasan tentang hadits nur muhammad, dengan konsekwensinya.

ya silah kan off dulu.
filsufsufi
02-02-2010, 16:56
sekali lagi:Nur Muhammad bisa bersemayam atau insan kamil bisa juga adalah penyembah berhala, bukan begitu?Gini loh..setiap makhluq ada sebuah unsur yg tidak bisa tidak mesti adanya, setuju gak? benar gak ada ciptaan yg pertama kali Allah cipta ? bagi sufi yg Allah ciptakan pertama kali itu ialah NUR, namanya boleh apa saja, namun bagi sufi NUR itu bernama MUHAMMAD, setelah itu terjadilah anasir:

Air, Api, Angin dan Tanah

Klo pertanyaan anda adalah, apakah "penyembah berhala" tebuat dari tanah ? Benar jawab nya, tetapi klo anda berkata "atau tanah bisa juga adalah penyembah berhala?" jelas anda salah
sahabat
02-02-2010, 17:08
Gini loh..setiap makhluq ada sebuah unsur yg tidak bisa tidak mesti adanya, setuju gak? benar gak ada ciptaan yg pertama kali Allah cipta ? bagi sufi yg Allah ciptakan pertama kali itu ialah NUR, namanya boleh apa saja, namun bagi sufi NUR itu bernama MUHAMMAD, setelah itu terjadilah anasir:

Air, Api, Angin dan Tanah

Klo pertanyaan anda adalah, apakah "penyembah berhala" tebuat dari tanah ? Benar jawab nya, tetapi klo anda berkata "atau tanah bisa juga adalah penyembah berhala?" jelas anda salah

pertamyaan saya adalah:

sekali lagi:Nur Muhammad bisa bersemayam atau insan kamil bisa juga adalah penyembah berhala, bukan begitu?

sederhana saja kok , ya atau tidak
filsufsufi
02-02-2010, 17:15
pertamyaan saya adalah:

sekali lagi:Nur Muhammad bisa bersemayam atau insan kamil bisa juga adalah penyembah berhala, bukan begitu?

sederhana saja kok , ya atau tidak

Oh..Klo gitu saya juga punya jawaban simpel,
anda adalah sama dengan penyembah berhala, karena sama2 ada bersemayam NUR
"anda sama dengan iblis", karena sama2 bersemayam RUH
"anda sama dengan binatang", karena sama2 punya JASAD

walau benar, tapi apakah saya beradab bicara seperti itu? samalah pertanyaan anda itu, makanya sudah saya jawab dengan kiasan
allhurr juga
02-02-2010, 22:07
nanti lah martabat 7 mah, ini kan bahasan tentang hadits nur muhammad, dengan konsekwensinya.

ya silah kan off dulu.

@sahabat....ku.

yang mana yang akan anda diskusikan ?

Wahdatul Wujud ? Nur Muhammad ? Martabat 7 ? Insan Kamil ?

anda tidak akan dapat mengkonklusikan semua itu apabila anda tidak memahami semuanya, sebab Wahdatul Wujud terlahir dari hadist Nur Muhammmad sedangkan Martabat 7 adalah "proses" finalisasi wacana Insan Kamil....apabila salah satu dari ke-4 "potong" pemahaman ini tidak anda pahami, kemudian tidak dapat anda satukan semuanya, mohon maaf....jangan harap anda dapat menyimpulkan salah satu dari setiap "potongan" itu menjadi wacana yang lengkap.

Ibarat anda membeli buah semangka, apabila anda hanya membelinnya "sebelah" jangan harap anda dapat semangka secara utuh, apalagi kalau anda cuma membelinya "sepotong"......tambah semakin jauh dari "kebenaran" tentang buah semangka.

jadi...untuk dapat membawa pulang "sebuah semangka"....belilah semangka itu secara utuh (-- jangan "sebelah" apalagi "sepotong"--) kemudian setelah sampai di rumah, terserah anda untuk "memotongnya"...mau menjadi 2, 4, 5 atau seratus bagian terserah anda...namun ibarat "puzzle" anda akan tetap dapat "menyusunnya" kembali secara lengkap...........
sahabat
03-02-2010, 15:27
Oh..Klo gitu saya juga punya jawaban simpel,
anda adalah sama dengan penyembah berhala, karena sama2 ada bersemayam NUR
"anda sama dengan iblis", karena sama2 bersemayam RUH
"anda sama dengan binatang", karena sama2 punya JASAD

walau benar, tapi apakah saya beradab bicara seperti itu? samalah pertanyaan anda itu, makanya sudah saya jawab dengan kiasan

kalau begitu insan kamil itu yang dimasuki Nur Muhammad ternyata yah penyembah berhala dong.

---------- Post added at 15:27 ---------- Previous post was at 15:24 ----------


@sahabat....ku.

yang mana yang akan anda diskusikan ?

Wahdatul Wujud ? Nur Muhammad ? Martabat 7 ? Insan Kamil ?

anda tidak akan dapat mengkonklusikan semua itu apabila anda tidak memahami semuanya, sebab Wahdatul Wujud terlahir dari hadist Nur Muhammmad sedangkan Martabat 7 adalah "proses" finalisasi wacana Insan Kamil....apabila salah satu dari ke-4 "potong" pemahaman ini tidak anda pahami, kemudian tidak dapat anda satukan semuanya, mohon maaf....jangan harap anda dapat menyimpulkan salah satu dari setiap "potongan" itu menjadi wacana yang lengkap.

Ibarat anda membeli buah semangka, apabila anda hanya membelinnya "sebelah" jangan harap anda dapat semangka secara utuh, apalagi kalau anda cuma membelinya "sepotong"......tambah semakin jauh dari "kebenaran" tentang buah semangka.

jadi...untuk dapat membawa pulang "sebuah semangka"....belilah semangka itu secara utuh (-- jangan "sebelah" apalagi "sepotong"--) kemudian setelah sampai di rumah, terserah anda untuk "memotongnya"...mau menjadi 2, 4, 5 atau seratus bagian terserah anda...namun ibarat "puzzle" anda akan tetap dapat "menyusunnya" kembali secara lengkap...........

ok saya mau membuktikan dulu bahwa insan kamil itu bisa jadi berlaku juga buat para penyembah berhala. itu dulu, baru kita berangkat lebih maju...,.dasar konsepnya dulu dong, paling tidak kan terbaca...aplikasi dan hasilnya tersebut, baru kita bisa mengenal prosesnya, biar nggakl terlalu exclusive banget gituh.
hari_plarangan
03-02-2010, 16:18
Semakin membaca semakin enggak mudeng saya memahami ini..
Kepada siapa saya bisa bertanya lebih banyak tentang Nur Muhammad ini..??
Kepada diriku sendiri..?? atau kepada yang memiliki diriku ini..??

Bingung...
allhurr juga
03-02-2010, 17:37
kalau begitu insan kamil itu yang dimasuki Nur Muhammad ternyata yah penyembah berhala dong.

---------- Post added at 15:27 ---------- Previous post was at 15:24 ----------



ok saya mau membuktikan dulu bahwa insan kamil itu bisa jadi berlaku juga buat para penyembah berhala. itu dulu, baru kita berangkat lebih maju...,.dasar konsepnya dulu dong, paling tidak kan terbaca...aplikasi dan hasilnya tersebut, baru kita bisa mengenal prosesnya, biar nggakl terlalu exclusive banget gituh.

silahkan anda buktikan kalau Insan kamil itu penyembah berhala........

selama saya masih ada di forum ini, insyaAllah usaha pembuktian anda tidak akan terwujud.....kenapa saya katakan demikian ? karena anda tidak paham korelasi antara : sebab Wahdatul Wujud terlahir dari hadist Nur Muhammmad sedangkan Martabat 7 adalah "proses" finalisasi wacana Insan Kamil....
sahabat
04-02-2010, 03:25
silahkan anda buktikan kalau Insan kamil itu penyembah berhala........

selama saya masih ada di forum ini, insyaAllah usaha pembuktian anda tidak akan terwujud.....kenapa saya katakan demikian ? karena anda tidak paham korelasi antara : sebab Wahdatul Wujud terlahir dari hadist Nur Muhammmad sedangkan Martabat 7 adalah "proses" finalisasi wacana Insan Kamil....

Pertama kali konsep Nur Muhammad dibawa oleh Ibnu Arabi, yaitu seorang sufi dan konsep Nur Muhammad dibawanya sehubungan dengan pencapaian manusia (sufi) pada derajat “Insan Kamil” (manusia sempurna) yaitu manusia yang telah mencapai sifat kemanusiaannya yang tertinggi dan telah memiliki Nur-Muhammad.

Imam Ahmad Bin Hanbal di dalam Musnad, Mir Seyyed Ali Hamdani Faqih Shafi’i di dalam Mawaddatu’l-Qurba; Ibn Maghazili Shafi’i di dalam Manaqib dan Muhammad Bin Talha Shafi’i di dalam Matalibu’s-Su’ul Fi Manaqib-e-alu’r-Rasul menyampaikan dari nabi yang berkata, ‘Saya dan Ali Ibn Abi Thalib adalah dari cahaya yang sama di hadrat Allah 14 000 tahun sebelum kejadian Adam. Apabila Allah menjadikan Adam, Dia meletakkan cahaya ini pada tempat peranakkan Adam. Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abul-Muttalib. Kemudian saya dianugerahkan dengan kenabian dan Ali dengan khalifa.’...

Abdul Muthalib kan menyembah behala, dan Abdul Muthalib menjadi tempat NurMuhammad, artinya Abdul Muthalib insan kamil
filsufsufi
04-02-2010, 10:00
Pertama kali konsep Nur Muhammad dibawa oleh Ibnu Arabi, yaitu seorang sufi dan konsep Nur Muhammad dibawanya sehubungan dengan pencapaian manusia (sufi) pada derajat “Insan Kamil” (manusia sempurna) yaitu manusia yang telah mencapai sifat kemanusiaannya yang tertinggi dan telah memiliki Nur-Muhammad.Insan kamil tidak sama dengan Nur Muhammad, kalimat "telah memiliki Nur Muhammad" maksudnya telah mencapai tingkat tertinggi dari drajat Nur Muhammad, karena pada hewan dan tumbuhan bersemayam juga nur,ruh,jasad, klo semua awalnya tercipta dari NUR MUHAMMAD tentu saja ada unsur NUR itu disetiap bentuk, tetapi apakah hewan, penyembah berhala, tumbuhan dapat disebut "telah memiliki Nur Muhamad? tentu tidak ! yang kembali dalam fitrah lah yg dapat disebut "telah memiliki Nur Muhammad" maka orang ini berlevel "INSAN KAMIL"

---------- Post added at 10:00 ---------- Previous post was at 09:44 ----------


Abdul Muthalib kan menyembah behala, dan Abdul Muthalib menjadi tempat NurMuhammad, artinya Abdul Muthalib insan kamil Waduh...rupanya anda lupa belajar etika, ini saya balas..jangan marah ya..cuma kiasan:

Anda adalah penyembah berhala itu ! anda telah bergantung kepada selain Allah ! anda bergantung kepada UANG, jika tidak ada uang anda susah dan jika ada uang anda senang, hidup anda sangat bergantung sekali kepada uang, anda lapar dan kenyang tergantung dari uang, kesehatan anda, anak-istri anda tak ada yg bisa terlepas dari UANG, singkatnya seluruh kehidupan anda, perbuatan, perkataan, berfikir tidak bs terlepas dari atau demi UANG, tetapi anda bisa hidup terlepas dari Allah saat anda berbuat, saat anda berkata2, saat anda berfikir, jadi jelas anda adalah penyembah berhala itu ! anda telah mensekutukan Allah ! Padahal ada NUR-ani pada diri anda
allhurr juga
04-02-2010, 12:33
Hehehe.....@sahabat koq makin jauh aja dari pemahaman tentang Nur Muhammad.....
Rupanya pemahaman anda mengenai Nur Muhammad cuma sebatas itu aja ?
Coba deh anda cari redaksi hadist tentang Nur Muhammad yang telah dirawikan Jabir r.a. Dan Abu Hurairah r.a. Kemudian coba anda tafakurkan sejenak.................
sahabat
04-02-2010, 23:51
Insan kamil tidak sama dengan Nur Muhammad, kalimat "telah memiliki Nur Muhammad" maksudnya telah mencapai tingkat tertinggi dari drajat Nur Muhammad, karena pada hewan dan tumbuhan bersemayam juga nur,ruh,jasad, klo semua awalnya tercipta dari NUR MUHAMMAD tentu saja ada unsur NUR itu disetiap bentuk, tetapi apakah hewan, penyembah berhala, tumbuhan dapat disebut "telah memiliki Nur Muhamad? tentu tidak ! yang kembali dalam fitrah lah yg dapat disebut "telah memiliki Nur Muhammad" maka orang ini berlevel "INSAN KAMIL"

Dalam hadits tersebut dikatakan bahwa Kami tinggal kekal bersama sebagai satu cahaya sehingga kami dipisahkan ditempat peranakan Abul-Muttalib. artinya Nur Muhammad tinggal di peranakan Abdul Muthalib yang menyembah berhala.Dengan demikian maka insan kamil bisa saja penyembah berhala

---------- Post added at 10:00 ---------- Previous post was at 09:44 ----------


Waduh...rupanya anda lupa belajar etika, ini saya balas..jangan marah ya..cuma kiasan:

Anda adalah penyembah berhala itu ! anda telah bergantung kepada selain Allah ! anda bergantung kepada UANG, jika tidak ada uang anda susah dan jika ada uang anda senang, hidup anda sangat bergantung sekali kepada uang, anda lapar dan kenyang tergantung dari uang, kesehatan anda, anak-istri anda tak ada yg bisa terlepas dari UANG, singkatnya seluruh kehidupan anda, perbuatan, perkataan, berfikir tidak bs terlepas dari atau demi UANG, tetapi anda bisa hidup terlepas dari Allah saat anda berbuat, saat anda berkata2, saat anda berfikir, jadi jelas anda adalah penyembah berhala itu ! anda telah mensekutukan Allah ! Padahal ada NUR-ani pada diri anda

Demi uang? ketergantungan uang?

Uang itu sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup, Allah swt mengatur tentang ual beli.
Uang adalah sarana agar kita bisa beribadah, itu adalah sunnatullah. Dan uang harus diusahakan, bahkan Allah swt dalam fimannya menyatakan betebaranlah kalian di muka bumi, carilah karunia, dan sebarkanlah bisa baca dalam signatur saya.

---------- Post added at 23:50 ---------- Previous post was at 23:42 ----------


Hehehe.....@sahabat koq makin jauh aja dari pemahaman tentang Nur Muhammad.....
Rupanya pemahaman anda mengenai Nur Muhammad cuma sebatas itu aja ?
Coba deh anda cari redaksi hadist tentang Nur Muhammad yang telah dirawikan Jabir r.a. Dan Abu Hurairah r.a. Kemudian coba anda tafakurkan sejenak.................

tulis lagi aja haditsnya, soalnya hadits yang menyatakan Nur Muhammad sempet tinggal dalam peranakan Abdul Muthalib ketahuan banget palsunya, semata untuk meninggikan Ali ra, yang saya kira tidak perlu diperlakukan seperti itu juga Ali ra terhormat

---------- Post added at 23:51 ---------- Previous post was at 23:50 ----------


Hehehe.....@sahabat koq makin jauh aja dari pemahaman tentang Nur Muhammad.....
Rupanya pemahaman anda mengenai Nur Muhammad cuma sebatas itu aja ?
Coba deh anda cari redaksi hadist tentang Nur Muhammad yang telah dirawikan Jabir r.a. Dan Abu Hurairah r.a. Kemudian coba anda tafakurkan sejenak.................

tulis lagi aja haditsnya, soalnya hadits yang menyatakan Nur Muhammad sempet tinggal dalam peranakan Abdul Muthalib ketahuan banget palsunya, semata untuk meninggikan Ali ra, yang saya kira tidak perlu diperlakukan seperti itu juga Ali ra terhormat
Devil Killer
05-02-2010, 13:16
Hadits itu di atas referensinya orang syi'i. Jangan anda campur adukkan. Menurut referensi Ahlus Sunnah Nur Muhammad diturunkan melalui tulang sulbi Adam a.s hingga ke Nabi Ibrahim terus ke Nabi Ismail a.s, lalu ke Adnan, seterusnya hingga Lahir Rasulullah SAW.

Mungkin menurut anda Abdul Muthalib adalah penyembah berhala. Tapi tidak bagi saya. Nasab Rasulullah SAW bersih dari penyembah berhala. Seluruh datuk Rasulullah SAW dikelompokkan sebagai Ahlul Fatrah. Mereka masih mengikuti milata Ibrahim a.s yang hanif. Karena Nabi Isa a.s adalah nabinya bani israil dan bukan untuk seluruh umat manusia, jadi ajaran nabi Isa a.s tidak termasuk kepada bangsa arab. Hanya Muhammad SAW yang merupakan nabi dan rasul bagi seluruh umat manusia.

Perasaan kang alhurr udah menjelaskan dengan jelas. Tapi sahabat masih saja ngaco.
allhurr juga
05-02-2010, 18:28
tulis lagi aja haditsnya, soalnya hadits yang menyatakan Nur Muhammad sempet tinggal dalam peranakan Abdul Muthalib ketahuan banget palsunya, semata untuk meninggikan Ali ra, yang saya kira tidak perlu diperlakukan seperti itu juga Ali ra terhormat

waaahhh...tambah aneh aja anda....masa sih hadist yang jalurnya dari Syi'ah seperti yang di katakan kang Devil, anda tahu....sedangkan dari jalur periwayatan Sunni anda tidak ketemu-ketemu.....ajaib sekali ? Cari doooong.....referensinya.

---------- Post added at 19:28 ---------- Previous post was at 19:26 ----------



Perasaan kang alhurr udah menjelaskan dengan jelas. Tapi sahabat masih saja ngaco.

Bagimana ga ngaco.....lha wong @sahabat ora ngertos......:peace:
sahabat
05-02-2010, 20:08
waaahhh...tambah aneh aja anda....masa sih hadist yang jalurnya dari Syi'ah seperti yang di katakan kang Devil, anda tahu....sedangkan dari jalur periwayatan Sunni anda tidak ketemu-ketemu.....ajaib sekali ? Cari doooong.....referensinya.

---------- Post added at 19:28 ---------- Previous post was at 19:26 ----------



lha allhurr punya nggak?




Bagimana ga ngaco.....lha wong @sahabat ora ngertos......:peace:

he..he....he.....http://www.sherv.net/cm/emo/funny/1/laughing.gif
allhurr juga
05-02-2010, 23:58
lha allhurr punya nggak?



punya.....anda mau ?

usaha dong.....masih sih mau ngebahas sesuatu anda gak punya cukup "modal".....makanya saya "tawarkan"....yang mana yang mau anda diskusikan :

---------- Post added at 00:58 ---------- Previous post was at 00:57 ----------


@sahabat....ku.

yang mana yang akan anda diskusikan ?

Wahdatul Wujud ? Nur Muhammad ? Martabat 7 ? Insan Kamil ?

anda tidak akan dapat mengkonklusikan semua itu apabila anda tidak memahami semuanya, sebab Wahdatul Wujud terlahir dari hadist Nur Muhammmad sedangkan Martabat 7 adalah "proses" finalisasi wacana Insan Kamil....apabila salah satu dari ke-4 "potong" pemahaman ini tidak anda pahami, kemudian tidak dapat anda satukan semuanya, mohon maaf....jangan harap anda dapat menyimpulkan salah satu dari setiap "potongan" itu menjadi wacana yang lengkap.

Ibarat anda membeli buah semangka, apabila anda hanya membelinnya "sebelah" jangan harap anda dapat semangka secara utuh, apalagi kalau anda cuma membelinya "sepotong"......tambah semakin jauh dari "kebenaran" tentang buah semangka.

jadi...untuk dapat membawa pulang "sebuah semangka"....belilah semangka itu secara utuh (-- jangan "sebelah" apalagi "sepotong"--) kemudian setelah sampai di rumah, terserah anda untuk "memotongnya"...mau menjadi 2, 4, 5 atau seratus bagian terserah anda...namun ibarat "puzzle" anda akan tetap dapat "menyusunnya" kembali secara lengkap...........

tuh....silahkan anda pilih sendiri topiknya.@:?
sahabat
06-02-2010, 01:03
punya.....anda mau ?

usaha dong.....masih sih mau ngebahas sesuatu anda gak punya cukup "modal".....makanya saya "tawarkan"....yang mana yang mau anda diskusikan :

---------- Post added at 00:58 ---------- Previous post was at 00:57 ----------



sombong niii yeeeee....http://www.sherv.net/cm/emo/funny/1/laughing.gif


tuh....silahkan anda pilih sendiri topiknya.@:?

threadnya kan Nur Muhammad
allhurr juga
06-02-2010, 01:13
sombong niii yeeeee....http://www.sherv.net/cm/emo/funny/1/laughing.gif


aahhh....ga sombong-sombong amat koq....

---------- Post added at 02:13 ---------- Previous post was at 02:12 ----------




threadnya kan Nur Muhammad

udah sesuai kan dengan hadist yang saya minta anda untuk mencarinya.....:peace:
sahabat
06-02-2010, 01:24
aahhh....ga sombong-sombong amat koq....

---------- Post added at 02:13 ---------- Previous post was at 02:12 ----------



udah sesuai kan dengan hadist yang saya minta anda untuk mencarinya.....:peace:
gak mau. malas ah.....heheheh

---------- Post added at 01:24 ---------- Previous post was at 01:18 ----------

Rasulullah tidak mengetahui ilmu-ilmu para sufi , seperti yang diungkapkan oleh Busthamy, “ Kami menyelami lautan yang para nabi berhenti di pantainya”.
allhurr juga
06-02-2010, 01:34
gak mau. malas ah.....heheheh

---------- Post added at 01:24 ---------- Previous post was at 01:18 ----------

Rasulullah tidak mengetahui ilmu-ilmu para sufi , seperti yang diungkapkan oleh Busthamy, “ Kami menyelami lautan yang para nabi berhenti di pantainya”.

orang malas itu tandanya : orang (---maaf--) bodoh lho.....

itu maahh...ungkapan Syekh Bustami aja.....yang lain gak koq....
Angon
06-02-2010, 09:07
Rasulullah tidak mengetahui ilmu-ilmu para sufi , seperti yang diungkapkan oleh Busthamy, “ Kami menyelami lautan yang para nabi berhenti di pantainya”

1. Sebutkan sumber ucapan Abu Yazid diatas tecantum di kitab apa ?
2. Yang pernah saya baca, Ucapan Abu Yazid "Kami menyelami lautan yang dipantainya ada para Nabi"
3. Maksudnya Abu Yazid menyelami ilmu ketuhanan yang juga "telah diselami" oleh para Nabi.
sahabat
07-02-2010, 01:50
1. Sebutkan sumber ucapan Abu Yazid diatas tecantum di kitab apa ?
2. Yang pernah saya baca, Ucapan Abu Yazid "Kami menyelami lautan yang dipantainya ada para Nabi"
3. Maksudnya Abu Yazid menyelami ilmu ketuhanan yang juga "telah diselami" oleh para Nabi.

sumbernya ada dehhhh ..cari sendii horeeee.....satu-satu
allhurr juga
07-02-2010, 09:16
sumbernya ada dehhhh ..cari sendii horeeee.....satu-satu

@:D..............weleh...weleh, kehabisan "bensin" yaa..bang...?
Angon
03-03-2011, 22:51
artinya yang dinukil oleh Syaikh Abdul Qodir Al-Jilani adalah bukan hadits Jabir, melainkan hadits lain

Hadis lain riwayat siapa, dalam kitab hadis yg mana LEP ?
peace99
03-03-2011, 23:39
Nur Muhammad adalah ajaran yang berasal dari Panteisme Ibnu Arabi. Beliau memprtanyakan kalau Tuhan dan Makhluk hakikatnya satu maka jadilah semua makhluk itu Tuhan

Ngak capek2 nya bahas Nur Muhammad,:ehm: biar bejibun diterangkan, kalo niatnya udah lain , tak akan mengerti tentang masalah hakikat Nur Muhammad:ehm:

Kesimpulan yang diquote bold diatas, adalah kesimpulan yang salah dari seseorang cuma mengambil penafsiran dari akalnya sendiri, yang tidak mengetahui / memahami / mengalami apa yang dijabarkan Ibnu Arabi, karena terjebak pada dalil semata bukannya mata hati yang melihat kebenarannya:ehm:

Semoga sadar, maaf kalo menyinggung, saya manusia biasa cuma mengingatkan, kebenaran adalah milik Allah SWT;-)
ABI AFFANSYAH
07-03-2011, 08:55
Sudah jelas Konsep "Nur Muhammad" bersumber dari hadist dhoif dan maudhu masih dipakai saja ...

Supih ... supih ...
filsufsufi
07-03-2011, 10:23
Sudah jelas Konsep "Nur Muhammad" bersumber dari hadist dhoif dan maudhu masih dipakai saja ...

Supih ... supih ...Klo dituduh dhaif oklah masih bisa diterima, tapi klo dituduh maudhu, blom ada muhadits yg bisa buktikan...apalagi ente yg cuma membeo yg ente senang aja..qiqiqiqi

supaya ente gak dituntut di akhirat..buktikan tuduhan maudhu ente itu dari siapa? atau mending ente gak usah membeo yg cuma "katanya maudhu", katanya siapa maudhu?

ayo kita bandingkan dengan ulama2 yg pakai hadits itu, sbb:

beberapa nama ulama terkemuka yang membicarakan Nur Muhammad dalam karangan-karangan mereka, antaranya:-

1.
Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jilani, Sulthanul Awliya`;
2.
Syeikh ‘Abdullah ‘Arif;
3.
Imam as-Sayuthi;
4.
Imam al-Qasthalani;
5.
Imam al-Zarqani;
6.
Sayyidisy Syaikh Ja’far al-Barzanji;
7.
Syaikh Yusuf an-Nabhani;
8.
Syaikh Nawawi al-Bantani;
9.
Syaikh Nuruddin ar-Raniri;
10.
Syaikh ‘Abdur Rauf al-Fansuri / Singkel;
11.
Syaikh ‘Abdus Shomad al-Falimbani;
12.
Syaikh Muhammad Nafis al-Banjari;
13.
Syaikh Daud al-Fathani;
14.
Tuan Guru Haji Ahmad bin Haji Yusuf bin ‘Abdul Halim Kelantan;
15.
‘Allamah Abu ‘Abdullah asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad ‘Ilisy;
16.
‘Allamah Syaikh Muhammad Bashri al-Manzalawi;
17.
Sayyid Utsman bin ‘Abdullah BinYahya;
18.
Syaikh Muhammad bin Ismail Daudi al-Fathani;
19.
Syaikh Zainal ‘Abidin al-Fathani, Tuan Minal;
20.
Syaikh Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathani;
21.
Syaikh Utsman bin Syihabuddin al-Funtiani;
22.
Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Ali Kudus;

sekarang coba sebutkan daftar ulama yg me-maudhu'-kan hadits tsb ! jangan cemen de..
allhurr juga
07-03-2011, 11:30
sekarang coba sebutkan daftar ulama yg me-maudhu'-kan hadits tsb ! jangan cemen de..

cemen....itu apa artinya bang ?
Ungu
07-03-2011, 11:55
Wirelessly posted (10: Nokia6030/2.0 (5.11) Profile/MIDP-2.0 Configuration/CLDC-1.1)

^ jiah kang hurr :D



hmm, kalau pemahaman tidak (belum) memihak kedua kubu dlm thread ini boleh ga scr belum bisa menentukan mana benar dan salah?
mydiri
07-03-2011, 21:47
Wirelessly posted (10: Nokia6030/2.0 (5.11) Profile/MIDP-2.0 Configuration/CLDC-1.1)

^ jiah kang hurr :D


hmm, kalau pemahaman tidak (belum) memihak kedua kubu dlm thread ini boleh ga scr belum bisa menentukan mana benar dan salah?

pemahaman bisa salah bisa benar bagi kita yg awam. karena awam hanya bisa tahu dari sesuatu, tanpa bisa membuktikan sendiri itu benar atau tidak. beda dengan para alim, beliau beliau bisa membedakan sesuatu benar atau tidak dari para guru gurnya, dan kebersihan hatinya. makanya yg paling mendekati benarn adapah cara dimana kakak kan udah punya guru, tanya aja kepada gurunya, apa jawabannya. dan klo jawaban itu kuat ( terdapat riwayat yg guru tetrsebut memegangnya ) maka sebenarnya tidak masalah kok, tapi bagaimanaa kita bisa tahu bahwa jawaban itu kuat ata tidak , ya mencari refrensi yg tepat, sembari terus minta kepada Allah agar dibukankan kemudahan. Insya Allah kita akan tahu mana yg benar dan mana yg tidak benar.
Ungu
08-03-2011, 08:31
Wirelessly posted (10: Nokia6030/2.0 (5.11) Profile/MIDP-2.0 Configuration/CLDC-1.1)

^ sy ga punya guru (apalagi yg tau ttg nur muhammad )
allhurr juga
08-03-2011, 09:23
Wirelessly posted (10: Nokia6030/2.0 (5.11) Profile/MIDP-2.0 Configuration/CLDC-1.1)

^ jiah kang hurr :D
hmm, kalau pemahaman tidak (belum) memihak kedua kubu dlm thread ini boleh ga scr belum bisa menentukan mana benar dan salah?

jiaaah..kang ungu...hehehe..
mungkin saya juga cemen kali yaa...?

---------- Post added at 10:21 ---------- Previous post was at 10:21 ----------


Wirelessly posted (10: Nokia6030/2.0 (5.11) Profile/MIDP-2.0 Configuration/CLDC-1.1)

^ sy ga punya guru (apalagi yg tau ttg nur muhammad )

idem tito lah sama saya....

---------- Post added at 10:23 ---------- Previous post was at 10:21 ----------


jiaaah..kang ungu...hehehe..
mungkin saya juga cemen kali yaa...?

---------- Post added at 10:21 ---------- Previous post was at 10:21 ----------



idem tito lah sama saya....

kebenaran hanyalah kepunyaan Allah semata, sedangkan kita....?
wallahu a'lam
peace99
08-03-2011, 19:54
^ sy ga punya guru (apalagi yg tau ttg nur muhammad )

Yang paling penting adalah sadar akan kelemahan kita tentunya meningkat nilai ketakwaan kita kepada Allah SWT, tanpa ada sedikitpun keraguan dihati ini akan janjiNya;)

Semoga tercerahkan, maaf kalo tak tepat dalam kata2, berlomba berbuat kebajikan adalah kesungguhan kita, dan selalu ingat kebenaran adalah milik Allah SWT dan berdoalah untuk mendapat kemurahanNya agar selamat dunia dan akhirat;)
ABI AFFANSYAH
09-03-2011, 08:53
Klo dituduh dhaif oklah masih bisa diterima, tapi klo dituduh maudhu, blom ada muhadits yg bisa buktikan...apalagi ente yg cuma membeo yg ente senang aja..qiqiqiqi

supaya ente gak dituntut di akhirat..buktikan tuduhan maudhu ente itu dari siapa? atau mending ente gak usah membeo yg cuma "katanya maudhu", katanya siapa maudhu?

ayo kita bandingkan dengan ulama2 yg pakai hadits itu, sbb:

beberapa nama ulama terkemuka yang membicarakan Nur Muhammad dalam karangan-karangan mereka, antaranya:-

1.
Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jilani, Sulthanul Awliya`;
2.
Syeikh ‘Abdullah ‘Arif;
3.
Imam as-Sayuthi;
4.
Imam al-Qasthalani;
5.
Imam al-Zarqani;
6.
Sayyidisy Syaikh Ja’far al-Barzanji;
7.
Syaikh Yusuf an-Nabhani;
8.
Syaikh Nawawi al-Bantani;
9.
Syaikh Nuruddin ar-Raniri;
10.
Syaikh ‘Abdur Rauf al-Fansuri / Singkel;
11.
Syaikh ‘Abdus Shomad al-Falimbani;
12.
Syaikh Muhammad Nafis al-Banjari;
13.
Syaikh Daud al-Fathani;
14.
Tuan Guru Haji Ahmad bin Haji Yusuf bin ‘Abdul Halim Kelantan;
15.
‘Allamah Abu ‘Abdullah asy-Syaikh Muhammad bin Ahmad ‘Ilisy;
16.
‘Allamah Syaikh Muhammad Bashri al-Manzalawi;
17.
Sayyid Utsman bin ‘Abdullah BinYahya;
18.
Syaikh Muhammad bin Ismail Daudi al-Fathani;
19.
Syaikh Zainal ‘Abidin al-Fathani, Tuan Minal;
20.
Syaikh Ahmad bin Muhammad Zain al-Fathani;
21.
Syaikh Utsman bin Syihabuddin al-Funtiani;
22.
Syaikh ‘Abdul Hamid bin ‘Ali Kudus;

sekarang coba sebutkan daftar ulama yg me-maudhu'-kan hadits tsb ! jangan cemen de..



Yang berkata "MAUDHU" adalah Syaikh Al Ghummari.


Kenal nggak?

Sufi juga loh ...
zul
09-03-2011, 10:27
Yang berkata "MAUDHU" adalah Syaikh Al Ghummari.


Kenal nggak?

Sufi juga loh ...

Syaikh Al Ghummari memang mengatakan bahwa hadist Jabir adalah maudhu, karena memang tidak ditemukan di dalam musnad Abd al-Razak. Karena musnad Ab Al-Razak sekarang bukanlah seluruh hasil dari tulisan beliau, jadi masiha ada yang hilanh (GF. Haddad).

Jadi permasalahan ini nggak ada habis-habisnya, karena ada lagi ulama yang mengutif ini di dalam kitabnya, seperti Imam Qastalani, Ibn Hajar al-Haythami dll

Jadi sah-sah saja bagi orang yang tidak mengakui hadist ini, dan sah-sah saja bagi yang mengakui hadist ini.

Tetapi di dalam kesimpulan terakhirnya Syakh Al-Gumari, mengutif hadist yang menyebutkan kemulian Rosulullah . yaitu hadist dari Maysaroh RA


Abu Al-Ḥusayn Ibn Bishran said that they were told by Abu Ja’far Muḥammad Ibn ‘Amr from Aḥmad Ibn Isḥāq Ibn Ṣālih, from Muḥammad Ibn Ṣālih, from Muḥammad Ibn Sinan Al-‘Awfi, from Ibrahim Ibn Ṭahmān, from Budayl b. Maysara, from Abdullah b. Shaqīq, from Maysarah that he said: « I said: O Prophet of Allah, when did you become a Prophet? He replied: “When Allah created the earth, turned to the heaven and fashioned it as seven heavens, created the Throne and wrote on the leg of the Throne: ‘Muḥammad the Messenger of Allah is the Seal of the Prophets’. Then Allah created the Paradise in which He made Adam and Eve dwell, wrote my name on its gates, tree-leaves, domes and tents at a time when Adam was in a midway phase between spirit and body. When Allah – Exalted is He – breathed life into him, he looked at the Throne and saw my name, whereupon Allah informed him that ‘He is the best of all your descendants.’ When Satan deceived them both, they repented and sought intercession to Allah through my name ». A good strong chain.

Syaikh Al-Gumari mengatakan bahw pengumuman Rosulullah menjadi nabi sebelum dicipatkannya Adama, karen :


One of them being that he is the best of Adam’s descendants

lalu


The other one being that he is the Seal of the Prophets which was corroborated by the glad tidings given to Ibrahīm and ‘Īsa about him.

Lalu Beliau mengatakan bahwa hanya Rosulullah SAW yang namanya disebutkan oleh Allah sebelum menciptkan Adam AS, dan Malaikat pembawa arsy dan para malaikat yang lain mengetahui kenabian Rosulullah SAW sebelum terciptanya Adam AS, dan malahan malaikat tidak tahu Nabi Adam sampai Adam AS tercipta. jadilah itulah kemulian Rosulullah SAW di bandingkan seluruh makhluk, yang namanya diumumkan oleh Allah sebelum Adam AS tercipta.


[It is worth noting] that all Prophets have their Prophethood predestined by Allah though there is no record that Allah announced it to anyone of them before the creation of Adam. It only happened to our Prophet which explains his saying that « I was a Prophet when Adam was in a midway phase between soul and body » which means that the bearers of the Throne and the angels knew his name and Prophethood before the creation of Adam , and yet they [i.e angels] did not know Adam until he was created.
filsufsufi
10-03-2011, 09:43
Yang berkata "MAUDHU" adalah Syaikh Al Ghummari.


Kenal nggak?

Sufi juga loh ...cuma satu? atuh gak sebanding dengan sekian banyak ahli agama yg membicarakan dan membahasa hadits itu, ayo mau di lihat dhabit-an mana antara syaikh al-Gumari dgn daftar yg saya beri?

itu tanda kalau mengambil sesuai 'selera' bukan karena 'ilmu', satu orang bilang maudhu (belum dibuktikan ngomong dimana al-Ghumari bahwa hadits itu maudhu, jangan2 alih bahasa dari okmum salafi saja), tapi nilai satu orang itulah yg dianggap sebagai kebenaran dengan mengabaikan belasan ulama besar yg berbeda menilai hadits tsb, sedangkan sekarang ini yg dibahas adalah ilmu hadits, ilmu yang sangat mementingkan nilai dhabit si ahli hadits, menilai berapa banyak ahli hadits yg meriwayatkan, tapi lucu nya sekarang...asal ada yg menilai sesuai dengan 'selera'..atau asal ada nilai dari si A...ilmu hadits nya gak dipake..apa gak ghuluw tuh?!

coba deh
1. buktikan dulu dimana al-Ghumari meniali maudhu ?

2. Muhadits level apa, sehingga bisa dibandingkan ke-dhabit-annya dgn muhadits yg meriwayatkan/menerima hadits tsb ?

3. Maudhu' nya dari segi apa? dalam ilmu hadits itu ada sanad, matan dan rawi, al-Ghumari bilang yg mana?
ABI AFFANSYAH
10-03-2011, 10:42
Syaikh Al Ghummari memang mengatakan bahwa hadist Jabir adalah maudhu, karena memang tidak ditemukan di dalam musnad Abd al-Razak. Karena musnad Ab Al-Razak sekarang bukanlah seluruh hasil dari tulisan beliau, jadi masiha ada yang hilanh (GF. Haddad).

Jadi permasalahan ini nggak ada habis-habisnya, karena ada lagi ulama yang mengutif ini di dalam kitabnya, seperti Imam Qastalani, Ibn Hajar al-Haythami dll

Jadi sah-sah saja bagi orang yang tidak mengakui hadist ini, dan sah-sah saja bagi yang mengakui hadist ini.

Tetapi di dalam kesimpulan terakhirnya Syakh Al-Gumari, mengutif hadist yang menyebutkan kemulian Rosulullah . yaitu hadist dari Maysaroh RA



Syaikh Al-Gumari mengatakan bahw pengumuman Rosulullah menjadi nabi sebelum dicipatkannya Adama, karen :



lalu

.

Lalu Beliau mengatakan bahwa hanya Rosulullah SAW yang namanya disebutkan oleh Allah sebelum menciptkan Adam AS, dan Malaikat pembawa arsy dan para malaikat yang lain mengetahui kenabian Rosulullah SAW sebelum terciptanya Adam AS, dan malahan malaikat tidak tahu Nabi Adam sampai Adam AS tercipta. jadilah itulah kemulian Rosulullah SAW di bandingkan seluruh makhluk, yang namanya diumumkan oleh Allah sebelum Adam AS tercipta.



Status hadist di atas bagaimana, syaikh Zul?
ABI AFFANSYAH
10-03-2011, 11:44
cuma satu? atuh gak sebanding dengan sekian banyak ahli agama yg membicarakan dan membahasa hadits itu, ayo mau di lihat dhabit-an mana antara syaikh al-Gumari dgn daftar yg saya beri?

itu tanda kalau mengambil sesuai 'selera' bukan karena 'ilmu', satu orang bilang maudhu (belum dibuktikan ngomong dimana al-Ghumari bahwa hadits itu maudhu, jangan2 alih bahasa dari okmum salafi saja), tapi nilai satu orang itulah yg dianggap sebagai kebenaran dengan mengabaikan belasan ulama besar yg berbeda menilai hadits tsb, sedangkan sekarang ini yg dibahas adalah ilmu hadits, ilmu yang sangat mementingkan nilai dhabit si ahli hadits, menilai berapa banyak ahli hadits yg meriwayatkan, tapi lucu nya sekarang...asal ada yg menilai sesuai dengan 'selera'..atau asal ada nilai dari si A...ilmu hadits nya gak dipake..apa gak ghuluw tuh?!

coba deh
1. buktikan dulu dimana al-Ghumari meniali maudhu ?

2. Muhadits level apa, sehingga bisa dibandingkan ke-dhabit-annya dgn muhadits yg meriwayatkan/menerima hadits tsb ?

3. Maudhu' nya dari segi apa? dalam ilmu hadits itu ada sanad, matan dan rawi, al-Ghumari bilang yg mana?



Masih kurang ya ... penjelasan yang anda dapat dari Akhi Mushab Umair berkenaan dengan hadist Nur Muhammad?

Masih mau "ngeyel"?

Masih mau "ditekuk tekuk" lagi di sini?


Silahkan baca sendiri di sini:

Fadhilah Sholawat kepada Nabi Menurut Al Qur'an dan As Sunnah
Ustd. Mubarak bin Makhfudh Bamuallim, Lc
Pustaka Imam Asy Syafi'i. Jakarta 2007. Halaman 155 - 176
filsufsufi
10-03-2011, 17:26
Weleh weleh..bawa2 kang Mushab, kang Mushab itu bukan muhadits, jadi gk level mau dibandingin sama syaikh Abdul #adir al-Jailani atau sama Syaikh Ibnu Hajar yg mengakui bahwa hadits itu benar diriwayatkan oleh Abdurrazak dgn kalimat nur Muhammad, jgn dgn mereka deh al-ghumari itu bersendiri menilai maudhu saja sudah gak shahih penilaiannya, walau didukung oleh seribu org selevel Abiaffa

Sama Wan Shagir Abdullah aja deh coba di bandingkan keilmuannya para pendukung nilai hadits maudhu. Si salepin aje kabur disuruh ngebuktiin dimane al-ghumari bilang maudhu..

Kang mushab aje gak bisa bantu buktikan maudhu, die cuma balik nuntut bukti shahih, gw bilang iya secara rawi gak bisa, tp secara sanad sufi hadits itu diterima dgn sanad guru2 yg bersambung, gw brani bilang klo ada pengikut sufi yg gak terima hadits itu dari syaikh nya maka dia blom menjadi salik sufi

Nerimanya dari guru2 yg bersambung coy...




Oya..klo muhaditsnya wahaby yg org najd itu bilang apa thdp hadits tsb ya? Blom tau nih..apa dia gak pernah baca hadits itu apa gak ketemu diperpustakaan saat mau nyerang orang sufi dgn hadits tsb?
mydiri
10-03-2011, 21:10
Masih kurang ya ... penjelasan yang anda dapat dari Akhi Mushab Umair berkenaan dengan hadist Nur Muhammad?

Masih mau "ngeyel"?

Masih mau "ditekuk tekuk" lagi di sini?


Silahkan baca sendiri di sini:

Fadhilah Sholawat kepada Nabi Menurut Al Qur'an dan As Sunnah
Ustd. Mubarak bin Makhfudh Bamuallim, Lc
Pustaka Imam Asy Syafi'i. Jakarta 2007. Halaman 155 - 176

mas kalau menilai hadist jangan dari buku. apalagi buku jaman sekarang banyak yg gak betul. itupun klo mau diingatkan loh. klo gak mau yg itulah pilihan. siapapun dia klo menilai hadist ya denan ilmu, bukan dengan baca buku. hadist nabi itu banyak loh, dibanding dengan hidup nabi yg sekitar 23 tahu ( sejak diangkat menjadi nabi ) masak hadist nabi tidak lebih dari 1.000.000 dan lagi coba kumpulin semua buku hadist yg ada sekarang. kira kira sampek ga angka 1.000.000, klo gak itulah guna sanad. klo buku sapa yg tahu aslinya

---------- Post added at 21:10 ---------- Previous post was at 21:07 ----------


Status hadist di atas bagaimana, syaikh Zul?

dhaif bagi yg percaya( bukan maudlu' ). dan bagi yg tidak percaya terserah. tanggungannya nanti dihadapan nabi
ABI AFFANSYAH
11-03-2011, 06:37
TANDA TANDA SUPIH "MENTHOK"


Senjata pamungkas supih yang "deadlock" kehabisan dalil adalah seperti dinyatakan dua Id di atas "dari guru bersanad", kalau memang sanadnya nyambung, saya tanya sekarang:

Sanadnya maannaaa?
filsufsufi
11-03-2011, 17:42
TANDA TANDA SUPIH "MENTHOK"


Senjata pamungkas supih yang "deadlock" kehabisan dalil adalah seperti dinyatakan dua Id di atas "dari guru bersanad", kalau memang sanadnya nyambung, saya tanya sekarang:

Sanadnya maannaaa?hahahaha...gampang itumah coy...guru2 tarekat sufi pasti bersambung, semua tarekat sufi mempelajari hadits tsb, jadi anda tinggal datang saja ke salah satu tarekat yang muktabarah di republik ini, dan minta lah silsilah perguruan dari taekat tsb, pura2 aja ente mau tahu dulu silsilah guru2 mursyidnya sebelum ikut gitu...niscaya anda akan mendapatkan kepuasan hati dan mendapat angkara murka dari setan yg ada dalam tubuh anda selama ini...orang sufi kok dibenci...cuma wahabi doank yg benci sufi


eit, PR ente masih banyak,1. buktikan dimana Syaikh al-Ghummari bilang hadits tsb maudhu', 2.Oya..klo muhaditsnya wahaby yg org najd itu bilang apa thdp hadits tsb ya? Blom tau nih..apa dia gak pernah baca hadits itu apa gak ketemu diperpustakaan saat mau nyerang orang sufi dgn hadits tsb?

masa maunya nanya mulu..kagak mau jawab..debat apa an tuh..cemen ah..
ABI AFFANSYAH
12-03-2011, 07:24
Weleh weleh..bawa2 kang Mushab, kang Mushab itu bukan muhadits, jadi gk level mau dibandingin sama syaikh Abdul #adir al-Jailani atau sama Syaikh Ibnu Hajar yg mengakui bahwa hadits itu benar diriwayatkan oleh Abdurrazak dgn kalimat nur Muhammad, jgn dgn mereka deh al-ghumari itu bersendiri menilai maudhu saja sudah gak shahih penilaiannya, walau didukung oleh seribu org selevel Abiaffa
Sama Wan Shagir Abdullah aja deh coba di bandingkan keilmuannya para pendukung nilai hadits maudhu. Si salepin aje kabur disuruh ngebuktiin dimane al-ghumari bilang maudhu..

Semoga Allah selalu merahmati Akhi Mushab.

Akhi Mushab sepengetahuan saya tidak pernah mengklaim dirinya sebagai muhadist atau mengklaim lebih alim dari ulama ulama yang mana pun. Yang saya tahu adalah Akhi Mushab senantiasa berkata kata dengan ilmu, tutur kata yang santun dan lemah lembut. Terus terang, saya senantiasa merindukan Akhi Mushab untuk belajar tidak saja dari kelimuannya tetapi juga akhlaknya.


Semoga Allah juga selalu merahmati saudara saya tercinta, Bang Salepin. Terus terang, saya juga senantiasa merindukan Bang Salepin untuk belajar tidak saja dari kelimuannya tetapi juga akhlaknya.


Syaikh Abdul Qadir al-Jailani dan Syaikh Ibnu Hajar tentu saja merupakan ulama ulama besar yang keilmuannya diakui.


Tetapi Rasululloh shallalohu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada umat islam untuk berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As sunnah shahihah sebagaimana yang dipahami salafush shalih. Dengan demikian, yang menjadi pegangan bagi saya dalam menilai kebenaran bukan pada “ORANG” yang berkata tetapi pada “APA” yang dikatakan.


Kalau memang ulama ulama yang anda sebutkan diatas bisa menunjukkan “sanad” hadist Jabir tersebut, tentunya tidak akan ada halangan bagi saya untuk menerimanya. Kenyataannya tidak demikian.





Kang mushab aje gak bisa bantu buktikan maudhu, die cuma balik nuntut bukti shahih,


Akhi Mushab sudah memberikan penjelasan berdasarkan kaidah kaidah ilmu hadist yang beliau ketahui dan sudah pula menukilkan perkataan perkataan para ulama mengenai derajat hadist tersebut.




gw bilang iya secara rawi gak bisa, tp secara sanad sufi hadits itu diterima dgn sanad guru2 yg bersambung, gw brani bilang klo ada pengikut sufi yg gak terima hadits itu dari syaikh nya maka dia blom menjadi salik sufi

Nerimanya dari guru2 yg bersambung coy...


Itulah SLOGAN andalan pengikut pengikut sufi atau tarekat kalau sudah “menthok” dan kehabisan argument berdasarkan dalil dalil nash yang shahih.


SLOGANNYA : MENGIKUTI GURU BERSANAD
FAKTANYA : MENGIKUTI AMALIAH AJARAN TER-SUNAT


Bagaimana bisa dikatakan ajaran yang ber-sanad kalau ternyata tidak bisa memberikan fakta bahwa sanad amaliah amaliah serta keyakinan keyakinan tersebut betul betul bersambung sampai Rasululloh shallalohu ‘alaihi wa sallam.




Oya..klo muhaditsnya wahaby yg org najd itu bilang apa thdp hadits tsb ya? Blom tau nih..apa dia gak pernah baca hadits itu apa gak ketemu diperpustakaan saat mau nyerang orang sufi dgn hadits tsb?


Baiklah, supaya anda puasss dan supaya lebih banyak orang mengenal CHURAFAT ala agama sufiyyah, maka berikut ini saya kutipkan penjelasannya dari buku tersebut. (Untuk efisiensi tidak seluruh cacatan kaki saya cantumkan dan saya letakkan langsung di dalam kurung dengan cetak miring)



Dalam kitabnya, Tabri-atudz Dzimmah, syaikh tarekat al Burhaniyah berkata:
“Abdurrazzaq meriwayatkan dengan sanadnya dalam kitannya, Jannatul Khuldi, dari Jabir bin Abdullah al-Anshari, ia berkata: “Wahai Rasululloh, demi ayah dan ibuku, beritahukanlah kepadaku tentang apa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum menciptakan segala sesuatu?”
Beliau bersabda: “Wahai Jabir! Sesungguhnya Allah menciptakan –sebelum segala sesuatu—cahaya Nabimu dari cahaya-Nya.

Kemudian cahaya itu mulai berkeliling, dengan kemampuan/ kekuasaan ke mana saja yang dikehendaki Allah Ta’ala. Pada waktu itu belum ada Lauh, pena, Surga, Neraka, Malaikat, langit, bumi, matahari, bulan, jin, dan manusia. Setelah itu, ketika Allah hendak menciptakan makhluk ciptaan-Nya, Dia membagi cahaya itu menjadi empat bagian. Lalu Dia menciptakan dari bagian pertama Pena, dari bagian kedua Lauh, dari bagian ketiga Arasy (singgasana-Nya). Kemudian, Dia membagi bagian yang ke-empat menjadi empat lalu menciptakan dari bagian pertama para Malaikat pembawa ‘Arasy, dari bagian kedua Kursi, dan dari bagian ketiga para Malaikat (elain pembawa Arasy). Sesudah itu, Dia membagi bagian yang ke-empat menjadi empat.

Kemudian, Dia menciptakan langit dari bagian pertama, bumi dari bagian kedua, Surga dan Neraka dari bagian ketiga. Selanjutnya, Dia membagi bagian ke-empat menjadi empat. Kemudian, Dia menciptakan dari bagian pertama cahaya mata orang orang yang beriman, dari bagian kedua cahaya hati mereka, yaitu ma’rifatullah, dan dari bagian ketiga cahaya kesenangan mereka, yaitu tauhid Laa Ilaaha Illallah Muhamaddur Rasululloh.

Setelah itu, Dia melihat kepadanya maka cahaya itu pun mengalirkan air lalu terteteslah dari cahaya itu 124.000 tetesan air. Kemudian, Allah menciptakan dari setiap satu tetes ruh seorang Nabi/ Rasul lalu ruh ruh para Nabi itu bernafas, maka Allah menciptakan dari nafas nafas mereka ruh ruh para wali, orang orang yang berbahagia, para syuhada, dan orang orang taat dari kalangan orang orang beriman sampai hari Kiamat.

Maka Arasy dan Kursi dari cahayaku; al-karubiyyun dari cahayaku; para rohaniawan dari cahayaku; Surga dan seisinya berupa kenikmatan dari cahayaku; matahari dan bintang-bintang dari cahayaku; akal, ilmu, dan taufik (petunjuk) dari cahayaku; ruh para Nabi dan Rasul dari cahayaku; serta orang orang yang bahagia dan shalih dari hasil cahayaku.

Sesudah itu, Allah menciptakan Adam dari tanah dan dirakitlah padanya cahaya itu, yaitu bagian ke-empat. Kemudian, cahaya itu pindah dari Adam ke Syits dan terus berpindah dari yang suci kepada yang baik sehingga sampai ke tulang sulbi ‘Abdullah dan darinya ke wajah ibuku Aminah. Setelah itu, Dia mengeluarkan aku ke dunia lalu menjadikanku penghulu para Rasul dan penutup para Nabi serta pemimpin orang orang shalih. Begitulah Dia mengawali ciptaan Nabimu, wahai, Jabir.



STUDI KRITIS TENTANG HADIST INI:
(dirangkum dari kitab Khushaa-ishul Musthafa bainal Ghuluwwi wal Jafaa’ Ardhun wa Naqdun ala Dhau-il Kitaab was Sunnah, karya ash-Shadiq bin Ibrahim M.A. hal 94 – 96)


Hadist ini dipakai sebagai dalil oleh golongan yang bersikap melampaui batas terhadap Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam atas keyakinan mereka tentang “Nur Muhammad.”
Hadist ini termaktub banyak pada kitab kitab mereka.
Redaksi hadist yang termaktub di atas dinukil dari kitab Tabri-atudz Dzimmah, karya seorang syaikh tarekat al Burhaniyah. Redaksi ini menjadi pilihan penulis kitab Khushaa-ishul Musthafa karena dianggapnya yang paling lengkap dan menyeluruh dibanding redaksi redaksi lainnya.
Hadist ini dinisbatkan periwayatannya kepada salah seorang periwayat hadist kenamaan, yaitu Abdurrazzaq bin Hammam ash-Shan’ani, tanpa menyebut sanadnya kepada Jabir bin Abdullah.
Kitab Jannatul Khuldi yang dinisbatkan oleh syaikh tersebut kepada Abdurrazzaq adalah sebuah kitab fiktif yang tiada realitanya.
Bahkan, seorang pakar hadist yang berlatar belakang tasawuf telah memberikan persaksian terhadap kepalsuan hadist ini. Ia adalah Abdullah bin ash-Shiddiq al-Ghumari. Beliau berkata mengomentari ucapan as-Suyuthi dalam kitab al-Hawi terhadap hadist ini. (As-Suyuthi mengatakan bahwa hadist ini ghairu shahih / tidak shahih)



Al-Ghumari berkata:

(Penilaian as-Suyuthi atas hadist ini) adalah sebuah sikap menggampangkan yang jelek, bahkan hadist ini nampak jelas kepalsuannya, jelas kemungkarannya, dan padanya terdapat nafas sufisme …”

Sampai pada ucapannya: …dan yang aneh, as-Suyuthi menyendarkan hadist ini kepada Abdurrazzaq, padahal hadist ini tidak terdapat dalam tafsirnya dan kitab Jaami’-nya. Yang lebih aneh lagi bahwasanya sebagaian orang Syanaqitah (Mauritania) mempercayai penisbatan yang salah lalu mereka pun merangkai untuk hadist ini “sebuah sanad” dari Abdurrazzaq sampai kepada Jabir.


Selanjutnya al-Ghumari berkata:

“Allah Maha Mengetahui bahwa hadist ini semuanya tidak jelas asal usulnya. Jabir berlepas diri dari periwayatan hadist ini, demikian pula Abdurrazzaq, ia tidak pernah mendengarnya. Orang pertama yang memasyhurkan hadist ini adalah Ibnu Arabi al-Hatimi. (seorang sufi yang memiliki pemikiran Wihdatul Wujud / Manunggaling Kawula Gusti) Maka saya pun (al-Ghumari) tidak mengetahui dari siapa dia menerimanya meskipun dia seorang yang dapat dipercaya. (Dipercaya di kalangan ahli tasawuf saja, bukan di kalangan Ahlu Sunnah wal Jamaah yg perpegang pada Aqidah dan manhaj Salafush shalih). Oleh sebab itu, pasti ada salah seorang tasawuf zahid yang memalsukannya.



Setelah itu, al-Ghumari berkata:

“Yang serupa dengan hadist ini (dalam kepalsuan dan kemungkarannya) adalah apa yang diriwayatkan dari jalur Ahlul Bait, dari Ali, secara marfu’ (Rasululloh bersabda): “Aku dahulu adalah cahaya di hadapan Rabb-ku sebelum Dia menciptakan Adam selama 14.000.”

Begitu juga hadist:

“Seandainya bukan karena engkau (Muhammad), Aku tidak akan menciptakan alam semesta.” (Hadist Palsu. Silsilatul Ahaadist adh-Dhaifah no 282)


Selanjutnya al-Ghumari berkata:

“Kitab kitab maulid Nabi penuh dengan hadist hadist palsu dan telah menjadi aqidah (keyakinan) yang merasuk pada benak benak kaum awam.”

(Dinukil dari: Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah yang ditulis oleh Abdullah ash-Shiddiq al-Ghumari bi Dzail kitab al-Bushiri Maadihur Rasul hal. 75 karya Abdul “Aal al-Hamamish. Dikutip dari: FADHILAH SHOLAWAT Kepada Nabi Menurut Al Qur’an dan as-Sunnah. Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc. Pustaka Imam asy-Syafi’i. Jakarta, 2007. Hal. 155 – 163)



Terkait dengan hadist ini, Syaikh Shadiq bin Muhammad Ibrahim berkata: “Diantara bukti kepalsuan hadist ini adalah bahwasanya mereka para ghulat (kaum yang berlebih lebihan dalam agama seperti pada kaum syiah dan sufiyyah) tidak menyandarkan periwayatan hadist Jabir ini kepada selain Abdurrazzaq. Hal ini berakibat tidak dicantumkannya hadist tersebut dalam kitab kitab sunnah yang menjadi pegangan mayoritas kaum Muslimin, seperti kitab kitab Shahih, kitab kitab Sunan, dan kitab kitab Musnad. Dari sekian banyak indikasi yang dengannya diketahui kepalsuan suatu hadist adalah tidak beredarnya hadist itu di kalangan ulama hadist."


(Dikutip dari: FADHILAH SHOLAWAT Kepada Nabi Menurut Al Qur’an dan as-Sunnah. Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc. Pustaka Imam asy-Syafi’i. Jakarta, 2007. Hal. 165)
Angon
12-03-2011, 21:17
jadi apa implikasinya bagi yang percaya bahwa "yang pertama kali diciptakan adalah NUR MUHAMMAD (ide ttg Muhammad) ?
peace99
12-03-2011, 22:09
Masalahnya bukan pada hadits mengenai Nur Muhammad, tapi terhadap mereka yang mengambil kesimpulan seperti

Ungkapan cermin yang diatas atau dapat dikatakan Wujud Allah adalah wujud Makhluk dan wujud Makhluk adalah wujud Allah mengandung 4 kemungkinan mustahil

1. Wujud Allah berpindah tempat kepada makhluk bagai pindah tempat ke tempat lain.
2. Dua wujud seperti satu bagai emas dengan tembaga.
3. Wujud Allah masuk kedalam wujud makhluk bagai air masuk kedalam kendi.
4. Wujud Allah berhubungan dengan wujud makhluk bagai manusia dengan anggotanya.

Karena memahaminya Wujud Allah bersifat seperti makhluk dan Maha Suci Allah dari sifat Mahkluk, :ehm: Kalau lah kita mengerti mengenai keterbatasan kita sebagai manusia dan mengambil hikmah yang terkandung di dalam hadits tersebut, tentu kesimpulannya menjadi lain;)

Konsep dibawa dari hadist Nur Muhammad, sangat sesuai bagi mereka yang menggunakan akalnya jika memikirkan penciptaan semesta ini, kalaulah kita mengambil sifat penciptaaan, dari yang bersifat halus lalu menuju yang bersifat kasar tentu akan kita pahami sebagai keagungan kekuasaan Allah menciptakan semesta ini begitu teraturnya, dan sadar begitu lemahnya kita, kalau kita sadar, tentu akan membawa kepada keselamatan di dunia menuju kampung akhirat:)
Tentu sangat jelas, tidak membawa pemahaman memuliakan Nabi Muhammad SAW ke tingkat ilahiah, tapi mempertegas beliau mahkluk ciptaanNya terbaik/terpuji, menjadi kebaikan bagi makhluk lainnya yang mencintai ciptaanNya:)

Kami yang mempelajari tasawuf, sangatlah berhati2 dalam memahami sesuatu hal dalam agama dan slalu memuliakan Allah di hati kami , jikalah ada memahami berbeda, tak lain adalah kebodohan atau kekotoran dihati ini dipenuhi prasangka tak semestinya:)

Semoga tercerahkan, sebaiknya hindarilah pemahaman yang keliru kalaulah tidak bisa mencernanya lebih baik diam daripada fitnah, maaf kalo nyinggung atau kata tak tepat, saya manusia biasa, kebenaran adalah milik Allah ;)
filsufsufi
13-03-2011, 01:46
Biar lebih focus, sy coba angkat yg pentingnya saja, tapi sy hargai usaha menjawab dari ABiaffa dari pertanyaan2 yg sy barikan:

pertanyaan :

1. buktikan dulu dimana al-Ghumari meniali maudhu ?

jawabannya :

A.
(dirangkum dari kitab Khushaa-ishul Musthafa bainal Ghuluwwi wal Jafaa’ Ardhun wa Naqdun ala Dhau-il Kitaab was Sunnah, karya ash-Shadiq bin Ibrahim M.A. hal 94 – 96) Jelas ini bukan jawaban, gak nyambung, yg ditanya al-Ghumari tapi yg dikutip dari si ash-Shadiq bin Ibrahim M.A.

jawaban yg masih bersambung adalah:

B.

(Dinukil dari: Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah yang ditulis oleh Abdullah ash-Shiddiq al-Ghumari bi Dzail kitab al-Bushiri Maadihur Rasul hal. 75 karya Abdul “Aal al-Hamamish. Dikutip dari: FADHILAH SHOLAWAT Kepada Nabi Menurut Al Qur’an dan as-Sunnah. Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc. Pustaka Imam asy-Syafi’i. Jakarta, 2007. Hal. 155 – 163)

yang saya mengerti dari footnote diatas adalah:

Abdul “Aal al-Hamamish menukil dari Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah yang ditulis oleh Abdullah ash-Shiddiq al-Ghumari, lalu Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc lah yg telah mengutipnya dalam kitabnya FADHILAH SHOLAWAT, betul tidak?

Jika betul begitu, Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc itu tidak langsung merujuk ke kitabnya al-Ghumari Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah tetapi ia dapati dari kitabnya Abdul “Aal al-Hamamish yg berjudul al-Bushiri Maadihur Rasul hal. 75

nah...ada yg bisa bantu gak kebenaran berita dari penukil pertama, atau ada yg punya gak kitab nya al-Ghumari yg berjudul Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah?

Karena sangat rancu nih, kalimat yg mana dari sumber A dan mana yg dari sumber B, kalau melihat dari cara penulisan si Abiaffa, semua kalimat yg ada "al-Ghumari berkata" adalah dari sumber B kitab FADHILAH SHOLAWAT, betul tidak?

mari sekarang kita bahas perkataan al-Ghumari:


Al-Ghumari berkata:

(Penilaian as-Suyuthi atas hadist ini) adalah sebuah sikap menggampangkan yang jelek, bahkan hadist ini nampak jelas kepalsuannya, jelas kemungkarannya, dan padanya terdapat nafas sufisme …”Berdasarkan informasi footnote diatas, tentu al-Ghumari berkata seperti ini pada kitabnya Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah, bisa tau di hal berapanya? karena kalau al-Ghumari itu pengikut sufi mustahil berkata sinisme bgini

kemudian yang dalam kurung: (Penilaian as-Suyuthi atas hadist ini), al-Ghumari sedang men-jahr (menilai rendah) imam as-Suyuthi dgn katanya "sebuah sikap menggampangkan yang jelek", pertanyaannya, kurung itu perkataan dari siapa? dan mengapa kita harus lebih percaya penilaian al-Ghumari daripada imam As-Suyuthi? apakah ke-dhabit-an mereka sebanding sama? Dalam ilmu hadits, yg lebih adil dan dhabit lah yg lebih di terima penilaiannya

Klo menurut gw, gak level coy...al-Ghumari mau dibandingkan dgn Imam as-Suyuthi..!!! jadi klo penilaian as-Suyuthi thdp hadits tsb dinilai jelek, pendapat al-Ghumari ini gak ada nilainya sama sekali

bersambung pertanyaan sy yg lalu:

2. Muhadits level apa, sehingga bisa dibandingkan ke-dhabit-annya dgn muhadits yg meriwayatkan/menerima hadits tsb ?

jadi pertanyaan saya yang kedua ini belum dijawab, mungkin ada yg tahu level ke-muhadits-an al-Ghumari dibanding As-Suyuthi?

lalu pertanyaan selanjutnya:

3. Maudhu' nya dari segi apa? dalam ilmu hadits itu ada sanad, matan dan rawi, al-Ghumari bilang yg mana?

saya coba cari jawabannya dari tulisan abiaffa, mungkin yg tadi itu:


bahkan hadist ini nampak jelas kepalsuannya, jelas kemungkarannya, dan padanya terdapat nafas sufisme jelas palsu dan mungkarnya karena terdapat nafas sufi ya? hehehe...atuh gak level lah cuma karena bernafas sufi jadi palsu dan mungkar, itumah jadi palsu karena benci dunia sufi,

atau yang ini:


Setelah itu, al-Ghumari berkata:

“Yang serupa dengan hadist ini (dalam kepalsuan dan kemungkarannya) adalah apa yang diriwayatkan dari jalur Ahlul Bait, dari Ali, secara marfu’ (Rasululloh bersabda): “Aku dahulu adalah cahaya di hadapan Rabb-ku sebelum Dia menciptakan Adam selama 14.000.”

Begitu juga hadist:

“Seandainya bukan karena engkau (Muhammad), Aku tidak akan menciptakan alam semesta.” (Hadist Palsu. Silsilatul Ahaadist adh-Dhaifah no 282)


Selanjutnya al-Ghumari berkata:

“Kitab kitab maulid Nabi penuh dengan hadist hadist palsu dan telah menjadi aqidah (keyakinan) yang merasuk pada benak benak kaum awam.”

(Dinukil dari: Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah yang ditulis oleh Abdullah ash-Shiddiq al-Ghumari bi Dzail kitab al-Bushiri Maadihur Rasul hal. 75 karya Abdul “Aal al-Hamamish. Dikutip dari: FADHILAH SHOLAWAT Kepada Nabi Menurut Al Qur’an dan as-Sunnah. Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc. Pustaka Imam asy-Syafi’i. Jakarta, 2007. Hal. 155 – 163)



Terkait dengan hadist ini, Syaikh Shadiq bin Muhammad Ibrahim berkata: “Diantara bukti kepalsuan hadist ini adalah bahwasanya mereka para ghulat (kaum yang berlebih lebihan dalam agama seperti pada kaum syiah dan sufiyyah) tidak menyandarkan periwayatan hadist Jabir ini kepada selain Abdurrazzaq. Hal ini berakibat tidak dicantumkannya hadist tersebut dalam kitab kitab sunnah yang menjadi pegangan mayoritas kaum Muslimin, seperti kitab kitab Shahih, kitab kitab Sunan, dan kitab kitab Musnad. Dari sekian banyak indikasi yang dengannya diketahui kepalsuan suatu hadist adalah tidak beredarnya hadist itu di kalangan ulama hadist."


(Dikutip dari: FADHILAH SHOLAWAT Kepada Nabi Menurut Al Qur’an dan as-Sunnah. Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc. Pustaka Imam asy-Syafi’i. Jakarta, 2007. Hal. 165) ini mah uda beda hadits yg dibahas, kita mau focus sama satu hadits yg pertama saja, yg ini :

“Abdurrazzaq meriwayatkan dengan sanadnya dalam kitannya, Jannatul Khuldi, dari Jabir bin Abdullah al-Anshari, ia berkata: “Wahai Rasululloh, demi ayah dan ibuku, beritahukanlah kepadaku tentang apa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum menciptakan segala sesuatu?”
Beliau bersabda: “Wahai Jabir! Sesungguhnya Allah menciptakan –sebelum segala sesuatu—cahaya Nabimu dari cahaya-Nya.

jadi gak jelas palsunya dari segi apanya?

dan terakhir, pertanyaan :

Oya..klo muhaditsnya wahaby yg org najd itu bilang apa thdp hadits tsb ya? Blom tau nih..apa dia gak pernah baca hadits itu apa gak ketemu diperpustakaan saat mau nyerang orang sufi dgn hadits tsb?

kok dijawabnya :



Baiklah, supaya anda puasss dan supaya lebih banyak orang mengenal CHURAFAT ala agama sufiyyah, maka berikut ini saya kutipkan penjelasannya dari buku tersebut.memang buku FADHILAH SHOLAWAT itu karya muhadits wahaby yg org najd ya? kok jaka sembung ih..
ABI AFFANSYAH
14-03-2011, 11:32
BACA SEKALI LAGI:


Dalam kitabnya, Tabri-atudz Dzimmah, syaikh tarekat al Burhaniyah berkata:
“Abdurrazzaq meriwayatkan dengan sanadnya dalam kitannya, Jannatul Khuldi, dari Jabir bin Abdullah al-Anshari, ia berkata: “Wahai Rasululloh, demi ayah dan ibuku, beritahukanlah kepadaku tentang apa yang pertama kali Allah ciptakan sebelum menciptakan segala sesuatu?”
Beliau bersabda: “Wahai Jabir! Sesungguhnya Allah menciptakan –sebelum segala sesuatu—cahaya Nabimu dari cahaya-Nya.

Kemudian cahaya itu mulai berkeliling, dengan kemampuan/ kekuasaan ke mana saja yang dikehendaki Allah Ta’ala. Pada waktu itu belum ada Lauh, pena, Surga, Neraka, Malaikat, langit, bumi, matahari, bulan, jin, dan manusia. Setelah itu, ketika Allah hendak menciptakan makhluk ciptaan-Nya, Dia membagi cahaya itu menjadi empat bagian. Lalu Dia menciptakan dari bagian pertama Pena, dari bagian kedua Lauh, dari bagian ketiga Arasy (singgasana-Nya). Kemudian, Dia membagi bagian yang ke-empat menjadi empat lalu menciptakan dari bagian pertama para Malaikat pembawa ‘Arasy, dari bagian kedua Kursi, dan dari bagian ketiga para Malaikat (elain pembawa Arasy). Sesudah itu, Dia membagi bagian yang ke-empat menjadi empat.

Kemudian, Dia menciptakan langit dari bagian pertama, bumi dari bagian kedua, Surga dan Neraka dari bagian ketiga. Selanjutnya, Dia membagi bagian ke-empat menjadi empat. Kemudian, Dia menciptakan dari bagian pertama cahaya mata orang orang yang beriman, dari bagian kedua cahaya hati mereka, yaitu ma’rifatullah, dan dari bagian ketiga cahaya kesenangan mereka, yaitu tauhid Laa Ilaaha Illallah Muhamaddur Rasululloh.

Setelah itu, Dia melihat kepadanya maka cahaya itu pun mengalirkan air lalu terteteslah dari cahaya itu 124.000 tetesan air. Kemudian, Allah menciptakan dari setiap satu tetes ruh seorang Nabi/ Rasul lalu ruh ruh para Nabi itu bernafas, maka Allah menciptakan dari nafas nafas mereka ruh ruh para wali, orang orang yang berbahagia, para syuhada, dan orang orang taat dari kalangan orang orang beriman sampai hari Kiamat.

Maka Arasy dan Kursi dari cahayaku; al-karubiyyun dari cahayaku; para rohaniawan dari cahayaku; Surga dan seisinya berupa kenikmatan dari cahayaku; matahari dan bintang-bintang dari cahayaku; akal, ilmu, dan taufik (petunjuk) dari cahayaku; ruh para Nabi dan Rasul dari cahayaku; serta orang orang yang bahagia dan shalih dari hasil cahayaku.

Sesudah itu, Allah menciptakan Adam dari tanah dan dirakitlah padanya cahaya itu, yaitu bagian ke-empat. Kemudian, cahaya itu pindah dari Adam ke Syits dan terus berpindah dari yang suci kepada yang baik sehingga sampai ke tulang sulbi ‘Abdullah dan darinya ke wajah ibuku Aminah. Setelah itu, Dia mengeluarkan aku ke dunia lalu menjadikanku penghulu para Rasul dan penutup para Nabi serta pemimpin orang orang shalih. Begitulah Dia mengawali ciptaan Nabimu, wahai, Jabir.



STUDI KRITIS TENTANG HADIST INI:
(dirangkum dari kitab Khushaa-ishul Musthafa bainal Ghuluwwi wal Jafaa’ Ardhun wa Naqdun ala Dhau-il Kitaab was Sunnah, karya ash-Shadiq bin Ibrahim M.A. hal 94 – 96)


Hadist ini dipakai sebagai dalil oleh golongan yang bersikap melampaui batas terhadap Nabi shallallohu ‘alaihi wa sallam atas keyakinan mereka tentang “Nur Muhammad.”
Hadist ini termaktub banyak pada kitab kitab mereka.
Redaksi hadist yang termaktub di atas dinukil dari kitab Tabri-atudz Dzimmah, karya seorang syaikh tarekat al Burhaniyah. Redaksi ini menjadi pilihan penulis kitab Khushaa-ishul Musthafa karena dianggapnya yang paling lengkap dan menyeluruh dibanding redaksi redaksi lainnya.
Hadist ini dinisbatkan periwayatannya kepada salah seorang periwayat hadist kenamaan, yaitu Abdurrazzaq bin Hammam ash-Shan’ani, tanpa menyebut sanadnya kepada Jabir bin Abdullah.
Kitab Jannatul Khuldi yang dinisbatkan oleh syaikh tersebut kepada Abdurrazzaq adalah sebuah kitab fiktif yang tiada realitanya.
Bahkan, seorang pakar hadist yang berlatar belakang tasawuf telah memberikan persaksian terhadap kepalsuan hadist ini. Ia adalah Abdullah bin ash-Shiddiq al-Ghumari. Beliau berkata mengomentari ucapan as-Suyuthi dalam kitab al-Hawi terhadap hadist ini. (As-Suyuthi mengatakan bahwa hadist ini ghairu shahih / tidak shahih)



Al-Ghumari berkata:

(Penilaian as-Suyuthi atas hadist ini) adalah sebuah sikap menggampangkan yang jelek, bahkan hadist ini nampak jelas kepalsuannya, jelas kemungkarannya, dan padanya terdapat nafas sufisme …”

Sampai pada ucapannya: …dan yang aneh, as-Suyuthi menyendarkan hadist ini kepada Abdurrazzaq, padahal hadist ini tidak terdapat dalam tafsirnya dan kitab Jaami’-nya. Yang lebih aneh lagi bahwasanya sebagaian orang Syanaqitah (Mauritania) mempercayai penisbatan yang salah lalu mereka pun merangkai untuk hadist ini “sebuah sanad” dari Abdurrazzaq sampai kepada Jabir.


Selanjutnya al-Ghumari berkata:

“Allah Maha Mengetahui bahwa hadist ini semuanya tidak jelas asal usulnya. Jabir berlepas diri dari periwayatan hadist ini, demikian pula Abdurrazzaq, ia tidak pernah mendengarnya. Orang pertama yang memasyhurkan hadist ini adalah Ibnu Arabi al-Hatimi. (seorang sufi yang memiliki pemikiran Wihdatul Wujud / Manunggaling Kawula Gusti) Maka saya pun (al-Ghumari) tidak mengetahui dari siapa dia menerimanya meskipun dia seorang yang dapat dipercaya. (Dipercaya di kalangan ahli tasawuf saja, bukan di kalangan Ahlu Sunnah wal Jamaah yg perpegang pada Aqidah dan manhaj Salafush shalih). Oleh sebab itu, pasti ada salah seorang tasawuf zahid yang memalsukannya.



Setelah itu, al-Ghumari berkata:

“Yang serupa dengan hadist ini (dalam kepalsuan dan kemungkarannya) adalah apa yang diriwayatkan dari jalur Ahlul Bait, dari Ali, secara marfu’ (Rasululloh bersabda): “Aku dahulu adalah cahaya di hadapan Rabb-ku sebelum Dia menciptakan Adam selama 14.000.”

Begitu juga hadist:

“Seandainya bukan karena engkau (Muhammad), Aku tidak akan menciptakan alam semesta.” (Hadist Palsu. Silsilatul Ahaadist adh-Dhaifah no 282)


Selanjutnya al-Ghumari berkata:

“Kitab kitab maulid Nabi penuh dengan hadist hadist palsu dan telah menjadi aqidah (keyakinan) yang merasuk pada benak benak kaum awam.”

(Dinukil dari: Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah yang ditulis oleh Abdullah ash-Shiddiq al-Ghumari bi Dzail kitab al-Bushiri Maadihur Rasul hal. 75 karya Abdul “Aal al-Hamamish. Dikutip dari: FADHILAH SHOLAWAT Kepada Nabi Menurut Al Qur’an dan as-Sunnah. Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc. Pustaka Imam asy-Syafi’i. Jakarta, 2007. Hal. 155 – 163)



Terkait dengan hadist ini, Syaikh Shadiq bin Muhammad Ibrahim berkata: “Diantara bukti kepalsuan hadist ini adalah bahwasanya mereka para ghulat (kaum yang berlebih lebihan dalam agama seperti pada kaum syiah dan sufiyyah) tidak menyandarkan periwayatan hadist Jabir ini kepada selain Abdurrazzaq. Hal ini berakibat tidak dicantumkannya hadist tersebut dalam kitab kitab sunnah yang menjadi pegangan mayoritas kaum Muslimin, seperti kitab kitab Shahih, kitab kitab Sunan, dan kitab kitab Musnad. Dari sekian banyak indikasi yang dengannya diketahui kepalsuan suatu hadist adalah tidak beredarnya hadist itu di kalangan ulama hadist."


(Dikutip dari: FADHILAH SHOLAWAT Kepada Nabi Menurut Al Qur’an dan as-Sunnah. Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc. Pustaka Imam asy-Syafi’i. Jakarta, 2007. Hal. 165)



FAKTA FAKTA SUDAH JELAS "RIGHT IN FRONT OF YOUR EYES" ....


Jadi Ingat riwayat riwayat berikut:

Ibnu Sirin berkata:
“Tidaklah seseorang mengadakan bid’ah lalu kembali kepada sunnah.” (HR Ad Darimi)


Hassan bin Athiyah berkata:
”Tidaklah suatu kaum mengadakan bid’ah dalam agama mereka, kecuali Allah mencabut sunnah dari mereka yang semisal dengan bid’ah tersebut, lalu Allah tidak akan mengembalikan kepada mereka hingga tiba hari kiamat.” (HR Ad Darimi)


“Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala menghalangi taubat dari setiap shahibu bid’ah sampai ia meninggalkan bid’ahnya.” (Shahih At-Tarhib I/97 dan Zhilalul Jannah : 21 oleh Imam Al-Albani)


BERAAAAAAT BAGI AHLUL HAWA dan AHLUL BID'AH MENINGGALKAN BID'AH BID'AH NYA!
filsufsufi
14-03-2011, 11:46
Oh..kitab Jannatul Khuldi itu yang fiktif...ya atuh biarin aja, bahkan misal sampe syaikh tarekat al Burhaniyah itu tokoh fiktif pun biarin aja, yang jelas hadits nya gak fiktif, terbukti ada daftar ulama besar yg memakainya dalam karya2 nya.

atuh dijawab donk..selevel gak al-Ghumari sama Imam As-Suyuthi, bahkan muhadits yg dari najd dan albania sekali pun selevel gak sm Imam as-Suyuthi keadilan dan kedhabitan nya? yang fair donk klo menilai..jangan sesuai selera baginda aja..qeqeqe

please gak usa post yg sama lagi de
ABI AFFANSYAH
14-03-2011, 11:53
Oh..kitab Jannatul Khuldi itu yang fiktif...ya atuh biarin aja, bahkan misal sampe syaikh tarekat al Burhaniyah itu tokoh fiktif pun biarin aja, yang jelas hadits nya gak fiktif, terbukti ada daftar ulama besar yg memakainya dalam karya2 nya.


Masya Allah ...

LUAR BIASA YA AKIDAH SUPIH ...

SUDAH TAHU KITAB RUJUKANNYA FIKTIF, masih dipercaya saja ...





atuh dijawab donk..selevel gak al-Ghumari sama Imam As-Suyuthi, bahkan muhadits yg dari najd dan albania sekali pun selevel gak sm Imam as-Suyuthi keadilan dan kedhabitan nya? yang fair donk klo menilai..jangan sesuai selera baginda aja..qeqeqe

please gak usa post yg sama lagi de


Tidak ada yang membicarakan masalah "siapa yang lebih pintar" atau "lebih shalih" diantara ulama ulama tersebut, jadi jangan mengalihkan fokus diskusi.

Oke. Sekarang MUNCULKAN "SANAD" hadist tersebut dari Imam Suyuthi dan apa penilaian beliau terhadap hadist tersebut?
Angon
14-03-2011, 21:03
(Dinukil dari: Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah yang ditulis oleh Abdullah ash-Shiddiq al-Ghumari bi Dzail kitab al-Bushiri Maadihur Rasul hal. 75 karya Abdul “Aal al-Hamamish. Dikutip dari: FADHILAH SHOLAWAT Kepada Nabi Menurut Al Qur’an dan as-Sunnah. Mubarak bin Mahfudh Bamuallim, Lc. Pustaka Imam asy-Syafi’i. Jakarta, 2007. Hal. 155 – 163)

Syeh Abdullah Shidiq Al Ghumari yang ente kutip itu di kitab beliau yang mana ?

saya nanya Mbah google dng key word "Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah" dan "Dzail kitab al-Bushiri Maadihur Rasul" kok yg muncul cuman postingan ente doang ?

gak ada informasi lain yang mendukung tulisan ente ? kalo gak percaya cobain sendiri.
filsufsufi
14-03-2011, 21:14
LUAR BIASA YA AKIDAH SUPIH ...

SUDAH TAHU KITAB RUJUKANNYA FIKTIF, masih dipercaya saja ...Ya emank luar biasa aqidah seorang sufi itu..baru tau...kekeke

Kitab nya fiktif biar aja..emank gw urusin kitabnya, elo aja yang kagak bisa mudeng mana yg lagi dibahas, lagi bahas kitab apa lagi bahas haditsnya ? jangan dipiara donk kebiasaan jaka sembung..apa urusannya kitab fiktif sama akidah? yg lagi dibahas ini hadits nya tau..tulalit amat yak...gak ada yg pinteran dikit apa nih perwakilan dari wahabi?



Tidak ada yang membicarakan masalah "siapa yang lebih pintar" atau "lebih shalih" diantara ulama ulama tersebut, jadi jangan mengalihkan fokus diskusi.wah yg begini pengen jadi muhadits wahaby yak, kagak pake ngeliat siapa orang yg meriwayatkan/memakai haditsnya, di dunia mana juga klo bahas hadits pasti bahas "ke-adil-an dan ke-dhabit-an" tonk...belajar ilmu hadits dimane seh lo tonk? eh malah dibilang mengalihkan, gw kan tanya kenape gw mesti terima penilaian al-Ghumari dibanding as-Suyuthi? ude mudeng blom? apa lo mau ngarang klo imam as-Suyuthi bilang hadits itu maudhu'? qeqqeqe jangan ngayal atuh tonk...

uda malas gw debat gini..nunggu yg pinteran dikit ah..woi mane nih wakil wahaby yg berkompeten dikit napah..model abiaffa mah cuma beo dul wahab
mydiri
14-03-2011, 21:54
dalam kaidah hadist. kalau derajat suatu imam itu ternyata ada imam yg diatasknya, maka derajat hadistnya juga ikut.

contoh
imam muslim mengatakan suatu riwayat itu sahih, tapi ternyata imam bukhari mengatakan bahwa hadist itu dhoif, maka jatuhlah derajat hadsit tersebut. dan sebaliknya bila imam muslim mengatakan dhoif, akan tetapi imam bukhari mengatakan sahih, maka naiklah derajat hadist tersebut menjadi sahih.
tapi ya tidak tahu juga kalau penilaian dari selain muhadist
Angon
14-03-2011, 22:50
Syeh Abdullah Shidiq Al Ghumari itu seorang SUFI, pengikut tarekat SYADZILIYAH, rasanya janggal kalo memusuhi SUFI, makanya saya pertanyakan kebenaran si AFFANSYAH di postingan saya #147

jangan jangan nama beliau hanya dicatut, coz dari Mbah Google juga gak ada informasi yg mendukung penjelasan si Affansyah.
don_caprone
15-03-2011, 09:26
dalam kaidah hadist. kalau derajat suatu imam itu ternyata ada imam yg diatasknya, maka derajat hadistnya juga ikut.

contoh
imam muslim mengatakan suatu riwayat itu sahih, tapi ternyata imam bukhari mengatakan bahwa hadist itu dhoif, maka jatuhlah derajat hadsit tersebut. dan sebaliknya bila imam muslim mengatakan dhoif, akan tetapi imam bukhari mengatakan sahih, maka naiklah derajat hadist tersebut menjadi sahih.
tapi ya tidak tahu juga kalau penilaian dari selain muhadist

walah walah walah....

ilmu primbon darimana lagi nih?
mydiri
15-03-2011, 20:31
walah walah walah....

ilmu primbon darimana lagi nih?

maaf yg saya bahas ilmu hadist. bukan ilmu primbon, klo ilmu primbon tanyakan kepada ahlinya
mydiri
15-03-2011, 20:37
Rasul saw bersabda : Allah tidak mencabut ilmu dengan merenggutnya dari dada pemiliknya, namun Allah mencabut ilmu dg mewafatkan ulama, hingga tak tersisa ulama disuatu kaum, maka mereka mengambil orang bodoh sebagai panutan, lalu si bodoh itu ditanya dan ia berfatwa tanpa ilmu, maka ia sesat dan menyesatkan (Shahih Bukhari).
mydiri
15-03-2011, 20:39
ketahuilah tiadalah seorang disebut pakar hadits kecuali ia sudah mencapai derajat Al Hafidh, yaitu hafal 100.000 hadits berikut sanad dan hukum matannya, sedangkan satu hadits jika hanya sebaris saja, namun jika disertai sanad dan hukum matannya bisa menjadi dua halaman.

diatasnya adalah Al Hujjah, atau lebih dikenal dg : Hujjatul Islam, yaitu yg telah hafal lebih dari 300 ribu hadits berikut sanad dan hukum matannya, dan diantara puluhan para Muhaddits ada 7 Muhaddits besar yg dianggap lebih kuat riwayatnya dari imam muhaddits lainnya, yaitu digelari Imamussab'ah : Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Nasai, Imam Tirmidzi, Imam Abu Dawud, Imam Ib Majah, dan Imam Ahmad bin Hanbal.

diantara 7 Imam diatas yg terendah adalah Imam Ahmad bin Hanbal, ia hafal 1 juta hadits berikut sanad dan hukum matannya (rujuk Tadzkiratul Hufadh dan Siar A'lamunnubala).

kalau Imam Ahmad ini diperingkat ketujuh, maka bagaimana mereka yg diatasnya?

maka 6 Imam lainnya sebagaimana diatas, terbagi dua peringkat pula, yaitu Imam Nasai, Imam Tirmidzi, Imam Abu Dawud dan Imam Ibn Majah,

mereka yg empat ini diatas Imam Ahmad bin Hanbal, dan diatas mereka itu adalah SYaikhain, yaitu Imam Bukhari dan Imam Muslim, dan diantara dua Imam ini yg tertinggi adalah Imam Bukhari.
sufyan
15-03-2011, 21:49
sembarangan aja menilai ulama, masing-masing ada kelebihan dan kekurangan gak serta merta Imam bukhari A, yang lain B, maka yang benar adalah Imam Bukhari, semua harus dikaji secara objektif, sesuai dengan sanad yang disampaikan ketika membawakan hadits. Ada kalanya sanad yang ada di Imam Muslim lebih shahih di banding Imam Bukhari, demikian pula dengan imam yang lain.
ABI AFFANSYAH
16-03-2011, 07:33
Ya emank luar biasa aqidah seorang sufi itu..baru tau...kekeke

Kitab nya fiktif biar aja..emank gw urusin kitabnya, elo aja yang kagak bisa mudeng mana yg lagi dibahas, lagi bahas kitab apa lagi bahas haditsnya ? jangan dipiara donk kebiasaan jaka sembung..apa urusannya kitab fiktif sama akidah? yg lagi dibahas ini hadits nya tau..tulalit amat yak...gak ada yg pinteran dikit apa nih perwakilan dari wahabi?

wah yg begini pengen jadi muhadits wahaby yak, kagak pake ngeliat siapa orang yg meriwayatkan/memakai haditsnya, di dunia mana juga klo bahas hadits pasti bahas "ke-adil-an dan ke-dhabit-an" tonk...belajar ilmu hadits dimane seh lo tonk? eh malah dibilang mengalihkan, gw kan tanya kenape gw mesti terima penilaian al-Ghumari dibanding as-Suyuthi? ude mudeng blom? apa lo mau ngarang klo imam as-Suyuthi bilang hadits itu maudhu'? qeqqeqe jangan ngayal atuh tonk...

uda malas gw debat gini..nunggu yg pinteran dikit ah..woi mane nih wakil wahaby yg berkompeten dikit napah..model abiaffa mah cuma beo dul wahab



PENYAKIT AKUT KHAS SUPIH I:

MENTHOK "DALIL" maka CACI MAKI YANG KELUAR
ABI AFFANSYAH
16-03-2011, 07:36
Syeh Abdullah Shidiq Al Ghumari itu seorang SUFI, pengikut tarekat SYADZILIYAH, rasanya janggal kalo memusuhi SUFI, makanya saya pertanyakan kebenaran si AFFANSYAH di postingan saya #147

jangan jangan nama beliau hanya dicatut, coz dari Mbah Google juga gak ada informasi yg mendukung penjelasan si Affansyah.



PENYAKIT AKUT KHAS SUPIH II:

MENTHOK "DALIL" maka JURUS NUDUH KITABNYA PALSU


Weleh ... weleh ... weleh ...
sufyan
16-03-2011, 09:35
Jurus III (cuma Nambahin)

Dalil gak ada di kitab, bilang ada di sanad gurunya...beres. Titik!
ABI AFFANSYAH
16-03-2011, 09:55
Jurus III (cuma Nambahin)

Dalil gak ada di kitab, bilang ada di sanad gurunya...beres. Titik!


Wah ...
Benar yang dikatakan di atas ...

Siiiip!
zul
16-03-2011, 10:41
Al-Ghumari berkata:

(Penilaian as-Suyuthi atas hadist ini) adalah sebuah sikap menggampangkan yang jelek, bahkan hadist ini nampak jelas kepalsuannya, jelas kemungkarannya, dan padanya terdapat nafas sufisme …”

Kayaknya tulisan aslinya tidak seperti ini deh. Coba kita lihat


وقال الحافظ السيوطي في الحاوي(2):"ليس له إسناد يعتمد عليه"
Al-Ḥāfiẓ al-Suyūṭī said in “al-Ḥāwī”4: “It does not have a chain that one can depend on”.

Al-Hafiz Al-Syuti berkata dalam "Al-Hawi : Hadist ini tidak punya sanad dan tidak dapat dipertanggungjawabkan"






Selanjutnya al-Ghumari berkata:

“Allah Maha Mengetahui bahwa hadist ini semuanya tidak jelas asal usulnya. Jabir berlepas diri dari periwayatan hadist ini, demikian pula Abdurrazzaq, ia tidak pernah mendengarnya. Orang pertama yang memasyhurkan hadist ini adalah Ibnu Arabi al-Hatimi. (seorang sufi yang memiliki pemikiran Wihdatul Wujud / Manunggaling Kawula Gusti) Maka saya pun (al-Ghumari) tidak mengetahui dari siapa dia menerimanya meskipun dia seorang yang dapat dipercaya. (Dipercaya di kalangan ahli tasawuf saja, bukan di kalangan Ahlu Sunnah wal Jamaah yg perpegang pada Aqidah dan manhaj Salafush shalih). Oleh sebab itu, pasti ada salah seorang tasawuf zahid yang memalsukannya.


Ini juga bannyak dirubah pernaytaan Al-Gumari, beliau hannya berkata :


وله بقية طويلة وقد ذكره بتمامه ابن العربي الحاتمي في كتاب "تلقيح الأذهان ومفتاح معرفة الإنسان"، والديار بكري في كتاب "الخميس في تاريخ أنفس نفيس".

The tradition has a long continuation, and was mentioned in its entirety by Ibn al-‘Arabi al-Ḥātimī in his book ‘Talqīḥ Al-Azhān wa Muftāḥ Ma’rifat Al-Insān’, and Al-Diyār Bakrī in his book ‘Al-Khamīs fī Tarīkh Anfasi Nafīs’.

Hadist ini ini memiliki kelanjutan panjang, dan disebutkan secara keseluruhan oleh Ibn al-'Arabi al-Ḥātimī dalam bukunya 'Al-Azhān Talqīḥ Muftah wa Ma'rifat Al-Insan', dan Al-Diyar Bakri dalam bukunya ‘Al-Khamīs fī Tarīkh Anfasi Nafīs’.





“Seandainya bukan karena engkau (Muhammad), Aku tidak akan menciptakan alam semesta.” (Hadist Palsu. Silsilatul Ahaadist adh-Dhaifah no 282)



Ini Juga bukan perkataan Syekh Al-Gumari




“Kitab kitab maulid Nabi penuh dengan hadist hadist palsu dan telah menjadi aqidah (keyakinan) yang merasuk pada benak benak kaum awam.”

Ini juga terjemahannya kurang betul


ما يوجد في كتب المولد النبويّ من أحاديث لا خطام لها ولا زمام هي من الغلو الذي نهى الله ورسوله عنه، فتحرم قراءة تلك الكتب، ولا يقبل الاعتذار عنها بأنّها في الفضائل لأن الفضائل يتساهل فيها برواية الضعيف، أمّا الحديث المكذوب فلا يقبل في الفضائل إجماعًا، بل تحرم روايته [إلا مع بيان أنه موضوع].

[Hence] what exists in the books of the Prophetic Mawlid from traditions that hold no weight or value are from the excessiveness that Allah and his messenger prohibited; it is, therefore, forbidden to read such books. Giving excuses that they [describe] virtues and that one can be lenient when citing weak traditions about them, is unacceptable. Fabricated Ḥadīths regarding the prophetic virtues are not acceptable, by consensus, to cite or narrate except for when it is pointed out that they are such [fabricated].

Lihat

- The Guide For Those Confused by the Fabrication of the Hadith of Jabir
(http://marifah.net/hadith/articles/hadith/the-guide-for-those-confused-by-the-fabrication-of-the-hadith-of-jabir.html)

atau

http://www.sunna.info/Lessons/islam_270.html

Intinya Syekh Al-Gumari meng adjust hadist Jabir ini Palsu, karena membang belum ditemukan hadist tersebut. Karena Musnad Abd-Razak sekarang ini bukanlah seluruh hasil tulisan beliau, masih ada yang belum diketemukan.

Bannyak juga ulama-ulama yang mengutip hadist jabir ini, seperti yang disebutkan oleh Syaikh Gibril


`Abd al-Haqq al-Dihlawi (d. 1052) the Indian hadith scholar cites it as evidence in Madarij al-nubuwwa (in Persian, 2:2 of the Maktaba al-nuriyya edition in Sakhore) and says it is is sahih (sound and authentic).

`Abd al-Hayy al-Lucknawi (d. 1304) the Indian hadith scholar cites it in his al-Athar al-marfu`a fi al-akhbar al-mawdu`a (p. 33-34 of the Lahore edition) and says: "The primacy (awwaliyya) of the Muhammadan light (al-nur al-muhammadi) is established from the narration of `Abd al-Razzaq, as well as its definite priority over all created things."

`Abidin (Ahmad al-Shami d. 1320), the son of the Hanafi scholar Ibn `Abidin, cites the hadith as evidence in his commentary on Ibn Hajar al-Haytami's poem al-Ni`mat al-kubra `ala al-`alamin. Nabahani cites it in his Jawahir al-bihar (3:354).

`Ajluni (Isma`il ibn Muhammad d. 1162) in his Kashf al-khafa' (1:265 of the Maktabat al-Ghazali edition in Beirut) narrates the hadith in its entirety from Qastallani in his Mawahib.

-Alusi (al-Sayyid Mahmud) in his commentary of Qur'an entitled Ruh al-ma`ani (17:105 of the Beirut edition) said: "The Prophet's being a mercy to all is linked to the fact that he is the intermediary of the divine outpouring over all contingencies [i.e. all created things without exception], from the very beginnings (wasitat al-fayd al-ilahi `ala al-mumkinat `ala hasab al-qawabil), and that is why his light was the first of all things created, as stated in the report that "The first thing Allah created was the light of your Prophet, O Jabir," and also cited is: "Allah is the Giver and I am the Distributor." [See al-Qasim #261.] The Sufis -- may Allah sanctify their secrets -- have more to say on that chapter." Alusi also cites the hadith of Jabir as evidence in another passage of Ruh al-ma`ani (8:71).

-Bakri (Sayyid Abu al-Hasan Ahmad ibn `Abd Allah, d. 3rd c.) in his book al-Anwar fi mawlid al-nabi Muhammad `alayhi al-salat wa al-salam (p. 5 of the Najaf edition) cites the following hadith from `Ali: "Allah was and there was nothing with Him, and the first thing which He created was the light of His Beloved, before He created water, or the Throne, or the Footstool, or the Tablet, or the Pen, or Paradise, or the Fire, or the Veils and the Clouds, or Adam and Eve, by four thousand years."
-
Bayhaqi (d. 458) narrates it with a different wording in Dala'il al-nubuwwa according to Zarqani in his Sharh al-mawahib (1:56 of the Matba`a al-`amira in Cairo) and Diyarbakri in Tarikh al-khamis (1:20).
Diyarbakri (Husayn ibn Muhammad d. 966): He begins his 1,000-page history entitled Tarikh al-khamis fi ahwal anfasi nafis with the words: "Praise be to Allah Who created the Light of His Prophet before everything else," which is enough to disprove al-Ghumari's exaggerated claim that "anyone who reads it will be convinced that the hadith is a lie." Then Diyarbakri cites the hadith as evidence (1:19 of the Mu'assasat Sha`ban edition in Beirut).

-Fasi (Muhammad ibn Ahmad d. 1052) cites it as evidence in Matali` al-masarrat (p. 210, 221 of the Matba`a al-taziyya edition) and says: "These narrations indicate his primacy (awwaliyya) and priority over all other creations, and also the fact that he is their cause (sabab)."

-Gilani (Shaykh `Abd al-Qadir, d. 561) in his book Sirr al-asrar fi ma yahtaju ilayh al-abrar (p. 12-14 of the Lahore edition) said: "Know that since Allah first created the soul of Muhammad from the light of His beauty, as He said: I created Muhammad from the light of My Face, and as the Prophet said: The first thing Allah created is my soul, and the first thing Allah created is the Pen, and the first thing Allah created is the intellect -- what is meant by all this is one and the same thing, and that is the haqiqa muhammadiyya. However, it was named a light because it is completely purified from darkness, as Allah said: There has come to you from Allah a Light and a manifest Book. It was also named an intellect because it is the cause for the transmission of knowledge, and the pen is its medium in the world of letters. The Muhammadan soul (al-ruh al-muhammadiyya) is therefore the quintessence of all created things and the first of them and their origin, as the Prophet said: I am from Allah and the believers are from me, and Allah created all souls from me in the spiritual world and He did so in the best form. It is the name of the totality of mankind in that primordial world, and after its creation by four thousand years, Allah created the Throne from the light of Muhammad himself , and from it the rest of creation." This book has now been translated by Shaykh Tosun Bayrak al-Jerrahi as The Secret of Secrets (Cambridge: Islamic Texts Society, 1994).

-Halabi (`Ali ibn Burhan al-Din, d. 1044) cites it as evidence in his Sira (1:31 of the Maktaba Islamiyya edition in Beirut) and then states: "It provides evidence that he is the root of everything that exists (in creation) and Allah knows best."

-Haqqi (Isma`il, d. 1137) cites it as evidence in his Tafsir entitled Ruh al-bayan and says: "Know, O person of understanding, that the first thing Allah created is the light of your Prophet... and he is the cause for the existence of everything that was brought to existence, and the mercy from Allah upon all creatures... and without him the higher and the lower worlds would not have been created." Yusuf al-Nabahani mentions it in his Jawahir al-bihar (p. 1125).

-Haytami (Ahmad ibn Hajar d. 974) states in his Fatawa hadithiyya (p. 247 of the Baba edition in Cairo) that `Abd al-Razzaq narrated it, and cites it in his poem on the Prophet's birth entitled al-Ni`mat al-kubra `ala al-`alamin (p. 3).

-Ibn al-Hajj al-Abdari (Muhammad ibn Muhammad d. 736) in his book al-Madkhal (2:34 of the Dar al-kitab al-`arabi in Beirut) cites it from al-Khatib Abu al-Rabi` Muhammad ibn al-Layth's book Shifa' al-sudur in which the latter says: "The first thing Allah created is the light of Muhammad , and that light came and prostrated before Allah. Allah divided it into four parts and created from the first part the Throne, from the second the Pen, from the third the Tablet, and then similarly He subdivided the fourth part into parts and created the rest of creation. Therefore the light of the Throne is from the light of Muhammad , the light of the Pen is from the light of Muhammad , the light of the Tablet is from the light of Muhammad , the light of day, the light of knowledge, the light of the sun and the moon, and the light of vision and sight are all from the light of Muhammad ."

-Isma`il al-Dihlawi (Shah Muhammad, d. 1246), one of the leaders of the Wahhabi-influenced Deobandi school in the Indo-Pakistani Subcontinent in one of his booklets entitled Yek rawzah (p. 11 of the Maltan edition) says: "As indicated by the narration: The first thing Allah created was my Light."
Jamal (Sulayman d. 1204) cites it as evidence in his commentary on Busiri entitled al-Futuhat al-ahmadiyya bi al-minah al-muhammadiyya (p. 6 of the Hijazi edition in Cairo).

-Gangowhi (Rashid Ahmad) a leader of the Wahhabi-influenced Deobandi school of India and Pakistan in his Fatawa rashidiyya (p. 157 of the Karachi edition) said that the hadith was "not found in the authentic collections, but Shaykh `Abd al-Haqq (al-Dihlawi) cited it on the basis that it had some grounding of authenticity." Actually Shaykh `Abd al-Haqq not only cited it but he said it was sound (sahih).

-Jili (`Abd al-Karim, b. 766) in his Namus al-a`zam wa al-qamus al-aqdam fi ma`rifat qadar al-bani cites it as evidence. Nabahani relates it in his Jawahir al-bihar (see below).

-Kharputi (`Umar ibn Ahmad, d. 1299) in his commentary on Busiri entitled Sharh qasidat al-burda (p. 73 of the Karachi edition).

-Maliki al-Hasani (Muhammad ibn `Alawi) in his commentary on `Ali al-Qari's book of the Mawlid entitled Hashiyat al-Mawrid al-rawi fi al-mawlid al-nabawi (p. 40) said: "The chain of Jabir is sound without contest, but the scholars have differed concerning the text of the hadith due to its peculiarity. Bayhaqi also narrated the hadith with some differences." Then he quoted several narrations establishing the light of the Prophet.

-Nabahani (Yusuf ibn Isma`il) cites it as evidence in al-Anwar al-muhammadiyya (p. 13), in his Jawahir al-bihar (p. 1125 or 4:220 of the Baba edition in Cairo), and in his Hujjat Allah `ala al-`alamin (p. 28).

-Nabulusi (`Abd al-Ghani d. 1143) says in his Hadiqa al-nadiyya (2:375 of the Maktaba al-nuriyya edition in Faysalabad): "The Prophet is the universal leader of all, and how could he not be when all things were created out of his light as has been stated in the sound hadith."

-Nisaburi (Nizamuddin ibn Hasan, d. 728) cites it as evidence in elucidation of the verse: "And I was ordered to be the first of the Muslims" (39:12) in his Tafsir entitled Ghara'ib al-Qur'an (8:66 of the Baba edition in Cairo).

-Qari (Mulla `Ali ibn Sultan, d. 1014) cites it in full in his book al-Mawlid al-rawi fi al-mawlid al-nabawi (p. 40), edited by Sayyid Muhammad `Alawi al-Maliki. He also said in his Sharh al-Shifa, in commenting upon the Prophet's title "as a Lamp spreading Light" (33: 46): "Muhammad... is a tremendous light and the source of all lights, he is also a book that gathers up and makes clear all the secrets... sirajan muniran means a luminous sun, because of His saying: "He hath placed therein a great lamp and a moon giving light" (25:61). There is in this verse an indication that the sun is the highest of the material lights and that other lights are outpourings from it: similarly the Prophet is the highest of the spiritual lights and other lights are derived from him by virtue of his mediating connection and pivotal rank in the overall sphere of creation. This is also inferred from the tradition: "The first thing Allah created is my light."" (Sharh al-Shifa 1:505)

-Qastallani (Ahmad ibn Muhammad, d. 923) narrates it in his al-Mawahib al-laduniyya (1:55 of the edition accompanied by Zarqani's commentary).

-Rifa`i (Yusuf al-Sayyid Hashim) cites it as evidence in Adillat ahl al-sunna wa al-jama`a al-musamma al-radd al-muhkam al-mani` (p. 22): `Abd al-Razzaq narrated it.

-Zarqani in Sharh al-mawahib cites it (1:56 of the Matba`a al-`amira edition in Cairo) and refers it to `Abd al-Razzaq's narration in his Musannaf.



http://www.livingislam.org/fiqhi/fiqha_e30.html

Jadi kalau mau membahas tentang hadist Jabr ini jangan hannya mendengarkan pendapat Syaikh Al-Gumari saja, harusnya lihat pendapat ulama hadist lain yang mengutip dan membenarkan hadist tersebut.
ABI AFFANSYAH
16-03-2011, 11:23
Kayaknya tulisan aslinya tidak seperti ini deh. Coba kita lihat

"






Ini juga bannyak dirubah pernaytaan Al-Gumari, beliau hannya berkata :






Ini Juga bukan perkataan Syekh Al-Gumari




Ini juga terjemahannya kurang betul



Lihat

- The Guide For Those Confused by the Fabrication of the Hadith of Jabir
(http://marifah.net/hadith/articles/hadith/the-guide-for-those-confused-by-the-fabrication-of-the-hadith-of-jabir.html)

atau

http://www.sunna.info/Lessons/islam_270.html

Intinya Syekh Al-Gumari meng adjust hadist Jabir ini Palsu, karena membang belum ditemukan hadist tersebut. Karena Musnad Abd-Razak sekarang ini bukanlah seluruh hasil tulisan beliau, masih ada yang belum diketemukan.

Bannyak juga ulama-ulama yang mengutip hadist jabir ini, seperti yang disebutkan oleh Syaikh Gibril



http://www.livingislam.org/fiqhi/fiqha_e30.html

Jadi kalau mau membahas tentang hadist Jabr ini jangan hannya mendengarkan pendapat Syaikh Al-Gumari saja, harusnya lihat pendapat ulama hadist lain yang mengutip dan membenarkan hadist tersebut.



Saya tidak komentar dulu Syaikh Zul.


Tetapi KUTIPAN DI ATAS SAMA SAJA "MENABOKI" KI ANGON KARENA DIA TELAH MENUDUH NUDUH SAYA DUSTA KETIKA MENGEMUKAKAN KUTIPAN PERKATAAN AL GHUMARI.





Syeh Abdullah Shidiq Al Ghumari yang ente kutip itu di kitab beliau yang mana ?

saya nanya Mbah google dng key word "Mulhaq ‘an Qashiidatil Burdah" dan "Dzail kitab al-Bushiri Maadihur Rasul" kok yg muncul cuman postingan ente doang ?

gak ada informasi lain yang mendukung tulisan ente ? kalo gak percaya cobain sendiri.


Berarti ente yang bahlu mungkin Ki Angon ...

Buktinya:

Tuh …
Diatas sudah ditunjukkan Syaikh Zul …




Syeh Abdullah Shidiq Al Ghumari itu seorang SUFI, pengikut tarekat SYADZILIYAH, rasanya janggal kalo memusuhi SUFI, makanya saya pertanyakan kebenaran si AFFANSYAH di postingan saya #147

jangan jangan nama beliau hanya dicatut, coz dari Mbah Google juga gak ada informasi yg mendukung penjelasan si Affansyah.

Tuh …
Diatas sudah ditunjukkan Syaikh Zul …



Mungkin Ki Angon ini orang yang suka berbohong sehingga sulit menerima perkataan orang lain walaupun sudah ditunjukkan bukti buktinya ....



Jangan MENILAI ORANG LAIN DENGAN PROBADI ANDA SENDIRI kI aNGON!
Angon
16-03-2011, 13:54
^ ente baca lagi tulisan ZUL, intinya Syeh Al Ghumari tidak menuliskan seperti yg ente tulis / kutip.

artinya tulisan Syeh Al Ghumari telah di tahrif / dipelintir oleh orang yang ente kutip.
zul
16-03-2011, 14:10
Buat Abbi Affansyah

Seharusnya kalau memang benar-benar Abi AFfansyah mempercayai Syekh Ghumari. Harusnya Abi mempercayai semua perkatannya. Seperti di bagian akhir Beliau, menerangkan Hadist dari Maysaroh RA tentang Tawassulnya Nabi Adam AS, terhadap Rosulullah SAW, di mana Ke nabian Rosulullah SAW diberitahukan sebelum terciptanya Adam AS.

Lalu Syekh Ghumari menjelaskan kemulian Rosulullah SAW di atas semua makhluk, di mana malaikat-malaikat sudah mengetahuai akan datangnya Rosulullah, sedangkan untuk Nabi Adam AS malaikat hannya mengetahui setelah terciptanya Nabi Adam, beda dengan Rosulullah SAW.

Dan juga Abbi harus mempercayai bahwa Nabi Adam AS bertawassul dengan diri Rosulullah SAW. Karena Abbi mempercayai Syekh Ghumari, maka otomatis seharusnya mempercayai Tawassulnya nabi Adam AS itu juga


وقال أبو الحسين بن بشران، حدثنا أبو جعفر محمد بن عمرو، حدثنا أحمد بن إسحاق بن صالح، ثنا محمد بن صالح، ثنا محمد بن سنان العَوفي، ثنا إبراهيم بن طَهمان، عن بُدَيل بن ميسرة، عن عبد الله بن شقيق، عن ميسرة قال: قلت: يا رسول الله متى كنت نبيًّا؟ قال: "لما خلق الله الأرض واستوى إلى السماء فسواهن سبع سموات وخلق العرش كتب على ساق العرش: محمّد رسول الله خاتم الأنبياء، وخلق الله الجنّة التي أسكنها ءادم وحوّاء فكتب اسمي على الأبواب والأوراق والقباب والخيام، وءادم بين الروح والجسد، فلما أحياه الله تعالى نظر إلى العرش فرأى اسمي فأخبر أنه سيد ولدك، فلما غرهما الشيطان تابا واستشفعا باسمي إليه" اهـ، إسناد جيد قوي.


Abu Al-Ḥusayn Ibn Bishran said that they were told by Abu Ja’far Muḥammad Ibn ‘Amr from Aḥmad Ibn Isḥāq Ibn Ṣālih, from Muḥammad Ibn Ṣālih, from Muḥammad Ibn Sinan Al-‘Awfi, from Ibrahim Ibn Ṭahmān, from Budayl b. Maysara, from Abdullah b. Shaqīq, from Maysarah that he said: « I said: O Prophet of Allah, when did you become a Prophet? He replied: “When Allah created the earth, turned to the heaven and fashioned it as seven heavens, created the Throne and wrote on the leg of the Throne: ‘Muḥammad the Messenger of Allah is the Seal of the Prophets’. Then Allah created the Paradise in which He made Adam and Eve dwell, wrote my name on its gates, tree-leaves, domes and tents at a time when Adam was in a midway phase between spirit and body. When Allah – Exalted is He – breathed life into him, he looked at the Throne and saw my name, whereupon Allah informed him that ‘He is the best of all your descendants.’ When Satan deceived them both, they repented and sought intercession to Allah through my name ». A good strong chain.

Di sini juga kami tunjukkan bahwa Imam Qastallani dalam kitabnya Mawahib al-laduniyya juga mengutip Hadist Jabir. Apakah Imam Qastallani tidak mengetahui bahwa menurut Abbi hadist tersebut adalah Palsu ?

http://i1102.photobucket.com/albums/g449/zul1976/Hadist%20Jabir/ImamQastallani-HadistJabir.jpg

Kemudian di sini juga kami kutipkan perkataan Imam Abu Abdullah Ibn al-Haaj al-Maliki


"The first thing Allah created is the light (Nur) of Muhammad (Peace Be Upon Him), and that light came and prostrated before Allah. Allah divided it into four parts and created from the first part the Throne, from the second the Pen, from the third the Tablet, and then similarly He subdivided the fourth part into parts and created the rest of creation. Therefore the light of the Throne is from the light of Muhammad , the light of the Pen is from the light of Muhammad (Peace Be Upon Him), the light of the Tablet is from the light of Muhammad , the light of day, the light of knowledge, the light of the sun and the moon, and the light of vision and sight are all from the light of Muhammad (Peace Be Upon Him). [al-Madkhal, Volume 002, Page No. 32-3]

http://i1102.photobucket.com/albums/g449/zul1976/Al-Haj.jpg


Imam Ibnu Hajar Al-Haytami Rah


فقد أخرج عبد الرزاق بسنده عن جابر بن عبد الله الأنصاري رضي الله عنهما قال: "قلت: يا رسول الله بأبي أنت وأمي أخبرني عن أوّل شيء خلقه الله قبل الأشياء؟ قال: يا جابر إن الله خلق قبل الأشياء نور نبيك محمد صلى الله عليه وسلّم من نوره فجعل ذلك النور يدور بالقدرة حيث شاء الله، ولم يكن في ذلك الوقت لوح ولا قلم ولا جنة ولا نار ولا ملك ولا سماء ولا أرض ولا شمس ولا قمر ولا إنس ولا جن، فلما أراد الله تعالى أن يخلق الخلق قسم ذلك النور أربعة أجزاء: فخلق من الجزء الأوّل القلم، ومن الثاني اللوح، ومن الثالث العرش، ثم قسم الجزء الرابع أربعة أجزاء: فخلق من الأول حملة العرش، ومن الثاني الكرسي، ومن الثالث باقي الملائكة

Undoubtedly Abdur Razzaq mentioned with his Sanad from Jabir ibn `Abd Allah who asked: "O Messenger of Allah, may my father and mother be sacrificed for you, tell me of the first thing Allah created before all things." He said: "O Jabir, the first thing Allah created was the light of your Prophet from His light, and that light remained (lit. "turned") in the midst of His Power for as long as He wished, and there was not, at that time, a Tablet or a Pen or a Paradise or a Fire or an angel or a heaven or an earth. And when Allah wished to create creation, he divided that Light into four parts and from the first made the Pen, from the second the Tablet, from the third the Throne, [and from the fourth everything else]

Kemudian Hadist dari Imam Al-Bayhaqqi yang matannya menguatkan Hadist Jabir :


Abu Hurayrah RA meriwayatkan : Bahwa Rosulullah berkata : Ketika Allah menciptakan Adam AS. Allah memberitahu anak cucunya, saat itu Nabi Adam melihat keunggulan beberapa cucunya dari yang lain, lalu Nabi Adam AS melihat saya (Rosulullah SAW) paling akhir dalam bentuk ''CAHAYA YANG BERSINAR", lalu Adam AS bertannya : Ya Allah siapakah ini ? Allah menjawab : Ini adalah cucumu Ahmad, yaitu yang pertama dan yang terakhir, dan dia yang pertama memberi syafaat.

http://i1102.photobucket.com/albums/g449/zul1976/ImamBayhaqiNurAllah.jpg

Lebih lengkapnya

- The Prophet (صلى الله عليه وسلم) is Noor-ul-Bashar (both Noor and Human)

(http://ahlus-sunna.com/index.php?option=com_content&view=article&id=60&Itemid=114)
Angon
16-03-2011, 14:12
@AFFANSYAH

an kt jg ap, tuh @ZUL sendiri yang negesin

ente yg bolot, bukan ane yg keliru
sahabat
17-03-2011, 03:25
hadits nur Muhammad itu hait bodong, meleg-meleg bodong, alias hadits sampah.

itu sebenernya terkontamonasi dari ilmuu faal, bahwa segala sesuatu yang ada dialam ini berasal dari molekul, atau atom. hadits bodong itu memang aneh, kadang nyebut keluar tuh enur itu dari kening, kadang dari rahim laki-laki (prasaan kucing jantan ajah gak punya rahim), pindah-pindah, malah orang yang agamanya yang terdistorsi juga menerima enur tersebut. weleh...weleh...weleh....
filsufsufi
17-03-2011, 09:56
hadits nur Muhammad itu hait bodong, meleg-meleg bodong, alias hadits sampah.

itu sebenernya terkontamonasi dari ilmuu faal, bahwa segala sesuatu yang ada dialam ini berasal dari molekul, atau atom. hadits bodong itu memang aneh, kadang nyebut keluar tuh enur itu dari kening, kadang dari rahim laki-laki (prasaan kucing jantan ajah gak punya rahim), pindah-pindah, malah orang yang agamanya yang terdistorsi juga menerima enur tersebut. weleh...weleh...weleh....
wahai saudara Abiaffa, ini ini baru postingan menghina...yg dihina bukan saja para ulama yang daftarnya saya sebut, tapi jelas2 menghina isi matan hadits nya...

padahal ISI atau matan hadits itu bisa dibahas dgn ilmu kebenaran yang lain, apalagi soal NUR atau CAHAYA, kata itu bersanding dengan nama Allah loh...اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ"ALLAHU NURRUS SAMAWATI WAl ARDHI"

Jadi hati2lah dalam menilai kalau masih bodoh, apalagi sampe menghina seluruh ulama yang memakai hadits tersebut adlam karangan nya...istigfar deh klo lo masih muslim cuy...
don_caprone
17-03-2011, 17:31
oooo gitu ya
diskusi yang bagus nih..

@zul,
kalo ente berpemahaman hadits ttg nur adalah shohih (meskipun dan meskipun haidtsnya lemah)
maka terserahlah...namun apakah berpedoman dan menolak mentah2 hadits ttg nur muhammad ini berimplikasi kepada penghinaan ulama2 yang meriwayatkannya?

(hati-hati zul...strawman) :D
sahabat
17-03-2011, 17:38
wahai saudara Abiaffa, ini ini baru postingan menghina...yg dihina bukan saja para ulama yang daftarnya saya sebut, tapi jelas2 menghina isi matan hadits nya...

padahal ISI atau matan hadits itu bisa dibahas dgn ilmu kebenaran yang lain, apalagi soal NUR atau CAHAYA, kata itu bersanding dengan nama Allah loh...اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ"ALLAHU NURRUS SAMAWATI WAl ARDHI"

Jadi hati2lah dalam menilai kalau masih bodoh, apalagi sampe menghina seluruh ulama yang memakai hadits tersebut adlam karangan nya...istigfar deh klo lo masih muslim cuy...

ini orang, yang disambit Nur Muhammad dengan dongeng-dongengnya, disandingkan dengan Nurrsusamawatii, welehh...weleh...weleh....kebiasaan, yaaa samaaannn...yaaaa...samaaannnn....yaaaa...sssaaamm maaannnn
moslem
17-03-2011, 17:41
oooo gitu ya
diskusi yang bagus nih..

@zul,
kalo ente berpemahaman hadits ttg nur adalah shohih (meskipun dan meskipun haidtsnya lemah)
maka terserahlah...namun apakah berpedoman dan menolak mentah2 hadits ttg nur muhammad ini berimplikasi kepada penghinaan ulama2 yang meriwayatkannya?

(hati-hati zul...strawman) :D

Ya, kalo the gengk di bela, tutup mata.
Jelas jelas engga ada dalam ilmu hadis, hadis "bodong"

Eh ngeluarin istilah baru, ini namanya bergotong royong merusak ilmu hadis.
membodohkan umat
sahabat
17-03-2011, 20:43
Ya, kalo the gengk di bela, tutup mata.
Jelas jelas engga ada dalam ilmu hadis, hadis "bodong"

Eh ngeluarin istilah baru, ini namanya bergotong royong merusak ilmu hadis.
membodohkan umat

emang bedanya apa maudhu ama bodong?
moslem
17-03-2011, 21:18
emang bedanya apa maudhu ama bodong?

Ngeles.
Ente yang punya isitlah "bodong", kenape nanya !?
Kurikulum ilmu hadis yang resmi, tidak ada istilah "hadis bodong".

Lha kurikulum resmi istilah hadis saja tidak digunakan.
Apalagi dijelaskan istilah maudhu.

kacian deh, yuk ya yuuuuuuuukk.:ktawain::terbahak:
Angon
17-03-2011, 23:38
yg bodong = udele itu bocah @sahabat.
sahabat
18-03-2011, 01:23
Ngeles.
Ente yang punya isitlah "bodong", kenape nanya !?
Kurikulum ilmu hadis yang resmi, tidak ada istilah "hadis bodong".

Lha kurikulum resmi istilah hadis saja tidak digunakan.
Apalagi dijelaskan istilah maudhu.

kacian deh, yuk ya yuuuuuuuukk.:ktawain::terbahak:

makanya jangan bawa hadits bodong kesinih malu.
Angon
18-03-2011, 06:30
^ kalo gak ngerti hadis, jangan nyablak ttg hadis ..... bikin malau aja
moslem
18-03-2011, 07:21
makanya jangan bawa hadits bodong kesinih malu.

Tahu malu engga sih , orang yang bawa istilah bodong.


nih KBBI http://pusatbahasa.diknas.go.id/kbbi/index.php

bo·dong Jw a tersembul pusatnya; bujal

#
kok ngomongin puser ?

malu dong ngebahas Islam pake bawa bawa pembahasan puser ( aurat tau ).

Belajar lagi ilmu bahasa sanah, biar tau arti malu.
ABI AFFANSYAH
18-03-2011, 07:36
Buat Abbi Affansyah

Seharusnya kalau memang benar-benar Abi AFfansyah mempercayai Syekh Ghumari. Harusnya Abi mempercayai semua perkatannya. Seperti di bagian akhir Beliau, menerangkan Hadist dari Maysaroh RA tentang Tawassulnya Nabi Adam AS, terhadap Rosulullah SAW, di mana Ke nabian Rosulullah SAW diberitahukan sebelum terciptanya Adam AS.

Lalu Syekh Ghumari menjelaskan kemulian Rosulullah SAW di atas semua makhluk, di mana malaikat-malaikat sudah mengetahuai akan datangnya Rosulullah, sedangkan untuk Nabi Adam AS malaikat hannya mengetahui setelah terciptanya Nabi Adam, beda dengan Rosulullah SAW.

Dan juga Abbi harus mempercayai bahwa Nabi Adam AS bertawassul dengan diri Rosulullah SAW. Karena Abbi mempercayai Syekh Ghumari, maka otomatis seharusnya mempercayai Tawassulnya nabi Adam AS itu juga


Jangan salah sangka, Syaikh Zul.

Saya menampilkan pendapat Syaikh Tasawuf Al Ghumari karena beberapa alasan:

Pertama, menjawab perkataan @filsufsufi yang menyatakan bahwa pihak kami tidak bisa menunjukkan ucapan Al Ghumari mengenai pernyataan beliau bahwa hadist tersebut MAUDHU.

Kedua, MENUNJUKKAN kepada para supih di sini bahwa SALAH SEORANG TOKOH TASAWUF saja mengakui bahwa hadist tersebut MAUDHU alias "bodong"



DERAJAT hadist bahwa Nabi Adam AS bertawassul dengan diri Rosulullah SAW itu bagaimana menurut para ulama, Syaikh Zul?




Di sini juga kami tunjukkan bahwa Imam Qastallani dalam kitabnya Mawahib al-laduniyya juga mengutip Hadist Jabir. Apakah Imam Qastallani tidak mengetahui bahwa menurut Abbi hadist tersebut adalah Palsu ?

http://i1102.photobucket.com/albums/g449/zul1976/Hadist%20Jabir/ImamQastallani-HadistJabir.jpg


Syaikh Zul, saya bukan ahli hadist dan saya sangat awam mengenai ilmu hadist. Jadi saya sekedar mengikuti penilaian para ulama saja dalam hal ini.

Yang mengatakan palsu bukan saya, tetapi Syaikh Al Ghumari dan ulama ulama yang lain.


Saya tidak mengetahui bagaimana penilaian Imam Qastallani terhadap tersebut, apakah beliau meriwayatkan hadist tersebut dengan sanadnya?

Tolong ditampilkan di sini: sannaadnya maannaa?




Kemudian di sini juga kami kutipkan perkataan Imam Abu Abdullah Ibn al-Haaj al-Maliki



http://i1102.photobucket.com/albums/g449/zul1976/Al-Haj.jpg



Imam Ibnu Hajar Al-Haytami Rah



Kemudian Hadist dari Imam Al-Bayhaqqi yang matannya menguatkan Hadist Jabir :



http://i1102.photobucket.com/albums/g449/zul1976/ImamBayhaqiNurAllah.jpg

Lebih lengkapnya

- The Prophet (صلى الله عليه وسلم) is Noor-ul-Bashar (both Noor and Human)

(http://ahlus-sunna.com/index.php?option=com_content&view=article&id=60&Itemid=114)



Silahkan Syaikh Zul, kutipkan sanad yang diberikan oleh ulama ulama tersebut untuk menilai apakah hadist tersebut shahih atau tidak?


Atau barangkali akan Syaikh Zul katakan bahwa SANAD-nya berasal dari GURU BERSANAD NYAMBUNG?

Kalau JURUS "DOGMA GURU BERSANAD NYAMBUNG" itu yang anda pakai, maka ... GAME OVER!
filsufsufi
18-03-2011, 09:13
wahai saudaraku sekalian...Kalo baca tulisan id sahabat n abiaffa, kira2 nambah ilmu yang bermanfaat apa nambah hawa nafsu nya?

kalo gitu lebih baik kita tinggalkan mereka...karena sayang2 klo uda kita latih untuk bersihkan hati dikotorin lagi dgn membaca yg tidak bermanfaat dari kedua id tersebut, wahaby dsini gak ada yg berbobot, sekalinya ada yg berbobot (kang Mushab) tapi gak mau ngaku sebagai salafy-wahaby

orang cerdas memang gak akan masuk wahaby...kalao dia uda jadi cerdas, gak mungkin tetep bertengger di genk wahaby-salafy...paling2 jadi simpatisan
ABI AFFANSYAH
18-03-2011, 09:22
wahai saudaraku sekalian...Kalo baca tulisan id sahabat n abiaffa, kira2 nambah ilmu yang bermanfaat apa nambah hawa nafsu nya?

kalo gitu lebih baik kita tinggalkan mereka...karena sayang2 klo uda kita latih untuk bersihkan hati dikotorin lagi dgn membaca yg tidak bermanfaat dari kedua id tersebut, wahaby dsini gak ada yg berbobot, sekalinya ada yg berbobot (kang Mushab) tapi gak mau ngaku sebagai salafy-wahaby

orang cerdas memang gak akan masuk wahaby...kalao dia uda jadi cerdas, gak mungkin tetep bertengger di genk wahaby-salafy...paling2 jadi simpatisan



Ya ... ya ... ya ...



Supih memang ngaku nya selalu begitu ....

ngaku ngaku paling bersih hatiunya dan lain lain ...

Sejatinya adalah paling kurang ngajar:

Berani membuat buat ajaran sendiri dan menetapkan pahala sendiri
Menyekutukan Allah dengan memuja muja ruih ruh para wali

Dan lain lain ....
sahabat
18-03-2011, 16:01
Wirelessly posted (BlackBerry9700/5.0.0.743 Profile/MIDP-2.1 Configuration/CLDC-1.1 VendorID/240)

Kalau tidak mau menyekutukan Allah dan Ruh , wahabi ya? Kalau begitu saya wahabi.

Yaaa habib, yaaa syekh....yaaa Saaammmaaaannn 3x
filsufsufi
18-03-2011, 20:48
^mohon maaf banget kalian berdua masuk daftar ignore list ane

sampe ane kangen ame guyonan ente berdua
sahabat
19-03-2011, 02:19
^mohon maaf banget kalian berdua masuk daftar ignore list ane

sampe ane kangen ame guyonan ente berdua

dari dulu ngomong gitu, tapi gak dilaksanain, gak konsekwen, gak tegas, gak berkepribadian teguh.

Nur Muhammad itu supih dan Syiah dan dipercayai oleh beberapa kalangan juga, walau sebenernya dusta, bodong dan tidak ada relevansinya dengan agama islam.
Angon
19-03-2011, 09:20
^ ini memang forum bebas, jadi ente memang bebas untuk : NYABLAK

apa itu NYABLAK ? = asal njeplak, sinonim dengan ASBUN = asal bunyi.
sahabat
19-03-2011, 14:02
^ ini memang forum bebas, jadi ente memang bebas untuk : NYABLAK

apa itu NYABLAK ? = asal njeplak, sinonim dengan ASBUN = asal bunyi.

Nur Muhammad itu filsafat Yunani yang diadop, makanya supih ituh hobby ngadop, animisme diadop juga
Angon
19-03-2011, 16:07
wahabi itu demen banget bikin STRAWMAN, biar dapat memvonis orang lain : kapir, syirik, bid'ah, sesat. dosa.

hanya untuk memuaskan selera hawa nafsu niru IBLIS : merasa paling bener.
sahabat
19-03-2011, 16:42
Wirelessly posted (BlackBerry9700/5.0.0.743 Profile/MIDP-2.1 Configuration/CLDC-1.1 VendorID/240)


wahabi itu demen banget bikin STRAWMAN, biar dapat memvonis orang lain : kapir, syirik, bid'ah, sesat. dosa.

hanya untuk memuaskan selera hawa nafsu niru IBLIS : merasa paling bener.

Gimana sih bib, disuruh jangan ngadop animisme, jangan ngadop filsafat yunani, habib malah marah2
Angon
19-03-2011, 16:55
dibilangin jangan niru langkah IBLIS, malah nyablak
sahabat
19-03-2011, 18:13
dibilangin jangan niru langkah IBLIS, malah nyablak

kan iblis sudah berhasil bib, membuat dongeng-dongeng ala animisme, kok habib gak ngerasa sih?
Angon
19-03-2011, 19:07
iya IBLIS berhasil dapat bocah koplax yg mau mengikuti langkahnya : sok merasa paling bener.
sahabat
19-03-2011, 19:39
iya IBLIS berhasil dapat bocah koplax yg mau mengikuti langkahnya : sok merasa paling bener.

lha bib ntu enur katanya dikening, katanya di sulbi, katanya di peranakan, gak betah disatu tempat bib ya?
Angon
19-03-2011, 20:04
pan katanya bocah koplax, tanyakan ke itu bocah.
maknyuz
19-03-2011, 22:00
Kalo di baca dari judul yg TS tampilkan (Nur Muhammad), sepertinya bertentangan dengan hadist, yaitu hadistnya :

Rasulullah Saw bersabda : Janganlah kalian semua melebih-lebihkan aku seperti orang-orang Nasrani melebih-lebihkan Isa anak Maryam. Sesungguhnya aku adalah hamba, maka katakanlah hamba Allah dan utusan - Nya".
(HR. Bukhari dan Muslim).

Terimakasih dan Wassalam
Ungu
20-03-2011, 15:07
Wirelessly posted (ALlahu, bantu aku mencintaiMu: Nokia6030/2.0 (5.11) Profile/MIDP-2.0 Configuration/CLDC-1.1)

:ngantuk:
shafiq
20-03-2011, 16:43
Wirelessly posted (ALlahu, bantu aku mencintaiMu: Nokia6030/2.0 (5.11) Profile/MIDP-2.0 Configuration/CLDC-1.1)

:ngantuk:Gak selesai2 mending tidur aza ka :D
mydiri
21-03-2011, 20:04
Assalamualaikum semuanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar